Tidur Yang Sangat Panjang

by | Aug 31, 2012 | Essays | 3 comments

 

Gue sangat suka trilogi The Matrix, terutama konsep dimana sebenarnya umat manusia tertidur dan hidup dalam ‘alam mimpi’ bernama ‘The Matrix’ yang diprogram oleh kaum mesin. Dunia yang sebenarnya, adalah waktu dimana manusia terputus dari The Matrix dan terbangun dari tidur panjangnya.

Dengan melupakan aspek perang antar kaum manusia dan mesinnya, untuk lu yang mempercayai kehidupan setelah kematian, afterlife, akhirat, atau bagaimanapun lah lu menyebutnya, konsep ini terdengar sangat familiar. Mungkin kita memang sedang berada di dalam The Matrix, dunia fana. Mungkin kita baru akan ‘benar-benar hidup’, mengacu kepada referensi dalam kitab suci yang mengatakan bahwa hidup setelah mati memiliki durasi yang jauh lebih panjang daripada durasi di dunia fana ini, setelah kita mati. Sebagaimana kita di alam fana yang memandang pendek durasi kita hidup di alam rahim.

Mungkin suatu saat kita akan terbangun dan menyadari bahwa hidup terasa seperti satu mimpi yang sangat panjang.

Entahlah. Wallahu’alam.

P.S.

  1. Saat menulis tulisan ini entah mengapa gue juga jadi teringat konsep “fake world” (yang tidak terlalu mirip dengan konsep fake world-nya The Matrix, tapi tetap menarik) yang diusung di manga Rave Master dan Magister Magi Negi. Ah, intertextualism.

3 Comments

  1. iwankitty

    Mungkin suatu saat kita akan terbangun dan menyadari bahwa hidup terasa seperti satu mimpi yang sangat panjang. 🙂

  2. AMYunus

    Kalo gue malah teringat hal ini setelah film Inception. We are now dreaming and it is temporary. The real world is akhirat, when we live forever.

    *btw baru lihat nih theme balik ke Twenty Eleven lagi.

    • Fikri Rasyid

      Maksud gue kurang lebih sama seperti yang lu baru aja sebutin nus, beda contoh aja 😀

      Hihi iya belum sempet bikin custom theme buat diri gue sendiri dong -_-