ini hasil analisa dan opini pribadi saja. namun hasil obrolan dengan ibunda saya dan beberapa teori yang sedang hangat berkembang seperti law of attraction dan sebagainya mendukung ini juga kok.
Jadi begini. saya sempat mengamati beberapa kenalan, saudara, dan teman – teman saya yang sudah menikah. Dan ternyata saya menarik satu kesimpulan sederhana :
ternyata, hukum ketertarikan juga bekerja disini. Manusia cenderung akan menarik manusia yang sejenis dengannya untuk berpasangan.
Phew. jika anda menemukan sepasang suami dan istri, perhatikanlah. pasti perasaan yang anda akan rasakan tentang keduanya relatif sama. pasti anda akan menemukan kesamaan karakter. jika suaminya tegas-patah-patah, istrinya pun begitu. Suaminya santun, istrinya pun begitu. suaminya kacau, istrinya pun begitu.
Meskipun tidak semua pasangan memiliki kecenderungan memiliki karakter yang sama, tapi kebanyakan begitu. Jika
Kesimpulannya? well, ini berlaku untuk para single seperti saya. Jika kita ( *bahasanya kita ๐ ) Saya yakin semua orang pasti menginginkan pasangan ( meskipun waktu untuk itu bagi saya masih lama, apa salahnya direncanakan. ya tak ๐ ) yang terbaik versi kita. namun sadarlah, kita hanya akan bisa menarik pasangan yang sekarakter dengan kita. Jika anda seorang pemalas menginginkan pasangan berkarakter yang rajin, atau seorang yang tidak taat beragama menginginkan pasangan yang saleh, sadarlah bahwa kemungkinannya sangat kecil terjadi. Jika anda pemalas, kemungkinannya adalah anda akan mendapatkan pasangan yang pemalas juga. Jika anda menginginkan pasangan yang baik, perbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Pasangan yang baik akan datang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Hmm. Terdengar seperti arahan untuk berubah menjadi lebih baik lagi! ๐
let’s change!
P.S : sebenarnya konteks pasangan disini bisa bermacam – macam. Suami – Istri, partner bisnis, rekan kerja, upline – downline, teman diskusi, rekan sehobi, dll. Namun untuk menyederhanakan, saya kecilkan konteksnya di postingan diatas.
Semoga bermanfaat!
๐
pemikiran ku juga sama….salut..kamu sudah bisa menuangkan pikiran melalui tulisan
esensi menulis itu sama dengan membaca, hanya butuh latihan dan pembiasaan saja ๐
pemikiran ku juga sama….salut..kamu sudah bisa menuangkan pikiran melalui tulisan
esensi menulis itu sama dengan membaca, hanya butuh latihan dan pembiasaan saja ๐
pemikiran ku juga sama….salut..kamu sudah bisa menuangkan pikiran melalui tulisan
esensi menulis itu sama dengan membaca, hanya butuh latihan dan pembiasaan saja ๐
Saya punya sudut pandang lain tentang LoA & hubungannya dengan pasangan kita.
Saya baru menikah tahun lalu. Menariknya, saya sebelumnya sama sekali tidak mengenal siapa wanita yang akan saya nikahi waktu itu. Saya hanya sempat berbicara secara langsung padanya sekali sebelum menikah, yaitu pada saat diperkenalkan oleh orangtua.
Btw pernikahan saya ini sebenarnya bisa dianggap sebagai arahan orang tua daripada pilihan saya sendiri. Maksud saya, sebelumnya saya pernah bermimpi menikah dengan seorang yang saya kenal. Dan wanita yang ada di hadapan saya waktu itu bukanlah wanita yang saya kenal.
Saya masih ingat, waktu itu saya bilang, “Cantik apanya ya,” pada ibu saya. Saya tidak merasakan kecenderungan padanya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidup saya nanti bersama wanita ini.
Namun begitu acara walimah selesai & saya masuk ke kamarnya untuk mengenalnya lebih jauh, betapa terkejutnya saya mengetahui bahwa wanita ini adalah ‘jawaban dari doa-doa saya’.
Saya memang tidak mengenalnya sebelumnya. Saya bahkan tidak tahu bahwa orang seperti dia ada. Namun ternyata Allah Maha Tahu. Doa-doa saya, bertemu dengan doa-doa yang wanita lantunkan di setiap sujud malamnya.
Kejutan ini pun, merupakan jawaban dari Allah atas doa saya. Dulu saya pernah patah hati karena seorang yang saya pernah mimpikan ternyata lebih memilih orang lain. Saya kemudian menulis sebuah puisi, supaya Allah memberikan yang lebih baik untuk saya.
Dan ternyata hal ini tidak berhenti untuk pasangan hidup. Hampir semua rekan kerja yang saya dapatkan, adalah ‘orang-orang yang pernah saya impikan, bekerjasama dengan mereka’.
Subhanallah…
Saya punya sudut pandang lain tentang LoA & hubungannya dengan pasangan kita.
Saya baru menikah tahun lalu. Menariknya, saya sebelumnya sama sekali tidak mengenal siapa wanita yang akan saya nikahi waktu itu. Saya hanya sempat berbicara secara langsung padanya sekali sebelum menikah, yaitu pada saat diperkenalkan oleh orangtua.
Btw pernikahan saya ini sebenarnya bisa dianggap sebagai arahan orang tua daripada pilihan saya sendiri. Maksud saya, sebelumnya saya pernah bermimpi menikah dengan seorang yang saya kenal. Dan wanita yang ada di hadapan saya waktu itu bukanlah wanita yang saya kenal.
Saya masih ingat, waktu itu saya bilang, “Cantik apanya ya,” pada ibu saya. Saya tidak merasakan kecenderungan padanya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidup saya nanti bersama wanita ini.
Namun begitu acara walimah selesai & saya masuk ke kamarnya untuk mengenalnya lebih jauh, betapa terkejutnya saya mengetahui bahwa wanita ini adalah ‘jawaban dari doa-doa saya’.
Saya memang tidak mengenalnya sebelumnya. Saya bahkan tidak tahu bahwa orang seperti dia ada. Namun ternyata Allah Maha Tahu. Doa-doa saya, bertemu dengan doa-doa yang wanita lantunkan di setiap sujud malamnya.
Kejutan ini pun, merupakan jawaban dari Allah atas doa saya. Dulu saya pernah patah hati karena seorang yang saya pernah mimpikan ternyata lebih memilih orang lain. Saya kemudian menulis sebuah puisi, supaya Allah memberikan yang lebih baik untuk saya.
Dan ternyata hal ini tidak berhenti untuk pasangan hidup. Hampir semua rekan kerja yang saya dapatkan, adalah ‘orang-orang yang pernah saya impikan, bekerjasama dengan mereka’.
Subhanallah…
Wah, pengalaman anda ini sangat sangat menarik sekali. Thanks sudah berbagi disini ๐
Saya punya sudut pandang lain tentang LoA & hubungannya dengan pasangan kita.
Saya baru menikah tahun lalu. Menariknya, saya sebelumnya sama sekali tidak mengenal siapa wanita yang akan saya nikahi waktu itu. Saya hanya sempat berbicara secara langsung padanya sekali sebelum menikah, yaitu pada saat diperkenalkan oleh orangtua.
Btw pernikahan saya ini sebenarnya bisa dianggap sebagai arahan orang tua daripada pilihan saya sendiri. Maksud saya, sebelumnya saya pernah bermimpi menikah dengan seorang yang saya kenal. Dan wanita yang ada di hadapan saya waktu itu bukanlah wanita yang saya kenal.
Saya masih ingat, waktu itu saya bilang, “Cantik apanya ya,” pada ibu saya. Saya tidak merasakan kecenderungan padanya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidup saya nanti bersama wanita ini.
Namun begitu acara walimah selesai & saya masuk ke kamarnya untuk mengenalnya lebih jauh, betapa terkejutnya saya mengetahui bahwa wanita ini adalah ‘jawaban dari doa-doa saya’.
Saya memang tidak mengenalnya sebelumnya. Saya bahkan tidak tahu bahwa orang seperti dia ada. Namun ternyata Allah Maha Tahu. Doa-doa saya, bertemu dengan doa-doa yang wanita lantunkan di setiap sujud malamnya.
Kejutan ini pun, merupakan jawaban dari Allah atas doa saya. Dulu saya pernah patah hati karena seorang yang saya pernah mimpikan ternyata lebih memilih orang lain. Saya kemudian menulis sebuah puisi, supaya Allah memberikan yang lebih baik untuk saya.
Dan ternyata hal ini tidak berhenti untuk pasangan hidup. Hampir semua rekan kerja yang saya dapatkan, adalah ‘orang-orang yang pernah saya impikan, bekerjasama dengan mereka’.
Subhanallah…