Awal bulan lalu, akhirnya saya memutuskan untuk meng-upgrade sistem operasi MacBook saya ke OSX Lion. Hal ini mungkin basbang sekali untuk sebagian orang karena sudah beberapa bulan silam Apple merilis varian terbaru dari sistem operasi untuk Macintosh-nya. Bagaimanapun, saya memiliki alasan saya sendiri untuk ‘menunda’ dan tidak menjadi early adopter untuk hal ini :p
Setelah dua pekan lebih menggunakannya, berikut ini beberapa fitur dan hal yang cukup menarik perhatian saya:
“Sharper” Interface
Iterasi yang dilakukan Apple untuk produk-produknya selalu membuat produk tersebut menjadi lebih tajam dan solid. Dulu saat melihat iPhone 3GS, saya pikir desainnya sudah keren sekali dan entah bagaimana membuatnya menjadi lebih keren lagi. Ketika iPhone 4 keluar, saya pikir ini lebih keren, tajam dan “bold” daripada iPhone 3GS.
Begitu pula yang terjadi dengan OSX 10.6 Snow Leopard dan OSX 10.7 Lion. It’s sharper and bolder.
Monochromatic Icons
Ada yang mengatakan ikon-ikon yang bernuansa monokrom ini membuat tampilan Lion menjadi lebih “dingin”. Beberapa sumber yang saya baca (lupa tautan-nya XD) mengatakan bahwa Apple berusaha membuat antarmuka yang lebih menonjolkan konten daripada aplikasi. Saya lebih pro Apple dalam hal ini. Somehow pendekatan ikon yang monokromatik ini mengingatkan saya kepada “social design”-nya Facebook deh.
Inverse Scrolling & No Scrollbar
Inverse scrolling ini awalnya membingungkan sekali. Tapi lama kelamaan terasa terbiasa juga, terutama jika terbiasa menggunakan iOS. Sama halnya dengan scrollbar yang by-default disembunyikan. Scrollbar hanya akan muncul jika kursor meng-hover area yang memiliki scrollbar saja. Awalnya saya mengalami disorientasi juga, tapi lambat laun rasanya antarmuka menjadi lebih ‘clean’.
Mission Control
Seriously, fitur ini benar-benar mantap.
Masalah pertama yang saya alami ketika hijrah dari Windows / Ubuntu ke Macintosh adalah behaviour-nya terhadap switching antar aplikasi. Pada Windows & Ubuntu, control + tab akan memunculkan opsi untuk berganti file, entah apapun App yang membukanya. Pada Macintosh, command + tab akan memunculkan opsi untuk berganti app. Untuk berganti window / file yang tengah dikerjakan oleh App tersebut, gunakan command + ~.
Ketika sudah terbiasa dengan paradigma perbedaan switching app dan file-nya Macintosh, hal ini membawa keuntungan tersendiri. Di sisi lain, kebutuhan untuk switching ke window / file lain “secara langsung” terkadang tetap dibutuhkan. Mission control menjawab kebutuhan ini.
Multi-touch gesture
Hail Apple! Gesture favorit saya adalah swipe left / right / up / down empat jari. Seriously saving up my time. Swipe dua jari untuk pindah halaman juga bermanfaat, namun seringnya malah menjadi mengganggu di beberapa aplikasi, terutama di web browser yang mana gesture ini diinterpretasikan sebagai forward / back web page.
Full Screen App
Fitur ini menyenangkan jika sedang bekerja dengan fokus pada satu App. Jika sedang bekerja dengan berbagai app secara simultan (let’s say web development, dimana saya harus mengecek di web browser lalu kembali ke code editor terus menerus) hal ini malah menjadi membingungkan karena app yang sedang dalam kondisi “full-screen” dianggap sebagai new desktop oleh Lion. Horizontal slidingnya itu sudahlah memakan waktu, memberi efek pusing pula 😐
Resume
Membuka file-file yang terakhir dibuka ketika me-launch suatu aplikasi. Buat saya sih malah menjadi membingungkan. Ketika saya sudah selesai dengan suatu file / pekerjaan yang terwakili dengan meng-quite aplikasi tersebut, saya tidak memiliki ekspektasi untuk membuka kembali file tersebut ketika membuka app yang tadi sudah saya tutup.
Contoh spesifik: membuka image melalui preview yang diikuti dengan terbukanya image-image lain yang sudah saya tutup.
Linen texture is everywhere
Saya pikir ini salah satu citarasa iOS yang dibawa Apple ke OSX. Saya pribadi belum paham mengapa Apple begitu ‘into’ linen texture.
The awesome Mail.app
Antarmuka mail.app di Snow Leopard itu sangat menyebalkan, terutama untuk saya yang sudah cukup terbiasa dengan conversation view-nya Gmail. Di Mail.app terbaru yang dimiliki oleh Lion, hal ini terpuaskan sudah 😀
iOS-like App
Antarmuka app bawaan Apple seperti Address book dan iCal menjadi semakin mirip iOS. Saya pikir rumor mengenai unifikasi iOS dan OS X bisa saja benar, suatu saat. Setidaknya experience dan antarmuka dari kedua sistem operasi Apple ini menjadi semakin mirip.
****
Masih ada banyak lagi fitur baru yang dibenamkan oleh Apple ke versi terbaru dari sistem operasi Macintosh ini. Namun, sejauh ini baru fitur-fitur diatas lah yang ‘terasa’ dan sering digunakan oleh saya. Secara garis besar, ada banyak sekali fitur yang agak nyeleneh dan malah ‘membuat tidak nyaman’. Namun setelah dipikir-pikir, saya pikir hal tersebut merupakan usaha Apple untuk terus mendorong maju paradigma dan experience dari berkomputer ria. I like them that way 😀
Jika ada yang teman-teman hendak tambahkan, silahkan memberikan pendapat melalui kolom komentar.
Baik OS X Lion, Snow Leopard, maupun Windows 7. Bagus jeleknya sebuah OS itu tergantung dari seberapa baik ia mempermudah user menyelesaikan “tasks” yang diinginkan.
Banyak yang mengatakan Windows 7 jelek kerena fiturnya yang berlebihan. Tetapi yang menentukan baik atau jeleknya sebuah fitur bukanlah apa yang dilakukan fitur-fitur tersebut. Tetapi adalah
“Bagaimana sebuah fitur itu ditampilkan/dipresentasikan dan seberapa mudah user beradaptasi dengan fitur-fitur baru”
Masalah dengan Windows adalah presentasi fitur yang terlalu ribet dan sulitnya mempelajari fitur-fitur baru.
– Inverse scrolling hanya mensinkronisasikan “mental thinking” user karena gesture controlnya iOS.
– Monochromatic adalah sebuah upaya Apple meunifikasikan design setiap apps.
– Mission Control jelas merupakan sebuah fitur yang berguna menurut saya. Sebenanya saya sudah menggunakan behaviour ini dengan Expose, di mana Expose lemah dalam “Grouping dan Indicating” apps, sehingga memakan waktu mencari window yang benar. Mission Control does it better.
Fitur-fitur yang ada di Lion itu hanya berguna jika ia mempermudah user menyelesaikan pekerjaannya.
Setuju dengan poin “Bagaimana sebuah fitur itu ditampilkan/dipresentasikan dan seberapa mudah user beradaptasi dengan fitur-fitur baru”. Tapi mengenai masalah dengan Windows-nya, gue kurang setuju. Untuk Mac-user, Windows itu menyebalkan tapi untuk mereka yang sudah sangat familiar dengan Windows dan enggan untuk pindah (biasanya generasi tua) malah menganggap OS X itu membingungkan. Terlalu intuitif juga jadi boomerang untuk mereka yang enggan merubah paradigma, gue rasa.
Gue pribadi migrasi ke Lion karena yang namanya Apple sangat “pusing over the edge”. Lambat laun, akan ada kondisi dimana user di-push untuk terus mengadopsi teknologi terbaru karena teknologi lama lambat laun akan tidak disupport. Kalau mereka tidak mengkanibal diri sendiri dengan mendorong perubahan terus menerus, orang lain yang akan ‘mengkanibal mereka’. Pikirkan penjualan iPad yang mempengaruhi penurunan Mac (lupa baca dimana tentang ini, but it happens. CMIIW). They push the people, that just what Apple does. Jadi daripada lama-lama, ya sudah sekarang saja. Dan untuk beberapa hal Lion memang lebih memudahkan saya daripada di Snow Leopard sih, terutama gesture dan mission control-nya. 😀
Setuju banget bahwa di Mac OS X Lion, terasa lebih dingin. 😀
Dan soal inverse scrolling, buat gw yg baru beberapa hari menggunakan Lion, sudah mulai terbiasa dengan scrolling ini, tapi kadang-kadang ada salah-salahnya sekali-sekali haha.. 😀
Dan Mail di Lion membuat gw memutuskan untuk berhenti menggunakan Outlook. 😀 Dulu menggunakan Outlook memang karena di Snow Leopard Mail nya gak seru sama sekali. 😀
Overall gw setuju banget ama semua yang ada di blog post ini. 🙂
Yap. Terasa lebih “sharp” ya 😀 Haha, mengenai scrolling itu mah masalah kebiasaan saja. Hanya minus-nya, untuk windows user yang tidak pernah menggunakan multi touch device, scrolling ini pasti sangat membingungkan. Pernah saya tes ke dosen :))
Belum pernah nyoba outlook kakaaak XD