“Bener ngga masalah kalo saya pergi?”

“Ngga apa-apa kok, i’m okay here” – padahal hati kecilnya berteriak: please jangan pergi! I’m alone here! πŸ™

Be Honest by hersley

Be Honest by hersley

Beberapa hari yang lalu saya membaca satu reading passage menarik yang mengatakan perbedaan customs (adat) antara orang UK (United Kingdom – Inggris) dan US (United States – Amerika). Penduduk US cenderung lebih blak-blakan, menyampaikan sesuatu secara terbuka dan apa adanya: jelek ya dibilang jelek, sedangkan sesuatu yang bagus ya dibilang bagus dan diapresiasi. Sedangkan penduduk UK cenderung lebih berusaha untuk polite: Cenderung berusaha tidak menyakiti persaaan lawan bicara dengan mengungkapkan ketidak sukaannya dalam isyarat atau kiasan dari pada pernyataan secara langsung.

Ini topik pembicaraan saya dengan beberapa rekan saya selama beberapa hari belakangan:

Kita perlu belajar untuk tidak munafik.


Dalam pandangan pribadi saya, kita warga indonesia pada umumnya lebih cenderung mirip orang UK: mengutamakan kesantunan, tapi sedikit mengesampingkan kejelasan dan tujuan. Saat kita mendapati seseorang diatas kita (entah itu atasan, orang tua, dosen, atau apapun) mengatakan sesuatu yang sejatinya bertentangan dengan pendapat kita, kebanyakan masyarakat kita cenderung nrimo saja: mengatakan iya didepan mereka dengan dalih kesopanan dan lalu berkomentar pedas saat mereka tidak ada.

Hei, kesantunan macam apa itu?

Dan hal kecil namun tidak bisa kita anggap sepele ini terus terjadi setiap harinya. Berulang-ulang, dalam berbagai kesempatan dan berbagai bentuk komunikasi dan kepada banyak orang: Rekan, sahabat, pasangan, kolega, pembimbing, orang tua, dsb. Entah telah berapa juta kali kita membahasakan “tidak” dengan kata “iya” dengan dalih “enggak-enak” yang kedepannya berakibat fatal.

Saya yakin, kita semua perlu belajar untuk lebih jujur dan terbuka.

Katakanlah kejujuran meskipun hal tersebut pahit, -ujar petuah bijak yang pernah kita dengar.

Mungkin awalnya orang sekitar akan menganggap anda blak-blakan, ekspresif, egois, dan sebagainya karena anda kini lebih jujur dalam mengutarakan apa yang sebenarnya benar-benar anda inginkan. Tapi hey! Hidup yang lebih jujur membawa anda kepada kehidupan yang lebih penuh kan?

Saya yakin bahwa kejujuran (terutama kepada diri sendiri) adalah kualitas yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain: kualitas yang membedakan anda selangkah lebih baik daipada orang-orang sekitar anda. πŸ™‚

Utamakan kejujuran, tapi sampaikan dengan sikap yang sopan dan santun. Bagaimana anda akan mencapai keindahan jika cara-cara anda tidak indah?

Terakhir, saya tutup dengan quotation keren yang saya temukan di profile facebook seorang kawan:

As we grow up, we learn that even the one person that wasn’t supposed to ever let us down, probably will. You’ll have your heart broken and you’ll break others’ hearts. You’ll fight with your best friend or maybe even fall in love with them, and you’ll cry because time is flying by. So take too many pictures, laugh too much, forgive freely, and love like you’ve never been hurt. Life comes with no guarantees, no time outs, no second chances. you just have to live life to the fullest, tell someone what they mean to you and tell someone off, speak out, dance in the pouring rain, hold someone’s hand, comfort a friend, fall asleep watching the sun come up, stay up late, be a flirt, and smile until your face hurts. Don’t be afraid to take chances or fall in love and most of all, live in the moment because every second you spend angry or upset is a second of happiness you can never get back.

Pendapat anda? Sampaikanlah dengan jujur πŸ™‚

Hari ini, saya belajar banyak dari kehidupan, dan bersyukur karenanya πŸ™‚

Bagaimana dengan anda? πŸ˜€