reading-actual

Jika tengah berada di lingkungan akademis, saya sering bertanya-tanya: apa yang membuat si A mampu menjawab pertanyaan dengan mudah sementara si B terdiam tanpa suara? Apa yang membuat si Y memiliki IPK 4 sementara si X nasib satu koma?

Memang ada banyak faktor. Namun jika kita pikirkan baik-baik, sebenarnya jawabannya sederhana saja.

Otak manusia itu seperti spons. Dia menyerap apa yang dimasukkan kepadanya.
anonim

Kita adalah apa yang kita makan. Physically, mentally, and intelectually. Mari kita analisa:

Apa yang membedakan seseorang pintar (secara intelektual) dan seseorang yang tidak pintar?
Isi otaknya.

Bagaimana mereka mengisi otaknya?
Dengan memasukan informasi yang berguna ke-otaknya. Dengan memberi input yang berguna. Dengan membaca.

Seorang professor menjadi professor karena dia mengetahui dan menguasai pengetahuan yang dibutuhkan sebagai professor. Sang professor memiliki dan menguasai pengetahuan yang dibutuhkan sebagai professor karena dia telah membaca semua yang seorang professor perlu ketahui.

Kesimpulannya: membaca adalah mata rantai pertama menuju kecerdasan.

Pertanyaannya: apa yang terjadi jika rantai pertama tersebut diputuskan? Apa yang terjadi ketika seseorang berhenti membaca?

Memang ada banyak cara untuk mengisi pikiran anda dengan pengetahuan, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa membaca adalah salah satu metode yang paling efisien dalam mendistribusikan informasi secara efisien.

Tidak perlu penelitan canggih untuk membuktikannya. Cari saja orang yang anda anggap pintar dan perhatikan apa saja yang telah dia baca.

Apa saja yang telah dia baca.

Entah dari internet, buku, jurnal ilmiah, ataupun majalah.

*****

Akhir kata, izinkan saya mengutip terjemahan yang diyakini merupakan ayat pertama yang diturunkan dalam agama islam:

Bacalah! Dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan.
Q.S. Al-Alaq: 1

Sesuatu yang didahulukan pastilah hal yang penting bukan?