Cabut subsidi BBM atau tolak kenaikan harga BBM? Yang terpikir oleh saya : BBM merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Jika kita terus menerus membiarkan ketergantungan kita terhadap BBM yang difasilitasi oleh harga BBM yang relatif sangat terjangkau, suatu saat saat cadangan-nya pasti menipis dan ketergantungan terhadap BBM pasti akan menjadi lebih mencekik lagi.
Subsidi BBM ini seperti bom waktu yang tumbuh dan suatu saat pasti meledak. Mau diledakkan sekarang, saat ledakkannya masih dapat dikontrol atau mau diledakkan nanti di era anak dan cucu kamu dan ledakkannya menjadi jauh lebih besar?
Lupakan anak cucu orang lain. Ingat keluarga masa depan kamu. Kamu rela menyengsarakan mereka?
Saya pikir, lebih baik diledakkan sekarang saja.
Alihkan dananya untuk pengembangan infrastruktur, pengembangan moda transportasi massal yang professional dan terjangkau, pemerataan pendidikan dan melepas ketergantungan masyarakat terhadap BBM dengan pengembangan energi yang dapat terbarukan.
Itu saja yang terpikirkan sekarang.
Gw pribadi termasuk orang yang milih diam di socmed soal subsidi BBM ini, walopun suami gw termasuk yang mendukung dihilangkannya subsidi BBM. Dan dia punya alasan dan latar belakang yang kuat soal itu. Suami gw kerja di bidang minyak dan gas bumi, jadi bisa dibilang lumayan ngerti lah, apa yang sebenarnya terjadi π Dia bahkan ngakak kalo denger orang nuduh-nuduh negara jual minyak bumi ke “pihak asing,” karena sebenernya kontrak antara perusahaan luar negeri dan negara ga seperti yang dikira orang awam kebanyakan.
Eniwei…
Gw pribadi agak 50-50 sama soal subsidi BBM ini. Satu sisi, emang harus dihilangkan karena ini bikin kita manja luar biasa. Mana banyak orang pake mobil mewah tapi malah ngisinya pake BBM subsidi. Terus kalo harga BBM naik, kalangan orang mampu ini malah ikutan teriak-teriak; ga terima disuruh hemat dikit dari gaya hidup mereka yang sukanya ke kafe tiap hari *insert Jacky Chan meme here*
Tapi di sisi lain, banyak banget orang yang emang membutuhkan harga BBM subsidi saat ini. Nelayan, dan petani, misalnya. Kalo subsidi ditarik, kebayang gimana mereka nanti bekerja. Contoh simpel aja, gw pribadi susah nemu cabe merah akhir-akhir ini di tukang sayur. Belum bisa dipastikan, tapi mungkin isu naiknya harga BBM bisa pengaruh karena itu artinya distribusi sayur ke kota akan agak sulit.
Di dunia yang sempurna, seharusnya emang subsidi BBM itu diminimalisasikan atau mungkin ditiadakan, dengan kompensasi pendidikan dan kesehatan gratis atau biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk dua sektor itu sedikit. Minimal, walopun harga BBM lumayan tinggi (yang sebenernya normal karena ngikutin harga pasar minyak bumi dunia,) tapi ada 1-2 beban penting yang bisa diangkat dari masyarakat. Pendidikan dan kesehatan. Gw ngerasa, kalo dari awal soal pendidikan dan kesehatan ini udah diberesin ntah dari kapan taun, soal subsidi BBM ini ga bikin heboh kaya sekarang ini. Masalahnya, udah ya BBM bakal naik, pendidikan dan kesehatan juga biayanya tinggi π
Gw berharap sih, kalo pemerintah beneran nurunin subsidi BBM, itu biaya untuk subsidi BBM beneran dialihkan ke sektor pelayanan umum, pendidikan, dan kesehatan. Bukannya jadi ladang korupsi baru π Dan jujur aja, gw skeptis luar biasa sama pemerintah Indonesia ini. Bener-bener skeptis. Baru kemarin baca artikel di Kompas soal kondisi bis TransJakarta yang banyak mengalami kerusakan, padahal bus TJ itu dianggap sebagai transportasi umum yang “mendingan.” Kebayang apakah beneran diurus atau nggak itu bus TJ. Dan itu bikin ngeri.
Dan ditambah lagi berita soal rusuh di Salemba semalem… Udah lah, jangankan sama pemerintahnya, sama (katanya) mahasiswa-mahasiswanya aja gw udah pengen tabokin satu-satu. Uang kuliah yang dikeluarkan ortu mereka itu dikiranya nongol dari ketek apa ya? Gw akan sangat mengutuk bangsa ini kalo para so-called aktivis yang teriak-teriak menuntut koruptor saat ini malah menjadi koruptor juga ketika mereka punya kekuasaan. Power corrupts, man, tinggal waktunya (dan akal sehatnya kerja atau ga) aja bisa korupsi atau ga.
Gw ga bisa bedain diri gw sendiri ini apakah emang udah skeptis banget atau positif banget, tapi gw ngerasa yang bisa bikin Indonesia lebih baik lagi itu adalah keajaiban. Bener-bener keajaiban. Mungkin seperti Musa ngebelah Laut Merah, kali ya? π
P.S. Maaf jadi panjang. Cuma udah empet ini, huhuhu.
Ah, INI BANGET YANG GUE RASA! Ada dilema sih sebenernya: di kota, yang mampu pada manja. Di pedesaan yang bener2 tidak mampu emang ngga mampu. Piye iki?
Tapi kalo gue pikir, tetep lagi balik ke esensinya kalo ketergantungan terhadap BBM ini bom waktu yang luar biasa bahaya. Gue sih lebih pilih cabut aja, biar secara natural kitanya juga berhemat dan tenaga alternatif kedorong pengembangannya. Bakalan susah sih, dan berat. Tapi beribu-ribu tahun manusia mengalami cobaan yang lebih berat (World War, bencana besar, dll) and yet we survived.
Kalo udah empet banget, nyesek banget n ngga ada harapan banget makanya solusi itu disebut keajaiban. Kalo belum mepet ya biasa aja kali ya? π
Gue punya resource menarik tentang ini. Kali aja lo tertarik untuk baca semua halaman. Banyak sih, tapi menurut gue ini menarik. Banyak hal yang gue belum tahu.
Kajian BEM UI mengenai BBM http://db.tt/BX5vqWUy
Whoah, thanks for sharing Nus. Just read it. Keren sekali, tapi kok ngga terlalu terdengar kemana2 ya mengenai hasil kajian ini? π
I like this part:
“Mau diledakkan sekarang, saat ledakkannya masih dapat dikontrol atau mau diledakkan nanti di era anak dan cucu kamu dan ledakkannya menjadi jauh lebih besar?”
Well thanks π It took time to find that metaphor π