BBM*
Berkedip-kedip,
Berbunyi-bunyi,
Menarik perhatian dari yang tengah terjadi.
Mendekatkan yang jauh,
Menjauhkan yang dekat,
Membuat topik apapun harus segera dibalas.
Lawan bicara pun terdiam,
Canggung karena yang partisipasi di grup mungkin jauh lebih penting,
Atau lebih genting.
Ikut-ikutan membuka perangkat untuk menunggu,
Atau melamunkan apapun yang bisa dilamunkan untuk membunuh waktu,
Hingga lamunannya berubah menjadi pertanyaan-pertanyaan:
Mengenai hal yang penting,
Hal yang genting,
Hal yang sebenarnya bisa menunggu,
Dan pertanyaan mengenai perasan:
Apakah orang lain merasakan hal yang sama?
Mengenai perasaan diacuhkan karena benda sebesar genggaman itu.
—————————————————————
Fikri Rasyid,
Bandung, 12 Juni 2012
* BBM bisa diganti dengan social network, atau mobile technology apapun.
Ini lanjutan dari tulisan sebelumnya ya?
Jadi ingat sama tulisan ini
BB
Aku tak punya BB
Aku tak tau apa status BB mu
Aku tak punya BB
Khawatirku engkau marahkan aku
Aku minta maaf
“Status BBM bukan untukmu”
Engkau tanggap kata-kataku
Aku bingung
Aku tak baca status BB mu
Aku tak punya BB
Blackberry
Tak punya aku
Aku tak punya
BB
Aku punya
Punya aku
Aku punya Belekbiskuit
Aku punya Bandobaby
Musim BBB
Bukan aku yang katakan
Tapi dia-dia
Aku cuma baca, dalam kata-kata
Musim-musim baru
Bukan hujan, panas, semi, salju
Bukan musim itu
BB
Blackberry
BB
Belah tengah
BB
Behel
Musim-musim baru
Menjadi gagah dalam metropolitan
Menjadi cinta untuk kehidupan
Manjadi sangat butuh dalam hubungan
Musim-musim baru
Membuta dalam pikiran
Mengkais perhatian
Musim-musim baru