Kalau kamu melihat ke sudut yang lebih luas,
kepada orang tua yang kehilangan anaknya,
pasien yang menderita penyakit menahun dan tidak ditemukan obatnya,
orang yang berjuang setengah mati untuk sepiring nasi yang halal,
anak kecil yang tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh dengan baik,
gerilyawan yang mengorbankan harta nyawa segala yang dimiliki untuk kemerdekaannya,
dan banyak lagi masalah keras lainnya,
kesulitan yang sering kita alami dan keluhkan itu,
terasa seperti lelucon saja.
Lelucon yang sama sekali tidak bisa ditertawakan. Namun turut prihatin pun bukanlah jawaban. Sepatutnya kita yang menyaksikan, tak sekedar menjadi penonton. Harus pula turun, membantu mereka, sekuat tenaga, semampunya.
Bagaimana caranya?