Setiap kali ngeliat orang yang terlalu sering nge-posting hal-hal personal dan emosional di media sosial (Apapun itu: Facebook, Twitter, BBM, atau Path), pertanyaan pertama kali terpikir oleh gue:
Apa yang menyebabkan orang ini sering-sering amat nge-posting di media sosial?
Hipotesis sementara gue saat ini: penyebabnya karena kurang perhatian di luar media sosial ((Dikotomi dunia maya vs dunia nyata sounds incorrect, IMO. Hence the “di media sosial” dan “di luar media sosial” thing)). I think of this as the answer because I had been there: I was someone who post too much on social media.
Jika hipotesis gue diatas lu pikir kurang tepat, pertanyaan gue:
- Apakah lu mengidentifikasi diri lu sebagai orang yang terlalu sering nge-posting di media sosial?
- Jika iya, apa penyebabnya?
Anyway, “terlalu sering posting di media sosial” dan “kurang perhatian” itu sebenarnya netral dan belum tentu negatif. Contoh: lu punya skill woodworking tapi ngga ada yang menyadari tentang keahlian lu jadi lu nge-post banyak hal tentang woodworking. Beda dengan orang yang sering nge-post dan ngumpat setiap lima menit di Twitter.
mas kalau aktif komen di blog ini apakah termasuk kurang perhatian, cari perhatian atau cari …. 😉
Bisa disimpulkan sendiri kalau itu sih 🙂