Saat saya menulis ini, saya sedang tidur-tiduran di sofa rumah orang tua saya, menikmati waktu senggang malam minggu sembari menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2010 antara Argentina vs Nigeria sembari mengetik post ini melalui aplikasi WordPress for BlackBerry yang tengah saya jajal.
Saya melihat televisi: di Piala Dunia, orang dari berbagai suku bangsa berkumpul jadi satu.
Hitam, putih, afro, hispanik, latin, anglo saxon..
Lebih menarik lagi negara yang multi etnis, yang dalam satu timnya ada orang-orang “pribumi” dan “keturunan” seperti prancis dll.
Look at them.
Keren sekali ya?
Tidak melihat perbedaan fisik: selama kamu pemain terbaik di negara tersebut, kamu berharga.
Manusia, dilihat dari apa yang bisa dilakukannya: yang berarti apa hasil usaha dan jerih payahnya melatih diri. Bukan perbedaab yang tidak perlu.
Saya berandai-andai: andaikan dalam kehidupan sehari-hari kita melihat orang lain tidak berdasarkan perbedaan yang tidak perlu seperti faktor fisik, kemampuan finansial, status sosial dan lain-lain melainkan berdasarkan apa yang mereka mampu lakukan dan mereka telah lakukan,
Keren sekali ya?
Hari ini kondisi sosial kita mungkin belum seperti itu, tapi suatu saat nanti, siapa yang tahu?
keren sekali
Thanks Pak π
Ya, mari kita mulai dari lingkungan terkecil untuk menghargai, dan menikmati perbedaan tersebut. Tidak mudah memang sebenarnya untuk dilakukan, perlu banyak faktor yang mendukung semua itu.
yep. start small, start now, start from yourself *pake sorban dan menyanyi jagalah hati* π
Yep betul, semua orang sederajat dan bukan dibedakan dari warna kulitnya.
Kita dihargai karena apa yang kita lakukan untuk orang banyak, bukan dinilai dari rasnya π
Btw tentang Piala Dunia 2010, coba kita liat sosok Nelson Mandela yang mampu menghapus perbudakan di Afrika Selatan. Bahkan sekarang negara ini mampu jadi tuan rumah Piala Dunia.
yap. Rasis dan membeda2kan manusia berdasarkan variabel yang tidak bisa dirubah itu sangaaaaaat terbelakang π
Mas Fikri, ada yang aneh tuh di comments.php-nya.
Pas saya nulis komentar ini, tertulis “3 komentar untuk post ini”, padahal yang muncul cuma 1.
Anyway, saya juga setuju. Perbedaan-perbedaan itu Tuhan ciptakan agar kita bisa saling memahami satu sama lain.
Oh, thanks untuk masukannya. Itu salah satu ke-anehan wp sebenarnya (atau saya memang belum tahu cara menyelesaikannya). Jadi memang ada tiga, tapi yang satu sudah di approve, yang dua masih di moderasi π
Yap memang perbedaan itu diadakan agar manusia saling memahami kan? π
Saya menanggapi templet blog saja ya π seperti yang diminta di pemberitahuan, tapi disini saja :p
Ah ya, dalam beberapa hal sepertinya saya kurang mantap dengan desain ini, berikut poin-poinyaa.
Apakah desain ini tergolong vintage? hmm, saya kurang sreg dengan tipografinya. Sentuhan klasik sudah masuk pada penanggalan, tetapi langsung digebrak dengan font sans-serif segede gaban ilang deh.. :p
Kenapa tidak menggunakan font serif? saya rasa lebih matching dengan konsep. Selain itu sepertinya whitespace yang diguakan kurang proporsional.
Beberapa cacat seperti dokumen tidak valid XHTML Transitional (53 errors),dan sepertinya penggunaan padding kurang konsisten yah π
itu saja dulu, kalau kebanyakan dimakan akismet nanti :p
thanks buat masukannya. harusnya dikomentari lewat facebook page saja, biar bisa panjang lebar π
mengenai stylenya, sejujurnya ini saya buat diakhir 2009 (kalau tidak salah) dan ketika itu saya tidak terlalu memperhatikan variabel style, desain ini lebih ke eksperimen2 saya. Jadi kalau nabrak ya wajar saja, orang niatnya juga menabrak batasan itu kok.
kalau masalah keluar batasan malah jadi ngga enak, itu lain kisah. yang penting buat dulu :p
mengenai tipografi, wakti itu influence saya a-list-apart. terkesima dengan minimalistiknya yang menggunakan verdana berukuran kecil. Tapi sekarang kalau dilihat2 saya juga agak kurang sreg sih π
mengenai dokumen tidak valid, validitas dokumen memang tidak jadi prioritas saya. cek saja situs2 besar seperti google, facebook, youtube, apple, you name it. apakah mereka valid? nope. gunanya validitas dokumen (setahu saya, CMIIW) itu memudahkan konsistensi tampilan agar sama disemua browser. fokusnya adalah tampilan yang stabil di setiap browser yang terkadang, malah validitas itu yang menjadi hambatan.
but anyway, tampilan blog saya ini hanya stabil di browser modern. no support for old school and silly browser like IE :p
Pendahulu Indonesia pun sudah mengingatkan “berbeda-beda tetap satu jua”.
Tapi, sekarang makna tersebut seperti terlupakan atau mungkin sengaja untuk dilupakan. Jika kita mampu menghargai satu sama lainnya. Saya yakin Indonesia kembali ke Fitrahnya.
World Cup? I like it. No more Different.
Yeah, i like this post brad π *ga ada tombol likenya ya LOL
Sebenarnya satu budaya yang masih belum hilang ini di Indonesia. Lihat saja perang antar suku, antar etnis yang terjadi di Indonesia masih sangat terasa sampe sekarang. Coba masalah ini bisa terselesaikan dengan adil dan bijaksana, tentu gw rasa persatuan Indonesia bisa tercapai sesuai sila ke-tiga di pancasila kita π
Haha, kaya bhineka tunggal ika punk rocknya SID brad.
Wkwk, kurang social nih blog gue LOL
Wah keren Mas. Saya sendiri mas sering melabeli orang dari fisiknya. Dan sering tertipu. Saya kira anak yang wajah dan penampilannya acak-acakan dan tampak ngantuk itu orang yang pemalas dan bodoh, eh ternyata dia lumayan pintar.
Jadi jangan keburu nilai hanya dari penampilan ya. Lihat dulu gimana kerjanya. Berbeda kan bukan berarti salah. π
Yap. Kalau tidak salah salah sau filosofi google juga membahas mengenai “kebebasabpenampilan” d tempat kerja deh π
Wahaha, saya juga penampilannya acak2an & tampak ngantuk loh LOL
yep. start small, start now, start from yourself *pake sorban dan menyanyi jagalah hati* π
Jiahahaha, saya juga pernah buat status yang sama persis seperti ini LOL
yups! perbedaan itu indah… Allah SWT ga menciptakan produk massal yg sama persis antara satu dengan yg lainnya… seharusnya manusia menyukuri perbedaan yang menjadikan manusia satu dengan yang lainnya unik… π