WordCamp 2010 with fellow Theme Developers

WordCamp 2010 dengan para fellow Theme Developers: @fikrirasyid, @pakzam @andrayogi

Well, tidak tepat dua tahun juga sih. Sudah lebih dari dua tahun saya nyambi jadi freelancer front end web development / WordPress theme developer sembari menyelesaikan pendidikan saya di Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia. Salah satu alasannya sederhana sih: saya dididik oleh ibu saya untuk tidak minta uang melulu. “Masa laki-laki minta uang melulu, ngerakeun” atau “Minta uang nih yeeee“, ujarnya setiap kali saya minta meminta uang jajan pada ibu saya. Karena disindir melulu inilah, saya dorong diri saya terus agar bisa mandiri secara finansial sesegera mungkin. Dan selama perjalanan dua tahun lebih ini, ada banyak sekali pelajaran berharga hal yang saya pelajari:

Memulai

Wisuda Program Q-College. Udah Ngga Tau Kemana Itu Sekolahnya

Wisuda Program Q-College. Udah Ngga Tau Kemana Itu Sekolahnya

Saya tidak pernah meniatkan diri menjadi freelance front end web developer / WordPress theme developer. Seingat saya dulu tahun 2007 saat saya belajar Web Development di Q-college, saya mulai ngeblog dan meng-host blog saya di fikrirasyid.com menggunakan WordPress. Setelah saya mulai ngeblog ini, saya menemui masalah: susah sekali mencari theme WordPress yang sesuai keinginan saya. Akhirnya prinsip ini saya pakai deh:

Kalau tidak ada yang sesuai, ya sudah bikin saja sendiri.

Akhirnya saya pun mulai mencari-cari tutorial cara membuat theme WordPress, sekalian belajar mengenai HTML, CSS, dan berbagai buzzword seputar front end web development. Setelah selesai membuat satu theme, saya zip kemudian bagikan theme kreasi saya di blog ini (jika kamu cari, mungkin masih bisa menemukan theme – theme tersebut di gundukan arsip blog ini :)) ). Selain itu, saya selalu meneempatkan credit narsistik di area footer dari theme yang saya buat seperti “Designed & Developed by Fikri Rasyid”

Satu tahun berselang, seseorang mengirimkan email ini:

“Saya punya desain dalam format .AI, bisa ngga kamu buatkan menjadi WordPress theme?”

Loh, tahu saya dari mana Pak?

“Internet, blog, etc”

Kids, that was the story of how i got into WordPress theme development gig.Β Lesson learned:

  • Kalau kamu punya skill, tunjukan ke orang lain. Who knows you is important.
  • Kalau tidak ada yang sesuai, ya sudah bikin saja sendiri
  • Dari kamu bisa sesuatu sampai orang lain tahu kamu punya skill apa itu butuh waktu
  • Sharing = marketing
  • Dimana ada masalah, disitu ada peluang

Perjalanan

Berbicara Mengenai WordPress

Pernah beberapa kali diminta untuk berbicara mengenai WordPress

Setelah beres satu project pertama, nampaknya klien ini puas dengan hasil pekerjaan saya. Yang saya lakukan untuk ‘memuaskan’ klien ini kurang lebih:

  • Lakukan yang terbaik
  • Jangan banyak alasan
  • Jika ada aspek teknikal yang memungkinkan sesuatu tidak bisa dicapai, jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tawarkan solusi yang lebih baik
  • Beri kabar mengenai progress project SETIAP HARI KERJA
  • Jangan banting harga: kalau kamu menghargai jasa kamu terlalu rendah, kamu akan jadi kurang semangat mengerjakan project yang kamu dapat karena ingat “ah, bayarannya ngga oke
  • Perkirakan waktu pengerjaan yang rasional, dan selesaikan sesuai jadwal
  • Jika klien perlu masukan, berikan pendapat yang objektif dan diskusikan dengan baik.

Setelah beres satu project ini, ternyata sang klien menawarkan pekerjaan yang lain. Lalu yang bersangkutan mereferensikan nama saya ke orang lain yang mana membuat saya mendapatkan project dari klien yang lain, demikian seterusnya. Jika dihitung-hitung, total klien saya tidak banyak, namun klien-klien ini hampir selalu datang lagi dan menawarkan project yang lain karena (mungkin) merasa nyaman dengan service yang saya berikan.

Alhamdulillah yah, cukup lah buat jajan Apel songhek πŸ˜€

Sekarang

Acer Extensa & MacBook Pro

Kiri: laptop perjuangan pinjeman dari Ibu yang bisa melahirkan laptop sebelah kanan :')

Kondisi sekarang sangat baik. Sangat baik jika dibandingkan dengan waktu disaat saya naru mulai menjadi front-end web developer. Kalau dulu masih pinjam laptop Acer hitam ibu yang saya install windows 7, sekarang Alhamdulillah bisa menggunakan Mac Book Pro hasil usaha sendiri. Jika diukur dari segi finansial pun, saya pikir jika dihitung-hitung income diatas USD 500 / bulan untuk standar mahasiswa semester akhir dengan gaya hidup kelas menengah Indonesia ini sudah lumayan dan patut di-syukuri sekali. Untuk sampai ke tahap ini, ada lebih banyak lagi hal yang saya pelajari:

  • Selesaikan pekerjaan sesuai ekspektasi dan jadwal
  • INI PENTING: ada waktu dimana klien memberikan job description yang belum saya kuasai / lakukan sebelumnya. Ketika mendapati hal seperti ini, mengkondisikan diri untuk selalu well-informed akan sangat bermanfaat. Yang saya lakukan adalah mengetahui prinsip-prinsip dari spesifikasi yang diinginkan, lalu jika hal tersebut pernah saya lihat sebelumnya atau ada orang lain yang sudah pernah melakukannya, maka hal tersebut seharusnya bisa saya lakukan juga.
  • Dalam satu tahun, biasanya ada satu atau dua bulan dimana sepi project. Untuk menghadapi waktu seperti ini, biasakan untuk memiliki tabungan. Bisa juga dialokasikan untuk liburan / refreshing.
  • ALOKASIKAN WAKTU UNTUK BERISTIRAHAT AGAR TIDAK STRESS
  • Menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal, kadang bermakna berkompromi dengan kegiatan / kepentingan lain + kurang tidur. Brace yourself. Jangan manja.
  • Perlahan – lahan, naikan kemampuan, kualitas pekerjaan dan kompetensi. Seiring dengan menaikan kapasitas diri ini, bayaran secara logis seharusnya naik juga. Terus menerus berada di lokasi yang sama dengan bayaran yang sama bisa jadi pertanda kalau kemampuan kita tidak kemana-mana.
  • Kuasai bahasa inggris. Saya beberapa kali mendapat klien dari luar negeri. My English skill saved my ass a lot.
  • Saya mengalami berbagai kegagalan sepanjang perjalanan saya. Entah sudah berapa kali saya gagal mengembangkan ide yang sudah mulai berjalan. Pandangan saya: Ya lebih baik dari lima kali usaha gagal tiga dan berjalan dua, daripada tidak ada usaha, tidak pernah gagal dan tidak berjalan kemana – mana.

Kedepannya

Saat ini saya di-hire per rentang waktu tiga bulan oleh tim digital media development salah satu institusi pendidikan swasta ternama yang sangat awesome sembari menyelesaikan program sarjana saya di bidang pendidikan bahasa Inggris. It is a great time. Saya belajar banyak sekali hal baru dan merasa sangat nyaman sekali (*jeng jeng comfort zone*) selama mengembangkan berbagai jenis hal disana. Tapi yang saya tahu: jangan stuck di satu titik. Saya harus terus berkembang. Saya harus terus cari, kembangkan dan lakukan hal-hal baru yang bisa membuat kapasitas diri saya lebih baik lagi.

Sometimes life hits you in the head with a brick. Don’t lose faith. I’m convinced that the only thing that kept me going was that I loved what I did. You’ve got to find what you love. And that is as true for your work as it is for your lovers. Your work is going to fill a large part of your life, and the only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work. And the only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking. Don’t settle. As with all matters of the heart, you’ll know when you find it. And, like any great relationship, it just gets better and better as the years roll on. So keep looking until you find it. Don’t settle.

 

Steve Jobs