“Pintar” itu sebenarnya apa / yang bagaimana sih?
- Apakah lulus SPMB dan masuk perguruan tinggi negeri dengan passing grade super tinggi = pintar?
- Apakah mampu menjawab semua pertanyaan di kelas atau di kertas ujian = pintar?
- Apakah ranking 1 dan lebih unggul daripada teman-teman sekelas / tempat kerja = pintar?
Belakangan ini saya menyadari bahwa masyarakat dan sistem sosial kita cenderung memberikan label pintar kepada orang yang kemampuan kognitifnya kuat. Sistem pendidikan yang ada sekarang pun cenderung “lebih menghargai” atau “lebih mengakomodir” kemampuan kognitif dibanding kemampuan lainnya. Coba hitung, lebih banyak jam pelajaran matematika / IPA / IPS atau jam pelajaran agama / seni / olah raga? Kemampuan sosial / antar-personal / kepemimpinan, yang notabene memegang peranan krusial dalam keberhasilan seseorang, bahkan bisa dibilang tidak ada mata pelajarannya sama sekali.
Hal ini membuat saya berpikir, definisi “pintar” itu sendiri apa sih?
Menurutmu?
Background image, titled “Smart Things” is courtesy of Paul Downey. Taken from flickr.
Dulu saya juga pernah ditanya gitu. Membingungkan memang, kalo kita belum tahu ada kata lain yg mirip dengan ‘pintar’…
CERDAS.
Menurut saya, pintar itu memang cenderung pada hal-hal yg bersifat kognitif. Bisa dibilang juga, hal-hal yang lebih cenderung ‘otak kiri’.
Cerdas bisa dibilang lebih abstrak. Karena kecerdasan itu sifatnya lebih luas & meliputi berbagai aspek mulai dari sosial, spiritual, dll…
Bagi saya perbedaan kepintaran & kecerdasan seperti perbedaan pengajaran & pendidikan. Bagi yang belum tahu makna sebenarnya, mungkin membingungkan.
mana yang seharusnya lebih diakomodir dan diapresiasi: pintar atau cerdas?
Lalu, apakah masyarakat n sistem pendidikan sudah mengmengapresiasi dan mengakomodir “cerdas” itu sendiri?
Mana yang seharusnya diakomodir dan diapresiasi? Kedua-duanya mas
Cuman untuk kecerdasan, saya lebih mengapresiasi, karena menurut saya cerdas itu mengatasi sesuatu yang belum pernah diatasi sebelumnya namun menggunakan konsep-konsep permasalahan sebelumnya
Em, udah diakomodir belum ya? 🙄
Pendidikan di Indonesia sepertinya masih mengakomodir kepintaran saja
*hemat saya*
kalau berbicara rasio, kepintaran : kecerdasar itu seharusnya berapa banding berapa?
yap. kepintaran masih dielu-elukan, padahal banyak yang seharusnya diprioritaskan.
wah, kepintaran itu subset atau bagian dari kecerdasan. bukan dua hal yang benar-benar berbeda menurut saya.
Jika kamu orang yang cerdas, tentu kamu pintar.
Tapi jika kamu pintar, belum tentu cerdas.
Begitu mas menurut saya
Kepintaran subset dari kecerdasan? wah, saya harus perbanyak literatur saya lagi ini 😀
pintar itu mungkin kemampuan untuk dapat memaksimalkan segala sumber daya
Daann.. pernahkah kita diajari cara memaksimalkan segala sumber daya?
Pintar itu bisa menyelesaikan permasalahan yang ada
namun ada yang lebih canggih, namanya cerdas
cerdas itu lebih daripada pintar, ia mampu menyelesaikan permasalahan apapun dengan konsep-konsep permasalahan sebelumnya, baik sudah eksis atau tidak
lebih jelasnya,
A bisa menyelesaikan semua soal IPA dengan baik
B bisa menyelesaikan semua soal KWN dengan solusi-solusi yang jelas dan konkrit, bukan normatif seperti jawaban anak pintar
ya, itu salah satu yang menjadi pikiran saya juga sih: daripada menjawab pertanyaan yang sudah terjawab seperti menjawab soal UN, sepertinya menjawab sesuatu yang belum terjawab terdengar lebih perlu diprioritaskan.
Anyway, sebenarnya yang saya lebih jadi perhatian saya itu aspek sosial dan interpersonal dari cerdas dan pintar itu sendiri sih.
Um, bentar. Kamu ngomongin masalah aspek sosial dan interpersonal nya ya?
Saya kutip dulu ya, sekalian saya respon
—
AGREE!
Sistem pendidikan yang mana ya? Seingat saya ada penilaian kognitif, psikomotor, dan afektif. Then?
Iya. seingat saya memang lebih banyak jam pelajaran matematika / IPA / IPS daripada pelajaran lainnya yang disebutkan di atas. Trus apakah harus sama? Menurutmu kenapa harus sama? Apakah Fikri sudah tahu alasan kenapa mata pelajaran tersebut memiliki porsi jam pelajaran yang berbeda? ❓
Hm, iya sih kayaknya belom ada. Saya dukung Fikri untuk bikin kurikulum yang ada mata pelajaran kemampuan sosial.
—
Yep. Sebagaimana saya heran kok murid2 diajari matematika berjam2 tapi tidak sejam-pun diajari caranya mengelola keuangan pribadi. Gimana ngga carut marut.
Sistem pendidikan nasional. Common sense: mana yang lebih di hargai oleh pihak sekolah negeri top di kota X: siswa ranking satu atau siswa ranking 100 yang pandai menulis lagu? – Analoginya mungkin kurang tepat tapi kurang lebih seperti itu lah. Agungkan IPA, sisakan IPS. BTW, saya dulu IPA.
Tidak harus sama, harusnya lebih banyak malah. You know, every child is special. Kenapa anak yang bakat musiknya lebih dominan harus menerima jumlah pelajaran matematika yang sama dengan anak yang bakat matematikanya dominan? Agak sulit di pelaksanaannya sih, tapi garis besarnya begitu.
Ayo buat bersama. Saya juga belum tau caranya :p
pintar adalah kemampuan kognitif merespon soal/keadaan/masalah dengan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
artinya, pintar memang lebih identik dengan kemampuan kognitif. mungkin kalo kamampuan scara fisik (ex:olahraga) lbih tepat disebut “tangkas”.
arti pintar yg masih berkembang sekarang mungkin merupakan bawaan generasi x atau generasi tua jaman dulu. yg belum mengenal esq dan pemahaman tentang pengembangan diri yang bukunya sekarang banyak beredar di toko buku.
sekarang ini sedang masa transisi. mungkin 10-20 tahun lagi paradigma itu baru akan berubah.
Nice thoughts! saya suka ide -masa transisi-nya. 😀
10 – 20 tahun itu cukup lama juga ya.
hm..kata nabi, orng yg pling pinter adalah orang yg mempersiapkan dirinya sebaik mungkin sblm ajalnya mnjemput..
Note: theme’s nya super duper keren gan…very greatest theme that i’ve never see it before..thumbs up..
skligus nanya:
1)klo pke bcgrnd Gmbar2 sprti blog ini, apkh tdk mngurangi keceptn loading nya kah?
2)klo blh tw rahasia coding-nya..gmn…?he3
Perspektif agama, nice 🙂
Thanks 🙂 anyway, kalau pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan posting, silahkan ditanyakan via twitter, facebook atau email di halaman kontak ya. Nanti saya jawab disana 🙂
ehmm…. ya ya….
pintar beda sm cerdas
smua org bisa pintar tp tak semua org bsa jadi cerdas 😀
apa bedanya?