Mengenai Ateisme

by | Aug 26, 2012 | Essays

escence road

Pada dasarnya ada beberapa hal yang tidak masuk logika gue mengenai ateisme atau konsep mengenai ketiadaan Tuhan. Hal-hal ini mungkin logic buat elu tapi ngga logic buat gue. Well pada dasarnya kita mengalami pengalaman dan perjalanan yang berbeda. Apa yang kita baca juga berbeda. Ngga heran pemahaman dan apa yang kita yakini berbeda. Gue bisa jadi benar namun bisa saja salah. Bisa jadi elu yang benar, tapi bisa aja elu yang salah. Gue menulis ini bukan untuk nge-judge keyakinan elu dan menyatakan kalo gue yang paling benar. Ini hanya pikiraneun (hal yang terpikirkan, bahasa sunda) yang gue pikir akan menjadi lebih bermanfaat dan menarik jika didiskusikan alih-alih gue pendem sendiri.

Sejauh yang gue tau:

  1. Jika tidak ada Tuhan maka konsekuensi logis-nya segala sesuatu itu terjadi secara kebetulan. It just happens, that’s that.
  2. Jika ada Tuhan, maka konsekuensinya segala sesuatu itu terjadi karena ada desainnya, atau ada tujuannya. It happens by design.

Ini yang buat gue ngga logic: buat gue, mustahil jika semuanya terjadi secara kebetulan. It should be designed. Keyakinan terhadap hal ini menjadi semakin kuat setelah beberapa tahun belakangan gue nge-freelance bekerja dengan berbagai designer untuk membuat halaman web. Terkesan ngga nyambung memang, tapi ini yang gue sadari: Sesuatu yang well-designed itu ngga ujug-ujug tercipta. Suatu produk yang didesain saja bisa jadi hasilnya ngga oke, apalagi sesuatu yang ngga didesain. Designing things is freakin hard. Mengutip opininya Dustin Curtis disini, desain yang baik itu tidak kelihatan. Suatu hal baru keliatan terdesain dengan baik jika kita sudah melihat dan merasakan hal lain yang tidak terdesain dengan baik.

Kehidupan, gue pikir sesuatu yang ter-desain dengan sangat baik. Balance. Yin dan Yang. Manusia bisa merasakan derita yang luar biasa, lalu beberapa saat kemudian bisa merasakan bahagia tidak terkira. Banyak hal yang kita tahu dan banyak hal yang masih misteri.

Sejauh yang gue tau, organisme hidup merupakan bentuk yang sangat kompleks yang bahkan belum ada ilmuwan yang bisa mereplikasinya dari nol, bahkan dengan segala kemajuan teknologi yang kita miliki. CMIIW. Sulit bagi gue untuk membayangkan ketiadaan, lalu tiba-tiba boom semuanya muncul. Sama sulitnya dengan membayangkan ketiadaan, lalu tiba-tiba boom muncul iPod out of nowhere.

Pasti ada prosesnya. Pasti ada desainernya. Pasti ada tujuannya.

Kita manusia saja yang memiliki keterbatasan dalam mencerna dan menjelaskannya.

Kemampuan manusia terbatas. Banyak hal yang kita coba pecahkan seumur hidup kita namun belum terpecahkan juga. Banyak hal yang kita tahu ada tapi tidak bisa kita indra tapi kita tahu adanya. Contohnya nyawa. What the heck is that? Gue ngga pernah tau apa wujudnya nyawa dan bagaimana rupanya. I just know that it is there. Kalo ada nyawa kita hidup, kalo ngga ada nyawa meskipun tubuhnya masih bisa fungsional orangnya akan tetap mati. It’s a life mystery. Tiga hal yang gue sebutkan diatas: proses, desainer & tujuannya, setidaknya buat gue, merupakan hal yang sama. I know it’s there but i don’t know (yet, probably) what it is, how does it look like, etc.

NOTE:

  1. Gue selalu mencoba menghargai hak orang lain dalam berkeyakinan. Jangankan berbeda keyakinan, berbeda pendapat pun silahkan. Gue ngga berniat menyerang pihak tertentu melalui posting ini. Hanya saja ada karena gue terkadang melihat opini beberapa kenalan di Twitter dan berbagai social media lainnya, gue jadi terpikirkan beberapa hal ini. Feel free to agree, feel free to disagree, feel free to comment. I’m open to discussion. Just please don’t be an asshole, jangan maksain kehendak. Komentarnya santei saja tidak perlu pake emosi 🙂
  2. Berdasarkan apa yang gue baca di berbagai media, satu counter-argument yang hampir pasti akan muncul adalah sanggahan “Jika ada Tuhan, mengapa masih ada yang menderita dan mengapa masih ada ketidakadilan?“. Jawaban gue untuk saat ini, mungkin itu mekanisme yang didesain agar manusia berkembang, atau agar yang kuat membantu yang lemah. Mungkin itu ujian. Mungkin itu desainnya agar manusia berusaha. Seperti yang sudah gue tulis disini, mungkin itu caranya agar umat manusia naik tingkat. Tulisan yang buat gue menarik dan secara garis besar gue amini seputar hal ini adalah tulisannya Pandji Pragiwaksono (presenter, MC, stand-up comedian, author) dan Armein Z (dosen di ITB yang tulisan blog-nya gue sangat gemari). Sebelum membuat sanggahan atau tambahan, gue sarankan baca kedua posting mereka dulu.
  3. I may be right or wrong, afterall. Banyak hal yang gue belum tahu. Pardon me for that. You have your right to have and defend your own belief. 🙂
  4. Kalau elu menulis komentar dan tiba-tiba poinnya menjadi banyak dan panjang sekali, ada baiknya jika poin utamanya elu post di blog lu dan kemudian di-link tulisannya kesini. Ini menghindari lelucon “loh kok malah jadi ngeblog di kolom komentar lu ya gue fik?” :))

0 Comments