Islam yang saya tahu itu tidak main hakim sendiri dan menjunjung tinggi keadlian tanpa pandang bulu, seperti kejadian lebih dari 1400 tahun yang lalu ketika Ali bin Abi Thalib (sahabat, menantu dan salah satu orang terdekat Rasul) yang menjabat sebagai pemimpin negara (amirul mu’minin) kalah dalam persidangan kepemilikan pakaian perang oleh seorang Yahudi di negara yang dipimpinnya sendiri karena tidak bisa menghadirkan saksi dan bukti yang cukup, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Belakangan Yahudi tersebut mengaku bahwa pakaian perang tersebut memang milik Ali dan yang bersangkutan masuk Islam karena terpesona oleh keadilan tanpa pandang bulu tersebut.

Islam yang saya tahu itu tidak emosional dan mudah diprovokasi, seperti Ali bin Abi Thalib yang dalam situasi perang dan di dalam kondisi yang sudah menguntungkan mundur terlebih dahulu untuk berwudhu untuk menenangkan dirinya karena lawannya meludahi mukanya. Beliau takut jika niatnya berperang untuk membela kebenaran dan agama yang diyakininya ternoda oleh emosi pribadi-nya.

Islam yang saya tahu itu pemaaf, seperti Rasul yang memaafkan penduduk Makkah yang dahulu memperlakukannya dengan perlakuan yang tidak dapat kita bayangkan betapa beratnya ketika beliau menaklukkan kota itu manakala beliau sudah menjadi pemimpin Madinah dengan kekuatan politik dan militer yang kuat.

Islam yang saya tahu itu sangat berhati-hati, seperti seorang sahabat yang sengaja memuntahkan apa yang ia makan karena takut ia memakan sesuatu yang bukan hak-nya.

Islam yang saya tahu itu tidak pernah menganiaya, seperti Rasul yang dalam situasi perang MELARANG pasukannya menebang pepohonan, memperlakukan tawanan perang dengan semena-mena dan menyerang pasukan yang sudah menyerah. Pasca perang Badar, bahkan beliau membebaskan tawanan perang tentara lawan dengan imbalan mengajari kaum muslimin membaca.

Islam yang saya tahu itu menghormati kebebasan masyarakat beragama, seperti Rasul yang menjamin kebebasan umat Nasrani dan Yahudi di Madinah serta Umar bin Khattab yang menjamin kebebasan beragama warga palestina dibawah kekuasaannya.

Islam, sepengetahuan saya, secara bahasa dapat diartikan sebagai “keselamatan” & “kedamaian“.

Sepengetahuan saya, Islam memang sangat keras dalam bab aqidah / fondasi keyakinan-nya. Dalam Islam, sepengetahuan saya, dosa terberat adalah menyekutukan-Nya. Namun, kekerasan bukan lah satu-satunya pilihan.

Mendengar berita akhir-akhir ini tentang kekerasan yang katanya didasari oleh agama tersebut, rasanya pilu sekali. Saya bertanya-tanya apa yang mereka ketahui tentang apa yang telah dicontohkan Rasul dan sahabat-sahabatnya dan apa reaksi beliau jika dalam menghadapi kondisi seperti ini? 🙁

P.S.: Jika ada yang punya pengetahuan lebih mendalam mengenai kisah-kisah yang saya kutip ini dan menemukan ada poin-poin yang harus diluruskan, saya mohon kesediaannya untuk mengkoreksi dan berbagi pengetahuan melalui kolom komentar menggunakan tutur bahasa yang baik. Terima kasih.

Background image titled “Muhammad (pbuh), the best of the mankind” is courtesy of Rustam Aliyev.