Imagination is more important than knowledge
-Albert Einstein-
Saya selalu senang berimajinasi. Semua hal tercapai karena ada pemikiran yang mengawalinya. Yap, kalau memimpikannya saja tidak dilakukan, apalagi menjadikannya nyata. Iya kan? ๐
Topik yang sekarang ingin saya angkat, berkaitan dengan kontes blog yang diselenggarakan oleh propertykita.com. Pertanyaan sederhana namun penting dan pasti terlintas di kepala semua manusia dewasa: Rumah seperti apa sih yang anda idamkan?
Sekilas Tentang Rumah
“Ah, saya mah cukup dengan rumah yang sederhana saja. Asal bisa menjadi tempat berlindung yang baik dari terik dan hujan, itu sudah cukup.”
Bagi saya, pendapat seperti itu naif sekali. Seperti yang Maha Kuasa tidak mampu untuk menganugerahkan anda rezeki jika anda berusaha dan berdo’a lebih baik saja. Saya bukannya materialistis, namun berusaha untuk lebih realistis. Kondisi rumah sangat mempengaruhi kondisi psikologis anda dan orang-orang yang anda sayangi yang tinggal serumah dengan anda. Mana ada orang yang hidupnya nyaman tinggal di rumah yang tidak nyaman untuknya? Meskipun, perlu digaris bawahi bahwa semua orang memiliki standar berbeda tentang kenyamanan.
Bagi saya pribadi, cukup berarti sesuai dan mengakomodir berbagai kebutuhan yang kita butuhkan dalam proses kehidupan kita menjadi manusia dewasa yang bermanfaat untuk umat manusia. Dan agar bermanfaat bagi orang lain, saya rasa sebuah rumah perlu menjadi lebih dari sekedar tempat berteduh dan berlindung dari terik dan hujan. Kita memerlukan rumah yang meng-akomodir pemberdayaan potensi kita.
Sebelum saya memulai, ada baiknya anda mengetahui sedikit tentang saya: a 19 years old kid on the way to his dreams. So, yang saya gambarkan secara ekspositif ini gambaran versi ideal yang belum tercapai atas rumah yang saya idamkan dalam beberapa tahun kedepan, seiring dengan pertumbuhan saya.
Rumah yang saya idamkan
Berlokasi di wilayah yang baik secara sosial, namun mudah diakses. Saya kurang senang dengan rumah yang berlokasi di pinggir jalan raya (kalau di indonesia), jadi saya pikir perumahan/kawasan hunian akan baik. Masalahnya, mana ada perumahan di dalam kota seperti Bandung? Haha. Di kawasan hunian yang dekat dengan kawasan usaha seperti daerah Ciliwung – Supratman mungkin asik juga. Banyak pohonnya.
Halaman depan secukupnya saja, asal garasi dan carport cukup untuk lebih dari lima mobil *ohoho*. Well, memudahkan in case saya jadi orang penting yang membutuhkan mobil lebih dari dua dan memudahkan tamu-tamu yang datang. Haha, keberhasilan diawali dari percaya diri lah ๐
Masuk ke dalam rumah, arsitektur rumah merupakan kreasi cerdas atara kemajuan teknologi dan kehangatan tradisional. Unsur kayu dan tanaman hias mungkin perlu digunakan untuk membuat suasana asri. Rumah memiliki komputer utama yang pusat operasi, pusat penyimpanan data, dan router yang terhubung ke jaringan internet dan men-share akses internet untuk penghuni rumah melalui wi-fi.
Ruang tamu disertai dengan sofa yang nyaman. Tidak perlu rak untuk menyombongkan berbagai piala dan medali. Cukup sofa yang nyaman, meja yang cantik, ruangan yang hangat, karpet yang membuat suasana tentram, kudapan sehat rendah lemak dan pigura digital berukuran 30 inchi yang bergantian menampilkan foto dan video keluarga yang diakses melalui komputer utama yang otomatis men-turn off dirinya dikala tiada sesiapapun disana. Hemat energi. Sesekali beralih fungsi menjadi televisi agar tamu tidak bosan menunggu selama sang tuan rumah belum muncul? Boleh juga. Saya mulai berfikir apakah ini rumah atau pesawat terbang komersial. Haha.
Ruang keluarga bernuansa sama dengan ruang tamu: hangat dan cukup untuk satu keluarga berkumpul dan tumbuh bersama. Dialasi karpet yang hangat, sofa yang cukup untuk di duduki keluarga bahagia, Televisi 30 inchi yang terhubung ke komputer utama yang mengakses berbagai Video Podcast dan WebTV favorit. Di sekitarnya, tertata Movie Player (entah HD DVD, BlueRay, atau DVD, whatsoever sesuai dengan perkembangan zaman lah) dan perangkat karaoke. Berjaga-jaga jika karaokean masih saja hype. Haha.
Secara terbuka, bagian belakang ruang keluarga tersambung dengan ruang makan dan dapur dengan kitchen set yang cantik. Kulkas selalu siap dengan bahan makanan dan buah-buahan segar melimpah ruah sebagai kudapan siap saji. Tidak ada ruang untuk makanan instan dan kudapan ber-MSG! Ruang makan terhubung dengan halaman yang ditanami beberapa pohon yang berbuah, disertai dengan saung indah dan taman bunga. Khususnya, anggrek. Hmm.. akan lebih cantik jika disertai kolam renang ya. Haha. Ramai sekali.
Sudut lain dari ruang keluarga terhubung dengan ruangan-yang saya-tidak-tahu-apa-istilahnya (ruang rekreasi kah? seperti Hogwarts saja, hihi) yang menampung berjejer-jejer rak buku ditemani meja tulis dan kursi baca teman mengekspresikan kreatifitas. Yang masih belajar menuntut ilmu, yang bekerja membuka MacBook dan melakukan remote working disana. Diharapkan tempat ini menjadi pusat aktifitas rumah sehingga meskipun penghuni rumah memiliki area privatnya masing-masing di ruang tidurnya, kegiatan utama mereka terpusat di daerah ini. Interaksi antar penghuni rumah tinggi dan suasana hunian yang nyaman tercipta.
Di salah satu sudutnya, tersimpan dengan rapih sebuah keyboard, gitar akustik, bass, drum, standing mic disertai dengan microphone dan amplifier. Jika Adhitya Sofyan mengejutkan orang dengan konsep bedroom musician-nya, saya akan mengejutkan scene musik dengan konsep living room musician yang ajib. Haha. Ah, semoga keajaiban teknologi dan arsitektur dapat menciptakan aksutik ruangan-nya, mengingat ruangan itu disatupadukan dengan ruangan lain. Namun jika keajaibannya belum diciptakan, semoga pengembang rumah menyediakan satu ruang lain yang bisa dibuat menjadi studio keluarga. ๐
Bagian rumah yang lain seperti ruang tidur utama, tiga ruang tidur-tidak-utama (apa sih istilahnya?), dua ruang tidur tamu dan ruang tidur pembantu dibuat nyaman dan mudah untuk di kustomisasi sesuai dengan kehendak dan mood masing-masing penghuni. Mushola dengan lampu yang hangat, lantai lapis kayu dan sirkulasi udara yang menyegarkan terletak di samping ruang rekreasi agar penghuni rumah selalu teringat akan beribadah. Kamar mandi dan toilet? Saya harap integrated speaker yang terhubung dengan komputer utama menyertainya sehingga podcast favorit, untaian motivasi, musik relaksasi dan irama riang bisa menyertai pertapaan saya didalamnya dengan damai. Haha.
Begitulah rumah idaman saya..
Yep, that’s it. (FYI, Beberapa detail saya efesiensikan untuk demi durasi baca anda) Begitulah jika seorang melankolis yang doyan berimajinasi merangkap geek dan half-blood musician menggambarkan rumah idamannya. Terdengar utopis dan berlebihan sehingga tidak mungkin mencapai? Who’s care? Urusan kita adalah mengetahui apa yang kita tuju dan berusaha sebaik-baiknya. Masalah hasil dan rezeki, biarlah Tuhan yang Maha Memungkinkan Segala Sesuatu yang mengatur.
Jadi, begitulah saya menggambarkan rumah idaman saya. Bagaimana dengan anda? Seperti apa rumah idaman anda?
Sebelum anda menjawabnya, izinkan saya mengutip kembali perkataan si jenius fisika ini:
Imagination is more important than knowledge
-Albert Einstein-
Kalau berimajinasi, sekalian saja yang besar. Berimajinasi tidak dipungut bayaran ini. Tapi usahanya yang sesuai ya? ๐
Mungkin tercapai, mungkin tidak. Tapi kalau tidak melakukan apa-apa, sudah pasti tidak mungkin tercapai.
Sekali lagi deh. Saya mengajak anda untuk bermimpi, berimajinasi, dan memikirkan hal-hal yang baik dalam kehidupan:ย Seperti apa rumah impian anda?
๐
rumah yang sangat futuristik
penuh dengan teknologi
tentunya akan butuh biaya yang besar buat ngurusinnya
ya ga apa-apalah, kan nanti jadi orang sukses
amien..
apapun profesi anda, jangan lupa untuk gunakan jasa penasehat hukum, rima rahayu and partners
haha
my comment: …….. ;D
@oma
hihi, amin amin. Semoga kerja sama ini berlanjut di masa depan. hehe ๐
Ya… tentang futuristik itu efek dari ke geek kan gue lah ๐
@Eki
Hihi, What does it mean, Sir? ๐
waw… sangat menginspirasi..
imajinasi detil banget, dan itu bagus banget!
kalau aku siy.. cuma bisa bayanginnya..
terletak di dataran tinggi dimana aku bisa melihat city light Bandung dari belakang rumah..
trus pengen punya rumah pohon.. bukan yang ‘mainan’ ya..
rumah pohon yang nyaman buat baca buku, paling tidak.
Aku pengen atap rumahku ada panel surya.. biar ramah lingkungan..
kalau dalemnya siy, pengen ada home theatre!
Amin.. Amin.. Amin.. hehe
Insya Allah u bakal dapat rezeki melimpah, q do’a kan amiiin
Salam Mas…
Maaf, pastinya saya salah “room” unt nanya tentang “upgrade” wp ke versi 2.8.2. Tp gpp ya mas…
Saya sdh upgrade blog sy dr versi 2.6.3 ke versi 2.8.8 sesuai arahan mas fikri di artikel-nya, tapi pas saya buka di dashboard admin, terjadi mslh sbb :
1. Tampilan-nya tumpang tindih ama menu lama
2. widget-nya tidak bisa berfungsi
3. di sub-header terdapat tulisan “home” 2 buah
saya terimakasih banget kl mas mau nolong & saya tidak keberatan untuk kasih tahu password-nya (via email pastinya). Mohon bantuan ya mas.
Mohon dibalas via japri…. tq
@Sinta
Thanks ๐
Hope it comes true. Kan ada ungkapan yang bilang:
“Tidak mungkin sesuatu terjadi tanpa ada pikiran yang mengawalinya”
So, mari kita mulai dengan pikiran, lalu lanjutkan dengan tindakan! ๐
Anyway, detail rumah pohon, panel surya dan home theatre-nya saya suka sekali. Kombinasi yang indah ๐
ikutan ah,
setiap orang memiliki rumah idaman masing-masing. meskipun saya pun memiliki impian yang muluk dengan rumah yang besar dan mewah full teknologi. dimana semua perangkat terhubung ke komputer dan internet. tapi ya sekedar khayalan. yang terpenting bagi saya rumah itu nyaman dan sehat untuk ditempati sekeluarga. keluarga kecil, bahagia dan cukup lahir batin itu saja.
oia ditunggu komentar berkualitasnya juga dalam tulisan ‘Rumah Impian…’.cheers..
Pengembangan Ide,
kalau begitu, bagaimana ya kang fikri kalau membangun ide untuk membangun penelitian, apakah kita dimulai dari mengamati fenomona yang ada, lalu menyiapkan tindakan-tindakan terus menkonstruksi, dan membangun alur pikirnya yang bagaimana?
mohon dibantu ya..
trimks
sayu suka model rumahnya yang minimalis penuh inspiratif