Today (i’m writing this on October 16th actually), i’m officially 20 years old. Well, secara administratif saya merubah tahun kelahiran saya karena saya terlalu cepat masuk sekolah sih. Kamu boleh tertawa atau bahkan tidak percaya πŸ˜‰

Kalau kita berasumsi bahwa usia rata-rata manusia modern adalah 60 tahun (Rasul kalau tidak salah berusia 63 – CMIIW) dan saya akan hidup minimal sampai usia tersebut, maka secara matematis saya sudah menghabiskan sepertiga dari “jatah” hidup saya.

Wow, what a life.

What i have done

Karena memasuki usia 20 tahun ini bisa dibilang “menginjak” fase kedua dari tiga fase hidup (0 – 20, 20 – 40, 40 – 60), saya jadi ingin merenungkan secara lebih detail apa saja yang sudah saya lakukan selama ini:

  • Enam tahun pendidikan dasar
  • Enam tahun pendidikan menengah + hidup ber-asrama + culture shock + belajar bahwa sambal itu nikmat dan dapat makan itu merupakan anugerah + persahabatan & kedekatan dengan teman-teman berlatar belakang berbeda dan aneh-aneh yang tidak terkira harganya
  • Delapan bulan course web development yang ternyata sangat-sangat bermanfaat sekarang untuk WordPress theme development
  • Satu tahun setengah petualangan membangun jaringan di bisnis MLM. Dari direndahkan, diolok-olok, belajar mengelola manusia, kemampuan public speaking, pengembangan diri, merubah cara pandang, sampai perjalanan ke jambi dan kuala lumpur. Salah satu fase pembelajaran paling berharga dalam hidup saya.
  • Dua tahun perkuliahan di Jurusan Bahasa Inggris. Saya tidak pintar-pintar amat secara akademis, tapi banyak inspirasi yang saya dapat disana. Tidak lupa teman-teman, dan empat orang teman sepergerombolan yang meskipun centil dan kalau mengerjakan tugas selalu berakhir dengan ngobrol ngga jelas tapi sangat saya sayang.
  • Satu tahun lebih karir freelance web development / WordPress theme development. Jutaan terima kasih untuk klien yang sudah percaya kepada saya dan komunitas WordPress serta Matt Mullenweg atas software open source yang luar biasa ini. Y’all are my hero, man.
  • Wanita-wanita yang… *uhuk uhuk* oke belum saatnya dibahas disini :p

Ribuan manusia yang saya temui, jutaan informasi yang saya konsumsi, dan semua kesempatan yang tereksekusi dan terlewatkan. Semua hal yang saya alami dan temui namun tidak bisa saya sebutkan satu persatu disini.

Serta sembilan belas tahun penuh cinta dari ayah, ibu dan keluarga.

Juga kamu, pembaca blog ini yang saat ini sedang membaca tulisan saya. Kamu, ya, kamu.

It was the best life i ever had. Thanks. I’m looking forward for another best years we will face together. πŸ™‚

Where am i right now?

Duduk di depan meja kerja kamar. Semester 5 pendidikan sarjana. Mengerjakan migrasi thumbnail dari custom field ke WordPress featured image di sebuah situs dengan 1400 post lebih milik klien dari semalam. Tubuh yang doyan minum kafein instan tapi kekurangan olahraga. Penghasilan yang masih naik turun, seiring dengan jumlah project web yang datang.

Penuh keresahan dan kegelisahan. Ide-ide yang belum terealisasi. Janji-janji yang belum terpenuhi. Cita-cita yang belum tercapai. Rasanya masih ada puzzle yang belum lengkap. Saya tahu ada yang harus dibenahi, tapi apa?

Saya terus melakukan apa yang intuisi saya bilang harus saya kerjakan.

Where will i go?

Setiap hari, saya selalu bertanya “saya ini siapa?”, “tujuan hidup saya ini apa?” dan “apa yang benar-benar ingin saya kerjakan dalam hidup?”. Something you’ll precisely feel when you know that you have to pursue your passion. Saya punya banyaaaaak sekali hal yang saya ingin capai. Saya tahu, sedikit kontradiktif dengan gaya hidup minimalis yang saya coba aplikasikan. Tapi bagaimanapun, that’s what i want, i admit it.

Orang bilang “hey, ini hari ulang tahun lu, make a wish!”. Kalau saya sih tidak butuh hari ulang tahun untuk make a wish, setiap hari juga saya buat keinginan baru. Saya tahu agar cita-cita semakin nyata, ada baiknya jika dituliskan. Lebih efisien lagi kalau membuat public commitment, jadi lebih terdorong untuk maju karena orang-orang tahu. So here we go, ini yang jadi target saya untuk beberapa tahun kedepan:

Minimalism

Saya mencari kedamaian, dan rasanya kedamaian itu makin sulit didapatkan karena setiap hari media dan masyarakat mempola pikiran kita untuk mengejar sesuatu yang sebenarnya tidak penting. Minimalism, yang saya pelajari dari mnmlist.com, rasanya memberikan jawaban dari apa yang saya cari: tinggalkan yang tidak penting, fokus kepada yang hal-hal yang benar-benar essensial saja.

Anyway, keinginan pertama ini agak sedikit kontradiktif dengan keinginan-keinginan selanjutnya, i know. Keep on reading. Saya belum berhasil “merumuskannya” dengan sempurna jadi yang saya sampaikan disini baru sebatas yang dapat saya kemukakan sekarang. Release early, release often. I’m doin it on the web app way :p

Migrasi ke Apple

Which means MacBook Pro & iPhone 4. Well, this is my geeky wish. Saya orang yang berkecimpung di bidang web dan tahu betapa OS sedikit banyak mempengaruhi cara berfikir seseorang meskipun tidak absolut juga sih. Windows user sibuk menjaga agar PC-nya tidak kemasukan virus dan berbagai kerumitan lainnya – berlindung dibalik “standar yang semua orang gunakan”. Linux -yang sekarang sedang saya gunakan- membuat penggunanya senang ngoprek dan bereksperimen meskipun kadang bermasalah dengan kompatibilitas. Mac – well, rasanya karena terbiasa dimanjakan interface dan user experience yang stunning, pekerja-pekerja web yang menggunakan mac (sebatas yang saya kenal sih) jadi punya standar tinggi dalam hal-hal yang dikerjakan. Secara tidak langsung, hasil kerja mereka jadi “lebih” dari average person.

Kalau mau hidup berkualitas, saya yakin saya harus jadi orang yang punya standar. Syukuri yang ada, tapi mengusahakan yang terbaik.

Financially independent

Saya ingin jadi orang kaya (secara menyeluruh tentunya: teman, hubungan, pengetahuan, harta, pengalaman. tapi untuk konteks keinginan yang ini saya kerucutkan ke kaya secara finansial) karena orang yang berkelimpahan secara material punya keleluasaan tersendiri dalam melakukan hal-hal baik. Contoh: lihat guru-guru muda berbakat tapi program mereka terbentur masalah dana? Danai saja program-program mereka, punya duit ini. Masalah paling klise yang kita temui hampir dimana-mana ini masalah dana, kan? Cita-cita besar saya adalah USD 50,000 / bulan, saya rasa cukup untuk gaya hidup yang berkualitas dan mendanai bakat-bakat terbaik yang bisa saya temukan (investasi jangka panjang: ke manusianya). Berbicara target jangka pendek, tujuan saya adalah IDR 10 juta perbulan ketika gelar sarjana (sekitar 2 – 3 tahun lagi). Jadi begitu diwisuda, hap! Saya sudah mapan untuk ukuran laki-laki single.

Let me be frank: Penghasilan saya dari freelance saja sih antara IDR 1,5 – 2,5 juta perbulan, tergantung saya lagi terima banyak job apa tidak. Masih saya batasi karena harus menjaga waktu dengan kuliah juga. Sekarang bisa dibilang baru 10% dari target penghasilan saat wisuda dan 0.002 % dari target utama. Saya tahu banyak orang menganggap membahas angka penghasilan itu tabu, tapi saya ingin merubah hal itu: rasanya sulit mencapai sesuatu yang dibicarakan saja susah.

Sekarang kalau ditanya bagaimana caranya mencapai target finansial saya, saya akan bilang kalau saya belum tahu caranya (kalau tahu caranya sih ya sudah tercapai kali ya targetnya :p), tapi akan saya cari. Kita bisa melakukan apapun asal tahu caranya.

Memperluas pergaulan

Seriously, kalau mau jadi pemusik, bergaulah dengan pemusik. Kalau mau jadi desainer, bergaulah dengan desainer. Begitupun kalau kamu mau jadi orang kaya, pendidik professional, pengusaha, pekerja IT, gubernur, dll. Bagaimana mau berkembang kalau lingkungan pergaulannya mentok di teman-teman yang itu – itu terus? I’m starting to hang out with various people now πŸ™‚

Cycling

Kemarin saya mencoba sepeda teman saya dan i feel soooooo humanized. Capek sih, tapi rasanya lebih manusiawi saja untuk badan saya yang kurang olahraga ini. Kadang-kadang saya merasa kalau hidup ini rasanya flat karena kita bergerak terlalu cepat. Teknologi membuat kita kurang perduli dengan sekitar kita. Paradoks perkembangan, hal-hal yang mudah kita dapatkan, jadi kurang kita perhatikan. Saya berencana bersepeda untuk bagian-bagian yang saya rasa saya bisa menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor. Mengurangi pembakaran bahan bakar, support greener earth, dan olahraga yang sangat terjangkau untuk saya yang suka beralasan untuk tidak olahraga. Let’s see what happen then πŸ˜€

From freelancer to entrepreneur

Saya pernah baca bahwa hanya ada sehebat apapun kamu, kamu harus mulai talent scouting karena kamu tidak akan bisa mengerjakannya sendiri. Yap, sehebat-hebatnya keahlian kita, kita terbatas oleh ketersediaan waktu. Itulah mengapa saya yakin kalau suatu saat fase freelancing ini akan saya akhiri, beralih ke fase business owner. Taking risk. Sebenarnya sudah saya mulai dengan 4 orang teman saya, mengandalkan dana program wirausaha mahasiswa (memanfaatkan status sebagai mahasiswa sekali, hihi) – semoga jebol dananya. Untuk freelance web development, saya rasa masih akan saya kerjakan sampai tengah tahun depan atau akhir tahun depan untuk menimba pengalaman dan membangun jejaring profesional. Lumayan kan, mahasiswa muda tapi klien-klien-nya salah satu web designer muda dan berbakat Indonesia, jurusan DKV salah satu universitas swasta ternama di ibukota, asosiasi Desain Grafis Indonesia, perusahaan yang bergerak di publishing dengan produk majalah lokal keren dan masih banyak lainnya. Belum lagi sudah janjian untuk mengerjakan beberapa project keren untuk klien besar. Wow, i feel sooo exciting πŸ˜€

Pendidikan

Tidak muluk-muluk, tapi saya tidak suka hasil rata-rata. Semoga dalam 2 sampai 3 tahun kedepan saya bisa lulus pendidikan sarjana saya dengan IPK diatas 3.5. Saya bukan tipe academic people sih, tapi rasanya saya ingin lanjut sampai Ph.D. Kadang-kadang suka heran kenapa orang akademis sering kali kurang berjaya di kehidupan praktis dan orang praktis sering meninggalkan kehidupan akademis. You’ll never really know until you’ve experienced it.

Kehidupan kreatif

Saya ingin bermain musik, menulis lagu, dan merekamnya. Saya ingin membuat aplikasi web yang menyelesaikan masalah banyak orang. Saya ingin travelling keliling indonesia (Karimun Jawa, Raja Ampat, Lombok, Sulawesi, Aceh – khusus yang pertama rencananya liburan semester ini sih, ada yang mau bergabung?) dan dunia. Saya ingin mencapai target finansial saya sebelum usia 30 tahun. Saya ingin memulai perusahaan saya. Saya ingin membuat video podcast. Saya ingin membuat sistem pendidikan yang lebih efisien dan efektif, saya ingin membuat yayasan untuk anak-anak muda berbakat, saya ingin menulis buku, saya ingin belajar lebih banyak bahasa asing, dan banyak lagi.

Beberapa orang dari kamu mungkin menganggap saya ini kebanyakan maunya. But that’s the way i am. Ibu saya bilang,

Lebih baik banyak maunya daripada ngga punya keinginan sama sekali. Tuh, kamu jadi bergerak kan?

Hope, is what makes us alive. Keep on hoping, wishing, dreaming, and everything.

See you on the other side, then πŸ™‚