6 hari berada di jambi benar – benar memberi saya banyak pelajaran baru. Dan juga, ternyata di sini banyak hal menarik yang saya baru ketahui! silahkan disimak :

๐Ÿ™‚

Tempoyak

Tempoyak

bumbu khas jambi ini terbuat dari duren yang di hancurkan, lalu diasamkan. Saya sendiri tidak begitu menyukai duren, tetapi ketika tempoyak ini di masukkan ke dalam bumbu udang asam manis, wow! rasanya benar – benar menggigit. Rasa udang asam manisnya menjadi lebih asam dan wangi. ๐Ÿ˜€

Kayu Hitam

Rumah Panggung

Jika anda berkunjung ke jambi, anda akan mendapati bahwa mayoritas bangunan disini berbentuk rumah panggung. Bagian depan rumahnya mungkin menempel ke atanah, namun bagian tengah dan belakan rumah mengambang diatas pasak. bahkan ketika saya menyisiri sungai batang hari menggunakan sampan, saya lihat departement store nya pun berdiri diatas pasak. amazing. Ternyata, kontur tanah di jambi ini bergelombang. jadi relatif sulit membuat rumah yang kesemua bagiannya menempel ke tanah, lebih efisien membuat rumah dengan model panggung begini. Jika anda perhatikan lagi, banyak rumah yang pasaknya menggunakan kayu. Pertama saya pikir kok kuat sekali, fondasi rumah menggunakan kayu. Ternyata kayu yang digunakan adalah kayu hitam. Sejenis kayu yang sekarang langka, yang mana kayu ini semakin tambah usia malah semakin kuat. Semakin terkena air, semakin kuat dia. Wow, saya belajar hal baru mengenai per-kayuan nih. ๐Ÿ˜€

Angkot ala Pimp My Ride

Angkot Ala Pimp My Ride

Fenomena menarik ini terjadi juga di beberapa kota juga seperti cilegon dan padang. Para angkoters ( pemilik angkot – ngasal red ๐Ÿ˜› ) memodifikasi angkotnya dengan pembelah angin dan sound system dengan bass super tebal serta lampu kelap kelip di dalamnya. Pokoknya setiap angkot lewat, anda akan mendengar dentuman suara bass deh. Dan yang menariknya, angkot – angkot yang tidak di modifikasi relatif tidak laku, dan dijuluki “sayur”. Wow, what a public transport! ๐Ÿ˜€