Beberapa bulan lalu seorang teman yang saya kenal via blog bertanya kepada saya bagaimana cara sayaย menjaga IPK dan pekerjaan freelance. Saat itu saya berjanji akan menulis blog post mengenai topik tersebut namun terus menerus saya tunda karena saya ingin tahu IPK saya semester ini saat pekerjaan freelance lagi cukup banyak. Well, agar objektif dan terbukti sih maksudnya :p
Sebelum kita mulai, untuk memberikan gambaran jelas, ada beberapa fakta yang saya rasa penting yang harus kamu ketahui dahulu mengenai saya:
- Saya kuliah di jurusan pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia. Masuk tahun 2008.
- Kedua orang tua saya dosen. Ayah saya sarjana bahasa Arab, ibu saya kimia. Jadi secara genetis (mungkin, CMIIW), seharusnya, saya ada bakat bawaan mengenai bahasa dan pendidikan.
- Sebelum masuk jurusan ini, grammar saya sangat parah. Well, sekarang juga belum termasuk excellence sih lol Tapi saya memang sudah mengerti bahasa Inggris untuk komunikasi. Terbiasa baca BANYAK tulisan dalam bahasa Inggris (kebanyakan baca tutorial)
- 4 semester, saya baru dapat C satu kali (karena kurang nol-koma-sekian poin). Sisanya A dan B.
- IPK paling rendah saya 3.4, paling tinggi 3.6. Fakta ini penting bukan untuk menyombongkan diri, tapi agar kamu memiliki gambaran jelas mengenai apa yang saya katakan.
- Selain kuliah, kegiatan saya sejauh ini berkisar antara ngeblog, dan freelance front-end web development (membuat custom theme WordPress sesuai desain yang dibuat client, slicing .PSD ke HTML/CSS dan menghandle tampilan dari CMS) dan main musik (insidental). So far so good, lumayan lah untuk bayar internet perbulan dan gaya hidup sehari-hari (netbook dan smartphone untuk keep in touch dengan klien, akomodasi sehari-hari seperti bensin dan biaya komunikasi, jalan-jalan, makan siang dan beli buku) sudah bisa bayar sendiri.
- Dan yang paling penting, adalah saya tidak terlalu pintar-pintar amat. Seriously.
Oke, itu faktanya. Kalau ada yang kamu ingin tanyakan lagi, bisa lewat kolom komentar atau akun twitter dan facebook saya.
Sekarang ini tipsnya:
1. Jurusan yang sesuai bakat bawaan
Izinkan saya untuk jujur: saya aslinya ingin masuk FSRD ITB, tapi sayang tidak lolos. Ibu saya menyarankan masuk Bahasa Inggris karena tahu bakat bawaan saya itu ada di bahasa. Sekarang saya mulai mengerti apa maksud ibu saya.
Saya pernah baca bahwa ada beberapa tipe kecerdasan manusia seperti analitik, sosial, bahasa, ruang, dan lain-lain. Kalau kamu mengikuti kecerdasan bawaan kamu, mungkin hasilnya akan lebih bagus.
Anyway, hal ini tidak berarti kamu harus kuliah sesuai bakat bawaan kamu atau kamu harus pindah jurusan ya. Bisa saja passion kamu bukan di jurusan yang sesuai bakat bawaan kamu, ya lebih baik ikuti passion kamu saja. Ingat, judul tulisan ini “Tips menjaga IPK”, bukan “Tips sukses dalam hidup”.
2. Pastikan kamu diketahui dosen
Orang tua saya dosen, jadi saya tahu fakta ini: Mahasiswa yang ditangani oleh dosen itu BANYAK sekali, jadi pastikan kalau kamu “dikenal”. Pastikan kalau kamu dikenal karena hal-hal positif mengenai kamu, misalkan aktif di dalam kelas, rajin memberi pertanyaan kritis, membantu hal-hal administrasi (bisa dicapai dengan menjadi Ketua mahasiswa – KM), dll.
Manfaat dari hal ini: banyak mekanisme pemberian nilai yang menghitung partisipasi mahasiswa. Jadi misalkan nilai kumulatif kamu anjlok, siapa tahu partisipasi kelas kamu bisa membantu.
3. Jangan absen kecuali untuk hal-hal yang penting
Seriously. Di jurusan saya, kebanyakan dosen menerapkan batas minimal kehadiran 80%. Untuk mata kuliah berisi 2 SKS, artinya maksimal absen adalah 2 kali. Banyak teman saya “tergelincir” karena hal ini. Awalnya “ngambil jatah” absen. Saat akhir perkuliahan ada hal penting yang urgent hingga akhirnya terpaksa nambah absen dan ujung-ujungnya nilainya D lol.
4. Jangan mencontek
Kalau saya, saat ujian daripada mencontek, lebih baik mengarang bebas (tapi masih lebih baik jawab dengan benar lah ๐ ). Well, kalau saya sih lebih baik tahu kemampuan saya apa adanya daripada terlihat tinggi padahal hasil lirik kanan-kiri.
5. Belajar
Belajar! Lakukan yang terbaik! Seriously, memangnya kuliah untuk apa lagi?
6. Bergaul dengan orang-orang pintar
Sudah baca fakta mengenai saya kan? Yap, saya tidak pintar-pintar amat, jadi saya pastikan kalau saya punya teman-teman pintar untuk bertanya hal-hal yang tidak saya kuasai. Tandai mahasiswa-mahasiswa pintar di kelas kamu, lalu binalah hubungan baik dengan mereka. Kalau tidak pintar-pintar amat, semoga ketularan pintarnya orang lain ๐
7. Berfikir positif
Oke, ini bukan tips motivasi, tapi setahu saya orang yang dalam hidup dikategorikan berhasil hidupnya selalu punya jalan pikiran yang keren sekali. Cara berfikir -misalnya- seperti ini dapat membantu:
Kalau orang lain bisa, saya juga harusnya bisa dong.
Get what i mean? ๐
Yap, itu dia tips menjaga IPK dari saya. Silahkan diaplikasikan dan semoga bermanfaat. Kalau ada yang mau bertanya atau menambahkan silahkan berbagi di kolom komentar. Jika ada hal yang terlewat akan saya update sesegera mungkin. ๐
P.S.
- Dapat diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan akademis saya belum berarti dapat diaplikasikan secara persis dalam kehidupan akademis kamu. Setiap orang kan unik. Sesuaikan dan pahami ilmunya, jangan taklid ๐
- Tahun ini saya memutuskan untuk jadi pembimbing mahasiswa baru. I wonder if they read this lol
Inspiring me:D great fikry
thanks ๐
anyway, i believe that it should be “inspires me” rather than “inspiring me” ๐
I think you should say “inspiring post” or “inspiring tips”.
You cannot say “inspires me” because your sentence is not complete yet.
Every sentence in English need at least 2 part, subject and predicate.
But you don’t need to use subject in imperative sentence (kalimat perintah).
So your sentence “inspires me” means inspirasikan aku. And I believe that is not what you want to say.
Thanks, I know exactly that an English sentence should have at least subject and verb. What do i mean by inspires me is actually “it inspires me” or “(tulisan) ini menginspirasi saya” in Bahasa Indonesia, not “tulisan yang menginspirasi” or “tips yang inspiratif” since what i was suggesting is correction for expression which uses “me” as an object.
I simply delete the subject – i’m using oral language in written sentece. ๐
great job!
mahasiswa emg ga jamannya lagi kerjaannya kupu2-kuliahpulangkuliahpulang, walo aktivitas bejibun IPK ga boleh dibiarin terjunbebas..
oia, ada lg, selain yg tujuh diatas, ce khususnya niatin smw yg ce lakuin terbaik utk jihad sbg pelajar, pertanggungjawaban kita sama Sang Pemberi Kesempatan, kesempatan bwt kuliah dan ngelakuin hal yg lain itu suatu hal yg luar biasa…
oia, insyaAllah tidak berniat utk dpt nilai di bawah B, sekarang n buat besok2..
mari kita berburu A+
#optimism
yap, itu dia ๐
wah, itu backgroundnya ada si atem, wkwk
addeuh… wkwk :p yoi, ini pas presentasi mata kuliah bimbingan konseling ๐
Terima kasih banyak Mas Fikri… Tulisan keren ini memberi saya cukup bekal untuk mulai jadi mahasiswa tahun depan. ๐
sama-sama. semoga bermanfaat ya ๐
oke deh, pencerahan buat para mahasiswa ๐
trus gmana caranya kita tau dmana bakat kita??soalnya kadang banyak yang kita suka tapi belum tentu kita berbakat didalamnya..
๐
Baca bukunya @ReneCC “your job is not your career”. Sudah pernah saya ulas disini: http://fikrirasyid.com/ulasan-buku-your-job-is-not-your-career/ ๐