Hari pertama di tahun 2010 kemarin saya isi dengan membaca habis sebuah buku international bestseller berjudul Outliers karangan Malcolm Gladwell (pengarang dari blink dan the tipping point – keduanya merupakan International Bestseller juga). Outliers menawarkan perspektif yang lebih menyeluruh mengenai kesuksesan, dan sangat inspiratif. Pada tulisan ini saya ingin berbagi apa saja poin penting yang saya pelajari dari buku ini.
1. Kerja keras saja tidak cukup
Sampul belakang Outliers bertuliskan “Sukses ternyata bisa dipengaruhi oleh tanggal lahir”. Masyarakat hari ini menjejali kita dengan ide bahwa untuk menjadi sukses kita perlu bekerja keras. Malcolm Gladwell menyanggahnya: kerja keras dan kerja cerdas saja tidak cukup. Untuk mencapai kesuksesan yang luar biasa, kita perlu lebih dari itu: kita membutuhkan kesempatan yang tepat.
2. Ketahui kearah mana trend akan berkembang
Kita perlu mengetahui apa yang akan dibutuhkan di masa depan. Bill Gates sukses menjadi manusia terkaya karena di tahun 1970-an, dia mengetahui bahwa di masa depan, personal computer akan menjadi trend. Dia berhasil memprediksi trend yang akan berkembang dan melakukan persiapan yang tepat untuk ‘menguasai’ trend tersebut.
3. Semuanya dapat saja berubah – dengan cepat
Hal yang hari ini terlihat tidak menguntungkan dapat berubah menjadi sangat menguntungkan dikeesokan harinya. Jika bisnis sandal jepit terlihat tidak meyakinkan, bayangkan semeyakinkan apa bisnis sandal jepit ketika Oprah menggunakan sandal jepit di acaranya dan jutaan penggemarnya akhirnya ingin menggunakan sandal jepit.
4. Minimal 10,000 jam untuk menjadi kelas dunia
Dalam bidang apapun, jika anda ingin menjadi ahli top kelas dunia dalam bidang tersebut, anda perlu menghabiskan waktu setidaknya 10,000 jam dalam bidang tersebut. Semakin cepat anda (yang artinya semakin banyak waktu latihan perharinya) mencapai 10,000 jam tersebut, semakin cepat anda menjadi ahli kelas dunia di bidang tersebut.
5. IQ bukanlah segalanya
Tingginya IQ dan kejeniusan kognitif tidak menjamin bahwa kita akan sukses. Kita memerlukan kecerdasan praktis untuk berhasil. Kecerdasan praktis adalah tentang bagaimana kita menangani suatu masalah yang tengah terjadi dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
6. Budaya, generasi dan sejarah keluarga SANGAT berpengaruh
Peran orang tua, budaya, generasi dan sejarah keluarga dalam kesuksesan seseorang ternyata melebihi yang kita bayangkan sebelumnya. Selain mewariskan karakter dan kondisi fisik, cara mendidik orang tua juga sangat mempengaruhi kecerdasan praktis kita.
7. It’s all about chance
Untuk menjadi sukses, kerja keras saja tidak cukup . Kita membutuhkan kesempatan. Tepatnya, serangkaian kesempatan yang tepat. Informasi pentingnya, seringkali kesempatan tersebut datang dalam bentuk yang tidak terlihat manfaat langsungnya. Seperti Graphic User Interface Mac (yang kemudian dimanfaatkan oleh windows dan OS lainnya) yang belum tentu indah jika Steve Jobs tidak drop out dari sekolahnya dan tidak mempelajari tipografi.
Itu yang saya pelajari. Ada yang sudah membaca buku Outliers dan merasa ada poin yang belum tercantum? Silahkan menambahkan poin yang anda kehendaki. Jika anda belum membaca Outliers, saya sarankan anda membacanya dan lalu ikut menambahkan poin yang belum tercantum.
Wah, bagus juga. Secepatnya saya beli pak.
Terima kasih infonya.
pengen banget sih beli…?
tapi duit saya tidak mencukupi
untuk membeli buku ini,,,
karna saya masih sekolah,,,
jajan ga’ seberapa
makasi ya uda kasi liat,
poin-poin penting nya,,,
terimakasih infonya pak.. moga yang dilakukan mendapat balasan dari NYA…
Maaf OOT tapi sangar bener// desain ini sudah main CSS Sprites 😉 mantap boy 😉
waw, jadi terharu nih dikomentari oleh wordpress guru pesohor Pak Jauhari 😀
iya nih Pak, sudah diaplikasikan ilmu2 dari blog2 desainnya 😀
blogwalking sesama finalis.. 😀
btw keren banget tulisannya dan juga desainnya.. mantab..
Waw, thanks sudah mampir dan meninggalkan komentar. Saya sudah mampir juga, tapi belum meninggalkan komentar euy.. :p
Anyway, terimakasih juga untuk masukannya. It’s an honor for me 🙂
menurut mas fikri ke mana-kah arah trend kita? memasuki era komunikasi, banyak hal yang menjadi semakin buram. jadi, ke manakah arahnya?
Ehmm.. pendapat saya sih, trend kita mengarah ke sesuatu yang semakin terbuka, semakin kolaboratif, semakin accessible semakin emosional, semakin kontemplatif, dan semakin spesifik / niche. pemicu hal ini apa lagi kalau bukan era “web 2.0”. 😉
kalau di ranah web yang menjadi passion saya, trendnya mengarah ke augmented reality, mobile web, semantic web, dan banyak lagi 😀
pembahasan yang menarik. klo beberapa orang (mungkin termasuk saya) menganggap faktor” outliers justru tidak bisa dikendalikan.. artikel ini berfikir berbeda : bahwa diri kita sendirilah yang merancang nasib masing-masing. Btw, saya juga baru aja nulis tentang buku outliers ini mas… 🙂
yap, daripada fokus kepada hal-hal yang diluar kontrol, lebih cerdas jika kita fokus kepada hal2 yang berada di dalam kontrol 😉
Saya sudah komentari tulisan anda mengenai Outliers. silahkan ditanggapi 🙂
@”dia mengetahui bahwa di masa depan, personal computer akan menjadi trend.”
gue rasa poin yg ingin disampaikan bukan mengetahui / memprediksi trend tapi lebih ke arah persiapan ditambah dengan kesempatan = sukses.
Kesuksesan Bill Gates (rasanya) tidak diquote oleh Gladwell sebagai memprediksi trend. Dia hanya sangat mencintai programming dan memiliki kesempatan langka (yang tidak dimiliki semua anak) untuk menghabiskan waktunya pas di SMA sebagai penjaga computer lab sekolahnya yang kebetulan dekat dengan rumahnya dan dia memiliki akses bebas ke dalamnya.
Sepanjang gue membaca, seingat gue tidak ada 1 pun kasus yang membicarakan orang yang sukses dengan berhasil memprediksi trend: tidak beatles, tidak bill gates, tidak pemain yang terpilih masuk timnas hockey dan tidak juga lawyer jewish. They were just accidentally ready when the chance blows towards their way
hahaha, itu memang tidak tercantum dalam analisanya Gladwell. Itu elaborasi gue aja ndu, ide yang mendadak muncul saat baca Outliers. Tapi kalau dicantumkan disini (konteksnya review buku) jadi agak rancu juga ya?
sepertinya begitu fik 😛 gue kirain itu hal yang lo dapet dari bukunya
btw kok field buat komennya (name, url, email) ga autofill sih? Gue udah pernah komen sebelumnya padahal
haha, pikiran gue suka loncat2 kalau lagi baca ide2 yang keren kaya di tribes ndu 😀
ngga autofill soalnya settingannya gue ganti biar pas di kursor masuk ke form, tulisannya ilang. hmm.. lebih enak dibuat autofill ya?
Saya saluut sama d fikri yang mempunyai hobby membaca karya2 terbaik dan dishare dengan kita2, hal ini patut dicontoh oleh kaum muda lainnya. tks
terima kasih bu 🙂
situs yang sangat bagus buat referensi pribadi dan pengembangan diri.
lanjutkan mas…
Trims 🙂