Akhir-akhir ini sebuah pemikiran menyelinap masuk ke otak saya: Mengutip imagine-nya John Lennon, apa yang terjadi jika obsesi akan kepemilikan yang berlebihan dan batas kenegaraan tidak ada?

Coba pikirkan ini:

Katakanlah ada seseorang yang sangat rendah hati, tidak pamrih, tidak haus akan kekuasaan melainkan menggunakan kekuasaan tersebut untuk kebaikan orang banyak dan jelas-jelas jauh lebih baik dari semua “tokoh masyarakat” yang ada di Indonesia. Diperkirakan, orang tersebut akan membawa kemakmuran jika diberi kesempatan memimpin negara ini. Sayangnya, kewarganegaraan Indonesia merupakan syarat mutlak seseorang menjadi pemimpin dan orang tersebut bukan seorang WNI.

Kembali kepada gagasan awal di paragraf pertama, mari kita bayangkan bahwa “seseorang” ini tidak memiliki obsesi berlebihan atas kepemilikan dan keharusan bahwa negara tempat dia berasal harus lebih superior dari negara tempat dia -jika diperbolehkan- memimpin. Selama semuanya sejahtera dan berkecukupan, baginya itu sudah cukup.

Pertanyaannya: apa pendapatmu akan hal ini? Apakah fakta bahwa seseorang lahir di suatu tempat dari orang tua yang tidak seorangpun bisa memilih dari siapa dia akan lahir melebihi kompetensi seseorang dalam menyejahterakan masyarakat?

Silahkan berbagi pendapat kamu.