Ternyata Adam Dilahirkan? Lagi – lagi Bapak Agus Mustofa memberikan kajian islam dari sudut science dengan tema yang kontroversial namun memikat.
Setelah berbagai buku dengan tema yang ‘wah‘ seperti Ternyata Akhirat Tidak Kekal, Terpesona di Sidratul Munthaha, Scientefic Fasting, dan lain lain, akhirnya buku ketigabelasnya ini kembali memikat saya. Buku ini berisi hasil kajian Bapak Agus Mustofa atas Ayat – ayat Al-Qur’an secara holistik yang bercerita tentang penciptaan Nabi Adam a.s.
Banyak sekali ayat di Al-Qur’an yang bercerita mengenai penciptaan manusia. Beberapa berkata manusia diciptakan dari segumpal darah, beberapa berkata air mani yang bercampur, beberapa mengatakan dari tanah yang ditiupkan Ruh-Nya. Sepintas ayat – ayat al-Qur’an tersebut seperti bertolak belakang, tetapi ternyata apabila dikaji secara holistik, akan memberikan petunjuk mengenai rahasia penciptaan nenek moyang umat manusia modern : Nabi Adam a.s.
Poin – poin penting di buku ini adalah ayat – ayat yang ternyata tidak merujuk bahwa ” Nabi Adam merupakan manusia pertama “ tetapi ” Nabi Adam merupakan khalifah pertama “, konsep DNA yang berisi “perintah” sebagai penyusun manusia yang menjadi kunci penciptaan, konsep baru yang coba diajukan Bapak Agus mustofa : bukan evolusi atau penciptaan tiba- tiba, tetapi “benih”, kekurang tepatan penerjemahan kedalam bahasa indonesia yang menyebabkan kesalahan persepsi, konsep Ba’asyar – manusia purba dan Al- Insan – manusia modern, dan salah satu yang terpenting adalah : pemahaman Kun Fa Yakun yang mengandung arit “proses”, bukan “secara tiba- tiba”. Untuk yang terakhir ini bapak Agus Mustofa menyatakan akan membuat satu buku khusus tentang hal ini karena kedalaman konsep dalam kalimat ersebut.
Jujur saja, saya sangat mengagumi karya – karya Bapak Agus Mustofa. Beberapa karyanya yang sudah saya baca, memberikan perspektif baru yang lebih luas untuk saya. Hal – hal seperti Tauhid, Akhirat, asal – usul bumi, kedekatan dengan Allah, dan banyak hal lain. Hal yang menarik dari kesemua karya beliau adalah beliau menggunakan pendekatan berdasarkan Petunjuk Allah pada Al-Qur’an, dan fakta – fakta sains yang ada. dalil naqliyah dan qauliyah. Kenyataan bahwa keduanya bersinergi dan saling melengkapi dengan sangat harmonisnya. Jika anda ingin mengkaji islam lebih dalam dan dari sisi yang berbeda, saya merekomendasikan buku2 karya Bapak Agus Mustofa.
wah pembelajar sejati nich 😀 Rajin baca trus Ya mumpung muda, ada kesempatan kudu banyak belajar. Gmn kuliahnya??
wah pembelajar sejati nich 😀 Rajin baca trus Ya mumpung muda, ada kesempatan kudu banyak belajar. Gmn kuliahnya??
wah pembelajar sejati nich 😀 Rajin baca trus Ya mumpung muda, ada kesempatan kudu banyak belajar. Gmn kuliahnya??
menarik infonya.. mas..
ada di gramedia gak ya
menarik infonya.. mas..
ada di gramedia gak ya
menarik infonya.. mas..
ada di gramedia gak ya
menarik infonya.. mas..
ada di gramedia gak ya
@ F@tM@
sip 😀 oke. semakin hari semuanya semakin lancar dan menyenangkan 😀
@ YauHui.net
hmm.. kurang tahu jg sih. yang saya tahu kalau di bandung ada di Bandung Book Centre jl. suci 🙂
tapi masa di gramedia tidak ada? 😉 coba di cek dulu
@ F@tM@
sip 😀 oke. semakin hari semuanya semakin lancar dan menyenangkan 😀
@ YauHui.net
hmm.. kurang tahu jg sih. yang saya tahu kalau di bandung ada di Bandung Book Centre jl. suci 🙂
tapi masa di gramedia tidak ada? 😉 coba di cek dulu
@ F@tM@
sip 😀 oke. semakin hari semuanya semakin lancar dan menyenangkan 😀
@ YauHui.net
hmm.. kurang tahu jg sih. yang saya tahu kalau di bandung ada di Bandung Book Centre jl. suci 🙂
tapi masa di gramedia tidak ada? 😉 coba di cek dulu
Q udh baca buku ne, n sangat fantastis. . .
Q udh baca buku ne, n sangat fantastis. . .
Q udh baca buku ne, n sangat fantastis. . .
Q udh baca buku ne, n sangat fantastis. . .
Yg penting jangan semakin membingunkan ummat yg butuh pencerahan. Tolong ayat2 dalam al Quran dan dalil2 dalam Assunnah jangan dipahami dan dibahas sepotong2 apalagi dg lebih mendahulukan napsu dlm pembahsan dimaksud. Syukron semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sekalian. Amin
Yg penting jangan semakin membingunkan ummat yg butuh pencerahan. Tolong ayat2 dalam al Quran dan dalil2 dalam Assunnah jangan dipahami dan dibahas sepotong2 apalagi dg lebih mendahulukan napsu dlm pembahsan dimaksud. Syukron semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sekalian. Amin
Yg penting jangan semakin membingunkan ummat yg butuh pencerahan. Tolong ayat2 dalam al Quran dan dalil2 dalam Assunnah jangan dipahami dan dibahas sepotong2 apalagi dg lebih mendahulukan napsu dlm pembahsan dimaksud. Syukron semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sekalian. Amin
Yg penting jangan semakin membingunkan ummat yg butuh pencerahan. Tolong ayat2 dalam al Quran dan dalil2 dalam Assunnah jangan dipahami dan dibahas sepotong2 apalagi dg lebih mendahulukan napsu dlm pembahsan dimaksud. Syukron semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sekalian. Amin
agus mustofa adalah seorang tokoh al- allamah beliau mampu menguraikan ilmu agama,ilmu alam juga ketuhanan dengan teknologi yang jarang dimiliki oleh tokoh tokoh islam yang alasannya masuk akal . sukses buat beliau semoga ilmu ilmu nya bermanfaat bagi semuanya. amin
@Khamdi Rojul
yap, beliau juga salah sato cendikiawan favorit saya. Mampu mengulas dan menghubungkan titik-titik petunjuk menjadi segaris analisa 😀
agus mustofa adalah seorang tokoh al- allamah beliau mampu menguraikan ilmu agama,ilmu alam juga ketuhanan dengan teknologi yang jarang dimiliki oleh tokoh tokoh islam yang alasannya masuk akal . sukses buat beliau semoga ilmu ilmu nya bermanfaat bagi semuanya. amin
@Khamdi Rojul
yap, beliau juga salah sato cendikiawan favorit saya. Mampu mengulas dan menghubungkan titik-titik petunjuk menjadi segaris analisa 😀
agus mustofa adalah seorang tokoh al- allamah beliau mampu menguraikan ilmu agama,ilmu alam juga ketuhanan dengan teknologi yang jarang dimiliki oleh tokoh tokoh islam yang alasannya masuk akal . sukses buat beliau semoga ilmu ilmu nya bermanfaat bagi semuanya. amin
Kalo saya ilmunya belum nyampe mas, saya baru sebatas mempelajari tauhid dan fikih. Belum nyampe ke yang gitu-gituan…mungkin belum punya pondasi yang kuat.
@Hafidz
yap, sedikit2 nanti juga sampai 🙂
Apakan manusia modern (Adam) itu lebih dari satu dilahirkan dimuka bumi ini, karena melihat penyebaran manusia modern saat ini yang begitu banyak serta dengan ras yang berda pula. Jika hanya satu Adam saja sebagaimana yang diklaim oleh bangsa Arab/Isral kenapa beda ras serta postur tubuh dengan china maupun indonesia dll. Lalu apa maksud Firman ALLAH Aku jadikan manusia itu bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Mohon kepada Pak Agus.M membantu menjawabnya.
Berikut tanggapan dari http://www.warnaislam.com — http://warnaislam.com/syariah/quran/2009/2/3/37200/Benarkah_Nabi_Adam_Bukan_Manusia_Pertama.htm
—————————————————–
Sekilas kami pernah membaca buku itu. Pengarangnya agak bersemangat dengan tesisnya bahwa Nabi Adam ‘alaihissalam bukan manusia pertama. Juga bahwa beliau tidak diciptakan langsung dari tanah, melainkan lewat proses kelahiran seperti umumnya manusia.
Kalau dilihat dari dalil-dalil yang dikemukakan, boleh dibilang tidak ada yang salah. Mengapa tidak ada yang salah? Karena dalil-dalil itu berupa ayat Al-Quran. Siapa yang menyalahkan ayat Al-Quran?
Yang kurang tepat justru dalam melakukan penyimpulan dalil ayat Al-Quran itu sendiri. Di dalam istilah para ulama, menarik kesimpulan dari dalil-dalil itu disebut dengan istilah istidlal. Yaitu proses mengambil kesimpulan dari ayat Al-Quran dan Al-Hadits, di mana keduanya adalah sumber utama ajaran Islam.
Maka kalau boleh kami memberikan sedikit garis bawah, setidaknya ada tiga kejanggalan utama dari tesisnya.
Kejanggalan Pertama:
Kejanggalan pertama adalah ketika dalil berupa ayat Al-Quran dikemukakan, kita sama sekali tidak dikenalkan dengan tafsir dari ulama mufassirin yang muktabar.
Ayat-ayat Al-Quran yang dikemukakan tiba-tiba ditarik kesimpulannya begitu saja, tanpa pernah tengok kanan atau tengok kiri lagi. Ibarat orang menyeberang jalan, dengan sangat yakinnya penulis buku itu ngeloyor ke tengah jalan
Padahal biasanya para ulama setiap kali beristidlal, selalu menampilkan komentar para ahlitafsir yang muktamad dan aqwal (pendapat) para ahli ilmu lainnya, sebelum bicara tentang pendapat dirinya sendiri. Jadidari sisi metodologi, kelihatan bahwa penulisan buku itu tidak memenuhi kaidah ilmiyah.
Kejanggalan Kedua
Kejanggalan ini agak parah, yaitu tidak ada satu pun hadits Nabi SAW yang dicantumkan sebagai dalil. Nyaris tidak ada satu pun hadits shahih yang dijadikan dalil. Entah apa motivasi penulisnya. tapi yang jelas keterangan detail, tegas, sharih dan eksplisit tentang Nabi Adam sebagai manusia pertama ada di dalam hadits-hadits nabawi. Di antaranya
“Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah.” (HR Bukhari)
Kami tidak menuduhnya penganut inkarussunnah, namun amat mengherankan bila ada sebuah buku tentang Islam, terlebih terkait dengan tema aqidah yang cukup berat, tetapi sama sekali tidak mencantumkan hadits nabawi.
Entahlah bila pengarangnya memang menghindari penggunaan hadits nabawi. Tetapi yang jelas, hadits nabawi adalah salah satu sumber rujukan ajaran Islam yang utama. Meninggalkan keterangan hadits nabi tentu bukan tindakan yang dibenarkan.
Kejanggalan Ketiga
Buku itu sama sekali tidak mencantumkan pendapat para ulama aqidah, khususnya dalam tesis bahwa Nabi Adam as dilahirkan dan bukan manusia pertama. Setidaknya, penulis buku itu mencantumkan siapa saja orang yang berpendapat sama dengan dirinya. Sayangnya hal itu tidak dilakukannya. Apalagi kutipan pendapat para ulama aqidah yang menentang pendapatnya, sama sekali tidak ada.
Apa yang dikemukakan boleh dibilang sebuah bentuk penafsiran ayat Al-Quran murni hanya dengan ra’yu dan meninggalkan ilmu tafsir, hadits serta aqwal para fuqaha yang muktabar.
Ayat Yang Ditafsirkan Lewat Akal
Di antara ayat Al-Quran yang biasanya dijadikan sebagai bahan landasan logika aneh yang dikembang adalah ayat berikut ini:
Ø¥Ùنَّ Ù…ÙŽØ«ÙŽÙ„ÙŽ عÙيسَى عÙندَ اللّه٠كَمَثَل٠آدَمَ خَلَقَه٠مÙÙ† تÙرَاب٠ثÙمَّ قَالَ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙƒÙÙ† ÙÙŽÙŠÙŽÙƒÙونÙ
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali Imran: 59)
Kalau kita pernah belajar tentang ilmu tafsir, meski tidak menguasai sepenuhnya, namun seharusnya kita tahu bahwa ayat ini turun untuk membantah keyakinan orang nasrani. Allah SWT mematahkan argumentasi mereka dengan menggunakanqiyas, bahwa penciptaan Nabi Isa yang lahir tanpa ayah adalah suatu hal yang bukan mustahil. Sebab Nabi Adam bahkan lahir tanpa ayah dan ibu. Ada kemiripan antara keduanya, meski bukan berarti sama persis.
Sayangnya, penulis buku itu malah menjadikan ayat ini di luar tujuan dan konteksnya. Padahal tidak ada satu pun kitab tafsir yang mengatakan demikian. Entah dari mana dia mendapatkan pemikiran seperti itu. Dia malah mengatakan bukan Nabi Isa yang kasusnya mirip Nabi Adam, tetapi justru Nabi Adam yang harus ikut keadaan Nabi Isa, yaitu punya ibu dan dilahirkan oleh seorang ibu.
Padahal jelas-jelas Allah mengatakan bahwa kasus kelahiran Nabi Isa itu ada kemiripan dengan kasus Nabi Adam, bukan kasus Nabi Adam seperti kasus Nabi Isa. Dan titik kemiripannya adalah bahwa nabi Adam tercipta tanpa ayah, bahkan tanpa ibu.
Logika yang dikembangkan memang agak aneh dan janggal. Dan lucunya, penulis buku itu sama sekali tidak melengkapi logika yang dibangun sendiri. Seharusnya dia menuliskan juga tentang siapakah ibu Nabi Adam serta hal-hal yang dialami pasca kelahirannya. Dan tidak ada keterangan bahwa setelah itu, orang-orang menuduh ibu Nabi Adam itu sebagai wanita pezina. Juga tidak dijelaskan bahwa saat masih bayi, Nabi Adam bisa bicara seperti orang dewasa.
Logika yang dikembangkannya justru dipungkirinya sendiri. Kalau benar Nabi Adam mengalami proses seperti Nabi Isa, maka seharusnya ibunya Nabi Adam (kalau memang ada) sebelumnya harus didatangi Jibril yang mengabarkan kehamilannya, lalu dia hamil dan merintih kesakitan saat melahirkan, kemudian diperintahan untuk memakan buah kurma muda (ruthab), lalu kembali ke masyarakat dan dihina sebagai wnaita pezina, kemudian Adam pun seharusnya bisa bicara meski masih bayi. Karena Maryam ibu Nabi Isa mengalami semua proses itu.
Tetapi karena yang dikejar memang bukan itu, melainkan hanya ingin sekedar menguatkan keyakinannya bahwa Nabi Adam itu tidak diciptakan langsung oleh Allah dari tanah dan bukan manusia pertama, maka dia tidak sadar bahwa logika itu sendiri sebenarnya punya konsekuensi yang pasti tidak disetujuinya.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
ehm.. saya jadi ingin bertanya: anda lebih setuju “masing-masing dari kita wajib melakukan pencariannya masing2 atas apa yang kita yakini” atau “orang awam cukup percaya saja kepada mereka yang kita anggap lebih pintar“? 😉
wah ni hebat juga bantahannya..tapi pendapatmu apa..kok hanmya bisa membantah..bukankah pak agus mustafa sudah berusaha untuk mendekati sebuah kebenaran hakiki..usaha kita apa donk..bukankah kita ditugaskan untuk mendekati kebenaran yang mutlak.karena bagi makhluk belum ada kebenaran yang mutlak..kemutlakan kebenaran hanya miliki Allah.
Nice point 🙂
assalamualaikun
saya cuma bisa berkomentar. “berakallah” jangan “berpikir”
dan apa bedanya “berakallah” dan “berpikir” tersebut?
bisa dijelaskan dengan lebih detail? apa yang anda harapkan dari statement yang tidak diberikan argumen dan penjelasan yang mendukung orang lain agar memahami apa yang anda maksud? bagaimana orang lain akan paham? tidak semua orang memiliki latar belakang pemahaman yang sama 🙂
Semogs Alloh menjaga Kita semua dari Analisa yg SALAH!
lebih baik menganalisa, lalu salah, lalu belajar banyak dari kesalahan tersebut dan lalu menjadi lebih baik atau menafikan potensi diri dengan tidak menganalisa, tidak melakukan apa2 dan tidak berusaha? 😉
pemikiran penulis buku ini ra bener
Sungguh Lemahnya ALLAH, jika ADAM DICIPTAKAN, tetapi allah berkehendak atas sesuatu, yang telah ia kehendaki.
jika allah menciptakan adam, allah mengumpulkan bahan untuk di jadikan manusia, maka sungguh lemahnya allah.
jika adam di lahirkan berarti allah berkehendak, apa yang dia kehendaki, tidak ada campurtangan allah di dalamnya.
yang menjadi pertanyaan.
siapa yang lahirin ADAM…..
ADAM dilahirkan di mana…
Apapun komentar terhadap buku Agus Mustofa harus dapat diterima dengan hati yang iklas karena sebuah pemikiran yang tertuang pada buku seorang pengarang adalah bukan hasil temuan yang begitu saja,sy yakin bpk MUSTOFA adalah org yang lebih takut dengan Allah sang pengarang dirinya dan pengarang Alam semesta ini sehingga bila karangan bpk Agus salah dan tidak sesuai dengan si pengarang sesungguhnya maka Dialah yang nantinya ditanya oleh sipenggarang aslinya. Bagi kita seharusnya dapat mengambil hikmahnya bila yang dikarang itu dapat bermanfaat untuk kita sbg penbaca nmn bila tidak serahkan semua ke pada Allah SWT PENCIPTA ALAM SEMESTA
Assalamualaikum wr wb… Numpang naruh referensi KATALOG BUKU AGUS MUSTOFA
buku tentang nabi adam di lahirkan itu banyak mengundang kontrofersi di kalangan masyarakat, bahkan guru ngaji saya saja ga percaya dengan isi dari buku tersebut ,,
kalau kita pelajari buku2 bpk agus mustofa kadang saya berfikir bagaimana bpk agas ini mengkaji al quran yang seakan bertolak dengtan pandangan umum! kira2 apa sudah ada kajian dari MUI atau MUI belum sempat mengkajinya.
yang penting kesimpulannya atau usahanya? Nabi Ibrahim A.S. sebelum “menemukan Tuhan yang satu” itu sempat salah beberapa kali kan?
Pertanyaannya adalah, apakah taqlid buta yang selama ini dilakukan oleh masyarakat kita tepat, atau kita harus mencari dan menemukan jalan “menuju Tuhan yang satu”?
Nabi Ibrahim pernah mencari Tuhan? Pernah keliru cari tuhan juga? apa iya?. Bukannya didalam Al Quran itu diceritakan bagai mana Nabi Ibrahim itu berdebat dengan kaumnya mengenai Tuhan?. Coba buka lagi
Baca lagi sejarah islam. Seingat saya (CMIIW) juga ada di Al-Qur’an. Pertama bintang, lalu bulan, lalu matahari, baru menemukan “yang satu”.
saya baru saja menyelesaikan membaca ternyata Adam di lahirkan, dan ternyata dari pembahasaan itu saya berfikir bahwa hidup itu sebuah misteri yang harus kita gali untuk menemukan kebenaran yang ada di muka bumi ini dari situ kita akan selalu mencari di manakah ALLAH SWT itu ada? dan dari itu kita akan bisa menebalkan iman kita ke pada ALLAH SWT.
Alloh itu dekat bahkan lebih dekat dari urat nadi leher kita.
saya suka gaya pak agus..teruskan pak..kupas sampai habis.
pencarian ?? hehehe,..
semua jawaban udah ada di AlQuran, sayang kebanyakan dari kita ga punya bekal keilmuan yang cukup untuk menggali kandungannya, akibatnya ya begiini, dengan sedikit pemahaman dangkal akan ARTI sepenggal dua penggal ayat ditambah “ego” berlogika dengan alasan pencarian akan kebenaran sejati kebanyakan kita justru jauh dari kebenaran sejati tersebut.
sodara fikri mengatakan tentang potensi diri untuk menganalisa dst,..kesimpulan, usaha, taqlid buta bla bla bla dst,..
itu betul sekali, nah seharusnya potensi itu digunakan untuk mengkaji kandungan AlQuran dengan perangkat keilmuan pendukungnya seperti ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu tafsir, ilmu matiq dsb, sehingga kita tidak salah atau bahkan sesat memahami kandungan AlQuran, bukan sebaliknya berbangga dengan potensi sebagai makhluk cerdas tersebut kita lupa membekali diri dengan peralatan yang cukup hingga akhirnya tersesat dan malah menyesatkan orang lain
kita pake aja deh logika yang selalu anda banggakan itu, kl ingin masak sate logikanya kita harus bisa memilih dan meracik bumbu untuk kuah sate dan bumbu untuk daging yang dibakar biar hasilnya sesuai harapan, nah,.. kl kita ga tau bumbu buat kuahnya apa,.. dan meraciknya juga ga tau gimana bisa dapet seporsi sate yang enak, ujung2nya bisa cuma dapet daging bakar aja, masih mending dapet daging bakar, kl ga bisa manggang daging juga bakalan dapet daging bakar gosong,.. bisa kelaparan,.. hehehe
jadi intinya, kl punya niat mau mencari kebenaran sejati itu sesuatu yang bagus banget, tapi inget, bekali diri, jangan pede dengan logika manusia aja karena suatu saat si logika itu terbatas dan Allah lah Sang Maha segalanya.
Semoga Allah Yang Maha Melindungi senantiasa melindungi hamba yang selalu berusaha mendekatkan diri kepadaNya
nice comment 🙂
sudah baca bukunya Pak? saya kadang2 suka lucu juga dengan orang yang bisa menganggap sesuatu baik/buruk tanpa tahu persis apa yang dia nilai 🙂
yang saya ulas disini tidak menyeluruh, namanya juga ulasan buku. Kalau bisa saya ulas secara menyeluruh untuk apa orang menulis buku. Di buku tersebut Pak Agus menyampaikan secara perangkat keilmuan pendukungnya seperti yang anda sebutkan. Selamat membaca 😉
Ada beberapa konsekwensi logis yang harus ditanggung oleh agus mustofa berkenaan dengan pemikirannya yang kontroversi tentang ADAM itu :
1. jika memang benar pemikiran beliau bahwa Adam dilahirkan,itu ARTINYA BAHWA NABI MUHAMMAD TELAH SALAH MENYAMPAIKAN & MENJELASKAN RISALAH AGAMA ISLAM,karena sejak jaman Kerasulan Muhammad hingga para khalifah yang empat dan sampai zaman kita ini pemahamannya adalah bahwa Adam tidak mempunyai orang tua. INI ADALAH MUSTAHIL JIKA NABI MUHAMMAD SALAH MEMBERIKAN INFORMASI MENGENAI ADAM KEPADA UMATNYA
2. selama 14 abad lebih dari kerasulan Muhammad Dan baru sekarang Pak Agus Mustofa mau meluruskan Pemahaman, secara tidak langsung Pak Agus Mustofa meremehkan Daya tangkap dan pemahaman Para shohabat Nabi dalam menerima ajaran Nabi Muhammad,
3. Bahwa ajaran Islam ini sudah sempurna, dan Nabi Muhammad telah menyampaikan semua risalah tanpa ada satupun yang ketinggalan, kalau Pak Agus Mau meluruskan Pemahaman Mengenai kejadian Adam, itu ARTINYA BAHWA BELIAU MAU MELURUSKAN NABI MUHAMMAD
SEBAGAI ORANG AWAM SAYA HANYA MENCOBA MELOGIKA PERMASALAHAN
3.
Nah, sekarang saya tanya balik: ayat / hadis mana yang berkata bahwa adam TIDAK memiliki orang tua? Coba cari. Kalau ketemu, silahkan komentar lagi disini 🙂
Terus siapa pula yang menyatakan Rasul salah memberikan informasi? Ada juga kita yang salah menangkap. Silahkan baca dulu bukunya, jangan “melogikakan”, membuat kesimpulan atau apapun itu istilah anda berdasarkan apa yang saya tulis, ini hanya resensi / cuplikan. Bagaimana anda menjelaskan bentuk gajah kalau yang anda tahu belalainya saja? 🙂
ananda Fikri, anda kebih yakin kepada pembaruan yg se-olaholah benar, diterima…dari pada meyakini Islam itu sendiri. BUkan dlm surat terkahir, ” Hari ini aku sempurnakan agamamu..dst”..artinya, tidak ada lagi perbaikan, sanggahan, apapun tentang al Quran..dan sunnah..Islam dan semua isinya…apa2 yg telah disampaikan kepada Rasulullah, dan apa2 yang telah beliau sunnahkan kepada umatnya, baik perbuatan, perkataan dan pesan2 beliau.
Anda hanya bersenang-senang dengan hal2 yg anda anggap menantang dan lebih sahih, justru adan berada dijurang kesesatan yang nyata. Bagaimana anda bisa mempelajari Tauhid kalau anda tidak kenal kalimat Fil awalin – wal akhirin…antara Adam dan Muhammad?
Sadarlah, ilmu manusia itu sangat sedikit, dan Al Quran ( dan kebenaran ajaran Islam) akan tetap terpelihara, walaupun 1 Milyar orang menjadi seperti anda, tidak akan mengurangi agama Allah..bukankah yang ada hanya sorga dan neraka? dan itu adalah pilihan. Bermain-main dengan logika, sebentar lagi anda bisa menjadi Fira’un, ketika merasa telah bisa mengubah dunia. Sebagai umat, ada batasan yaitu tawadu’ patuh dan tunduk kepada ajaran agama tentunya, termasuk sunnah Rasul tentnag penciptaan Adam A.s.
Sebelum anda menyimpulkan lebih jauh, izinkan saya tanya anda dua hal:
1. Sudahkah anda membaca tulisan saya baik2 dan menyadari bahwa yg saya tulis ini resensi (sebagian kecil) dari bukunya Agus Mustafa?
2. Sudahkah anda membaca bukunya?
Kalau anda belum baca bukunya, silahkan baca dulu, baru kita diskusi lagi 🙂
OK…Kita menggunakan dalil akal saja, katakanlah memang Adam itu dilahirkan, terus orang tuanya Adam tentu punya orang tua lagi dan terus dan terus sampai pada manusia pertama (tentunya bukan Adam yang saya maksud dengan manusia pertama disini). YANG PERLU DIPIKIRKAN ADALAH :
1. Manusia Pertama ini (bukan Adam) tentu dicipta Oleh Tuhan langsung TANPA ORANG TUA,karena yang namanya mahluk pasti bermula dari tiada.KALAU PENCIPTAAN MANUSIA YANG PERTAMA TANPA ORANG TUA SAJA AMATLAH MUDAH BAGI ALLAH, Tentu pada penciptaan Adam Yang Tanpa Orang Tua pun adalah mudah.
2. Dari Statement no 1 Diatas bisa disimpulkan bahwa Adam memang bukan manusia Pertama Tapi Dicipta oleh Tuhan dengan cara yang sama dengan Manusia Pertama Yaitu tanpa orang tua.
3.dari statement no 2 membawa kita pada suatu pemikiran yang sedikit berkhayal bahwa manusia sblm adam mengalami kepunahan atas kehendak Tuhan karena sering menumpahkan darah (kata malaikat dalam dialognya dengan Tuhan)
saya sudah membaca buku “AKHERAT TIDAK KEKAL” Didalamnya ada sedikit wacana mengenai kejadian Adam, memang sangat asyik dan bisa terlena kalau membacanya, tapi saya pikir lagi kok ada kalimat yang sifatnya hanya opini penulis yang inti nya adalah bahwa KARENA RADIASI KOSMIK YANG DAHSYAT MAKA TERJADILAH PERUBAHAN RADIKAL DARI ORANG TUA ADAM YANG PRIMITIF BISA MELAHIRKAN ADAM YANG MENJADI MANUSIA MODERN, ini jelas hanya sebuah pendapat penulis tanpa ada BUKTI ILMIAH DARI TEORI PAK AGUS MUSTOFA ITU SENDIRI,saya pikir hal ini kedudukannya kok lebih parah dari Hadits Dhoif atau malah mungkin lebih parah dari hadits Palsu untuk kita jadikan petunjuk
Ya sah sah saja sih anda berbeda pendapat dan memiliki kesimpulan berbeda. Saya menghormati perbedaan pendapat,anda tidak perlu berpendapat sama dgn saya, demikian pula sebaliknya 🙂
Tapi saya (utk saat ini) lebih cenderung dgn pndapat Pak Agus krena dlm kun fayakun itu (CMIIW), ada sunatullah yg namanya “proses”. Adakah penciptaan yg tidak melalui “proses”? 🙂
Saya kurang mendalam mengenai Makna Kalimat “KUN FAYAKUN” memang secara terjemahan berarti ” JADILAH!!… MAKA JADILAH IA”, tapi sekali lagi maaf saya hanya bisa berlogika :
1. Jika semua penciptaan HARUS selalu melalui proses, menurut saya ini adalah pembatasan yang kita buat-buat sendiri KEPADA KEKUASAAN ALLOH YANG MAHA BERILMU, MAHA KUASA ATAS SEGALA SESUATU, pendek kata saya berani bilang kalau “ALLAH MAMPU/BISA MENCIPTAKAN SESUATU TANPA MELALUI PROSES SEKALIPUN”. saya tidak tahu apakah anda Punya Pendapat yang sama dengan saya mengenai hal ini.
2. Pada penciptaan Alam Semesta yang jelas melalui proses, Dengan gamblang Alloh memberitahu bahwa penciptaan alam semesta adalah 6 masa. saya tidak tahu apakah ini termasuk area penciptaan dengan kalimat”kun
fayakun”
terlepas dari makna yang sebenarnya dari kalimat “KUN FAYAKUN” saya pribadi tetap yakin bahwa “ALLOH MAMPU MENCIPTAKAN SEGALA SESUATU TANPA PROSES SEKALIPUN” karena Dia Maha kuasa atas segala sesuatu
Proses bukan pembatasan, justru membuat sesuatu menjadi lebih bermakna.
Anda pernah meminta rezeki? Apakah Allah langsung memberi? Sesekali bisa iya (dan tanpa kita ketahui, ada rangkaian panjang proses dibelakangnya), tapi seringkali yang terjadi adalah kita dimasukkan kedalam keadaan yang memaksa kita untuk berusaha. Proses.
Sekarang saya tanya: apakah hal tersebut merupakan keterbatasan? Kenapa Allah memaksakan kita mengkuti prosesnya? Mengapa tidak langsung dikabulkan saja?
Answer me. 🙂
IMHO, Itu bukan batasan, melainkan mekanisme yang Allah memang sengaja ciptakan.
saya setuju dengan pendapat Anda, tapi yang saya maksud disini adalah :
Bahwa dalam hal Mencipta, menurut saya:
1. Alloh menciptakan mahluk Bisa melalui proses kejadian
2. & Jika berkehendak Alloh pun Mampu mencipta Mahluk tanpa proses kejadian tidak ada sesuatu yang mustahil bagi ilmu Alloh
Kita fokus lagi saja pada masalah penciptaan Adam.
tantu Anda telah mengenal teori Darwin yang ditolak oleh dunia Islam.
Coba kita bandingkan teori Darwin dengan Teori Agus Mustofa
Teori Darwin :
1. Orang Atheis
2. Nenek moyang Manusia dari kera -> manusia kera yang
berjalan tegak -> dan jadilah manusia modern
3. dikuatkan dengan Bukti2 penemuan Fosil
Teori Agus Mustofa :
1. Orang Muslim
2. Nenek Moyang Manusia dari manusia purba (detilnya
tidak dijelaskan), kemudian karena radiasi kosmik yang
dahsyat bisa merubah secara drastis kesempurnaan
bentuk maupun inteleknya dalam waktu yang singkat
3. dikuatkan hanya dengan teori saja tanpa ada bukti
ilmiah tentang radiasi kosmik yang dahsat yang
dimaksud
Kedua teori tersebut MENUNJUK PADA SUATU PROSES
KEJADIAN
walaupun terdapat banyak kelemahan pada kedua teori tersebut Namun menurut saya Teori Darwin lebih mendekati logis karena dibuktikan dengan BUkti Ilmiah berupa Fosil.
Namun demikian saya tetap mendukung pendapat Ulama Islam pada Umumnya tentang tidak benarnya teori Darwin.
bagaimana pendapat Anda?
Ya, logikanya adalah Allah tentu bisa menciptakan sesuatu tanpa proses. Tapi faktanya adalah, apakah ada sesuatu yg diciptakan tanpa proses? Bahkan sesuatu yg terlihat “kebetulan” itu memiliki serangkaian “kebetulan” sebelumnya.
Pasti ada maknanya.
Teori darwin didukung bukti2 ilmiah, tapi karakter ilmu modern adalah dapat dipatahkan jika dikemudian hari ditemukan hipotesa dgn bukti yg lebih kuat.
Teori Pak Agus tidak berdasarkan bukti ilmiah. namun buat saya, sementara ini make sense untuk menjelaskan “proses” yg blm diketahui. Matematika pun hanya logika tdk menggunakan bukti ilmiah kan?
ngomong2, berbicara mengenai kebenaran ilmiah, ilmuan atheis bisa saja lebih benar dr ilmuan islam. Tapi dlm hal ini, ada satu dua hal yg membuat saya tidak sreg. Fosil2 yg ditemukan itu bisa saja bukan kera, tp manusia primitif spt yg dijelaskan Agus Mustofa. Everything’s possible. Wallahualam 🙂
diskusi ini benar-benar hangat. salut. menambah wacana, tentunya ada tantangan kita untuk bersikap ilmiah bersandar pada standard baku ilmu pengetahuan. saya sangat yakin Tuhan memberikan rahasia agar manusia berpikir. bukan menelan mentah2 apa yang tersurat apalagi yang tersirat. kita kalah jauh dengan penganut agama lain, mereka telah berpikir DNA, sejarah dunia dengan ilmu. sedangkan umat kita masih berkutat pada perdebatan ayat. Sekali lagi salut kepada Ust. Agus Mustafa yang telah membuka wacana baru, teruskan pemikiran-pemikiran itu untuk merangsang kemajuan ilmu pengetahuan.
Terima kasih untuk opininya 🙂
CArilah dirimu sendiri sebelum kamu mencari Tuhanmu,
Setelah kamu mendapatkan siapa sebenarnya dirimu, kamu akan menemukan Tuhanmu…
Apa yang ada dalam badan/diri kamu yang di anugerahi sebuah nama, hanya sosok yang bisa berpikir dan berakal….
Manusia Hidup karena ada nya Roh… Apa itu Roh? dan bagaimana sifat dan bentuknya, Bagaimana Roh itu ada?
Ketika Roh sudah meninggalkan wadahnya… maka wadah itu akan dibilang meninggal….
Kita semua percaya bahwa ALLAH SWT sebagai Maha Pencipta, Yang Menciptakan Bumi dan Isinya…Isinya adalah termasuk diantara nya kita semua….
Bagaimanapun Adam itu ada adalah karena Ciptaan NYa…
Demikian juga dengan kita semua….
Hindarilah sebuah perdebatan. Apalagi itu tentang agama.