Bulan Oktober. Saya kembali mulai mereview perjalanan hidup saya.
Saya ingat sekali. Dua tahun yang lalu saya ingin bisa membuat sebuah website. Namun karena keadaan dan kondisi, ketika itu saya belum memiliki kesempatan untuk mempelajari pemrograman web. Satu tahun berselang, dikarnakan beberapa kejadian, akhirnya keinginan untuk bisa membuat website kembali berdesir dalam benak saya. JIka dulu saya hanya sebatas ‘ingin’ bisa membuat website, kali ini saya “benar – benar kepingiiiiiiiiinnn sekali” bisa membuat website. Saya mulai bergerak kearah yang sesuai dengan keinginan saya. Saya datang kepada salah seorang teman saya yang pernah mengikuti workshop pembuatan web, dan mengcopy beberapa software yang saya kira saya butuhkan seperti editor code, engine apache, dsb. Lalu saya datang ke gramedia dan membeli buku “cara cepat membuat toko online”. Well, meskipun pada akhirnya engine2 tersebut tidak pernah saya install dan buku yang saya beli tidak pernah selesai saya baca karena ada missing concept yang membuat saya bingung, keinginan tersebut membawa saya ke Qcollege dan belajarlah pemrograman web disana. Hari ini, hasil dari “benar – benar kepingiiiiiiiiinnn sekali” tadi membuat anda dapat mengakses http://fikrirasyid.com dan http://bloggingly.com.
Saya belajar satu hal : ingin saja tidak cukup. “benar – benar kepingiiiiiiiiiin sekali” disertai tindakan yang mengarah pada hal yang anda inginkan, itu yang anda harus lakukan.
Jadi teringat The Greatest Secret of Greatest Success nya Bapak Tung Desem Waringin :
Hal apapun yang anda pikirkan cukup sering, disertai dengan emosi yang tepat, dapat anda genggam di tangan anda.
Hal ini membuat saya mereview ulang goals saya. mengapa belum terwujud? apakah hal ini yang benar – benar saya inginkan? apakah saya sudah melakukan tindakan yang mengarah kesana? Apakah saya sudah memberinya emosi yang tepat agar hal tersebut terwujud?
Bagaimana dengan anda? 😉
Apakah ada bedanya antara keinginan dengan kemauan?..
menurut saya sama sih. Yang berbeda itu impian dan keinginan.
Impian : Kalau di capai mendapatkan nikmat, tidak tercapai membawa sengsara.
keinginan : tercapai ya syukur, tidak tercapai ya tidak apa apa.
kaKak . .
ada yang bilang,
yang terpenting bukanlah apa yang terjadi disekitar aNda, tapi bagaimana anda menyikapinya dari dalam. .
bagaimana mengelola ‘yang di dalam itu’ kaK ?
bagaimana mengendalikan perasaan ? iNa benci kalau perasaan gak mau nurut . .seLama ini Ina beradaptasi dengan mencoba mengabaikan semua perasaan yang menghalangi, walaupun rasanya seperti terhempas . .
bagaimana menyadari emosi sendiri ?
bagaimana caranya agar kita tahu bahwa saat ini kita hanya sedang marah, hanya sedang bosan, hanya kagum sesaat ?
sempatin di jawab ya Kak,
bagaimana mengelola ‘yang didalam itu’? wah, bagaimana mengelolanya ya? yang saya tahu sih, semakin banyak kita membaca, semakin banyak kita melihat dunia, dan semakin kita menyadari siapa sebenarnya kita dan apa yang sedang terjadi.
kalau menyadari emosi, yang saya tahu sih satu taktik sederhana saja: dalam kondisi emosional, jangan langsung merespons. beri tenggat waktu dari aksi yang kita terima hingga respons balik dari kita. biasanya kita lebih bisa melihat sesuatu dengan lebih menyeluruh saat tidak terlibat secara emosional.
kata seseorang teman, “jangan berjanji di saat bahagia dan jangan membuat keputusan di saat marah”.
nih, sudah saya jawab kan? 😉
ass..
kak, sy mau menempuh ujian..
dan waktu ini adalah waktu yg’genting’buat saya. dimana didepan sana ada hari dimana saya ditentukan masa depannya….
karena itu belakangan ini keinginan saya untuk lulus sangat besar.
saya sudah melakukan tindakan untuk menuju ke sana. tapi tetap saja kurang maksimal…. emosi saya jadi labil…
menurut Anda?
sebentar. yang menentukan masa depan kamu itu ujian atau kehendak Tuhan?
jd, keingat dgn mimpi2Q yg saat ini ada yg t’wujud, ada yg tidak, dan Insya Allah ada yg baru mw t’wujud. makasih fik,,,,tulisanmu meyakinkanQ bhwa smua bisa t’jadi.