Mereka bilang pendidikan formal itu penting. Mereka bilang uang juga penting.
Entah berapa ribu jam waktu yang saya habiskan di bangku pendidikan formal, tapi saya pikir tidak ada satu jam-pun dari pendidikan formal (yang saya terima) yang secara signifikan mengasah keterampilan finansial saya untuk menjadi manusia yang mampu untuk mandiri secara finansial. Saya tidak berbicara mengenai konsep kewirausahaan yang sekarang sedang digadang-gadang dan dipaksakan masuk ke kurikulum sehingga dalam beberapa kasus diajarkan oleh pengajar yang belum berpengalaman dalam berwirausaha secara praktis. Saya berbicara mengenai keterampilan dan wawasan yang lebih mikro, personal dan praktikal: manajemen keuangan, tata cara berhutang, logika menabung, investasi personal, mengubah keterampilan menjadi penghasilan, menciptakan peluang di dalam keterdesakan, wirausaha dan menjadi pegawai, dll.
Mempertimbangkan hal ini, saya tidak terlalu heran lagi mendapati fakta bahwa negara ini terus mengirimi warganya mempertaruhkan nyawa di negeri asing demi sejumput penghasilan. Hanya itu solusi yang orang bersangkutan bisa lihat.
Miris. Saya rasa ada yang tidak tepat dan harus diperbaiki.
Fikri Rasyid, Mahasiswa semester 6 Pendidikan Bahasa Inggris UPI ditengah mencuatnya kasus Tenaga Kerja Indonesia yang dipancung di Saudi Arabia.
pemikiran sederhana tapi patut dipertimbangkan oleh semua pihak,.
Pendidikan sekarang menurut saya pun hanya berorientasi dengan kecerdasan semata. Hanya anak yang menonjol dalam belajar yang di ungkit, sedangkan yang biasa, terasa dilecehkan bahkan dikucilkan. Apalagi dengan biaya pendidikan yang tinggi.
selain kecerdasan apalagi yang mau dijadikan orientasi pendidikan?