Ngebecandain Kiamat

by | Jan 20, 2013 | Essays | 4 comments

Entah karena popularitas film 2012 atau apa, tapi gue inget banget Desember lalu orang-orang di twitter kayanya berlomba-lomba jadi orang paling lucu (padahal twitnya copas juga sih) dengan ngebecandain kiamat. Ya model-model begini lah:

Funny huh? Gue pribadi sih eneg bacanya. Gue pikir banyak orang juga berpikiran sama:

Sampe pada suatu saat, jakarta dikasih ujan agak gede sedikit:

Kamis, 17 Januari 2013, hujan besar ngeguyur Jakarta. Abis ashar tadi gue scroll-scroll timeline dan nemu video ini di YouTube:

Ini baru air ya. Belum gunung meletus, tsunami, hujan objek asing, bumi terbelah, wabah penyakit dan sebagainya.

Dear people who joke about doomsday, i hope you guys learn something from what happened this month. We are just a mere human, don’t be so arrogant.

And oh, there’s a thing called boundaries. Just don’t try too hard to be funny, if you know what i mean.

4 Comments

  1. rudicahyo

    Ingatlah apa yg telah kita perbuat. Bayangkan masa depan yang cerah. Mari bikin rencana yang bijaksana. God bless you all

    • Fikri Rasyid

      Sorry but i don’t get your point 😐

  2. Eki

    Lucu kok!

    Becanda tidak selalu berarti menantang, kan? Justru dengan candaan itu, saya rasa, orang mengingatkan kita bahwa tidak tahu apa-apa tentang kiamat.

    Coba baca deh teori humor.

    • Fikri Rasyid

      Teori humor? Hmm, akan saya coba Pak.

      Justru dengan candaan itu, saya rasa, orang mengingatkan kita bahwa tidak tahu apa-apa tentang kiamat.

      Entah saya yang terlalu kolot atau bagaimana, tapi rasanya ada beberapa hal seperti kiamat dan bencana alam yang jika dijadikan bercandaan jatuhnya jadi berlebihan. Saya pikir dalam topik-topik tertentu, saya memilih untuk diingatkan dengan cara lain.