Gue lagi ngedenger Aki gue ceramah mengenai melihat segala sesuatu menggunakan “kacamata baik” (kalau melihat menggunakan “kacamata jelek”, semua hal jadi jelek dan kalau semua dilihat menggunakan “kacamata baik”… well you get the point) di acara silahturahim nikahan teteh gue, tiba-tiba gue kepikiran ide ini:
Gimana kalo pekerjaan siswa, alih-alih, dievaluasi menggunakan parameter benar atau salah, dievaluasi menggunakan dua pertanyaan sederhana: a) Apa nilai plus dari pekerjaan siswa ini? B) Apa yang perlu diperbaiki dari pekerjaan siswa ini?
Alih-alih menerima angka yang maknanya bisa jadi bias, siswa menerima encouragement dan hal spesifik mengenai apa yang mereka harus perbaiki.
Sounds like an idea, don’t you think?.
It’s quite an idea, but unfortunately it’s not a new idea in the world of education. It’s just not as popular compared to the other one.
Well I’m just writing down stuff which cross my mind, not seeking anything new or revolutionary 😀
Anyway, this one is interesting:
What makes it not really popular, in your opinion? I think there must be a reason for that.