Saya beruntung, kamis malam kemarin The Marketeers Club mengundang saya untuk menghadiri dinner dan seminar mengenai “Netizen” yang diselenggarakan di Hotel Hilton Bandung yang di-host langsung oleh Hermawan Kartajaya. Konsepnya sama dengan Power Lunch yang membahas subkultur dalam new wave Maret lalu. Perbedaannya, yang sekarang lebih fokus membahas mengenai Netizen.

Garis besarnya

Berdasarkan konsep New Wave marketing yang disusun oleh MarkPlus, ada tiga subkultur yang harus dirangkul jika seorang marketer ingin mendominasi pasar:

  1. Youth: karena anak muda mudah menerima perubahan, rangkul mereka jika ingin merubah paradigma konsumen
  2. Woman: karena wanita tidak berbelanja untuk dirinya saja, rangkul mereka jika ingin memenangkan market share
  3. Netizen: karena netizen (masyarakat yang aktif berinternet) menyuarakan pendapat mereka dengan bebas, rangkul mereka jika ingin memenangkan “heart” atau disukai konsumen.

Seminar kamis malam kemarin lebih difokuskan untuk membahas mengenai netizen, berdasarkan survey yang diselenggarakan oleh MarkPlus di delapan kota besar di Indonesia. Dengan luwes dan sangat mudah dimengerti Hermawan Kartajaya memaparkan mengenai Why – What – How mengenai Netizen dan bagaimana marketer dapat “merangkul” mereka.

Hal baru yang saya pelajari

Cukup banyak hal baru yang saya pelajari dari pemaparan Hermawan Kartajaya, banyak hal menarik yang saya langsung livetweet via akun saya di twitter dengan hashtag marketeers. Jika anda belum memfollow akun twitter saya, berikut ini beberapa poin-poin menarik dari acara malam kemarin:

  • Netizen ini memang aneh, mereka g pake otak, tp pake hati. Di internet,org bicara pk hati
  • Legacy marketing = otak orang di brainwash lewat iklan2 vertikal
  • Netizen ini menganggap diri mereka setara dgn brand. Peduli amat brand gede apa kecil,kalo g suka y g suka. Bilang2 org pula
  • Every netizen thinks that he / she is the media. Ranah publik dan privat campur aduk
  • Citizen ini jangankan dikasih manual, diterangin aja kaga ngerti
  • Facebook itu lebih ke friendship. Twitter itu lebih ke leadership
  • Negara paling hot untuk mobile web itu Indonesia. India mah lewat (untuk poin ini, @pandutruhandito sempat menanyakan dasar statementnya)
  • di twitter lbh banyak social economy ses A daripada C sedangkan di twitter ses A, B dan C jumlahnya sama
  • GDP indonesia skg USD 3000. Gaya hidup berubah. Nanti saat perkapita 5000 n 10,000 berubah lg. Peluang baru muncul
  • Hasil research markplus: Gila. Orang rela g makan buat connect. Makan ngga makan yang penting connect.
  • I connect through mobile (87%) notebook (31.7%) PC home (23.7%) sisanya warnet

Jika dirangkum, intinya adalah:

  • Jumlah netizen semakin lama meningkat.
  • Mobile web adalah masa depan.
  • Orang yang “menggunakan internet” bukan hanya geek lagi. Politisi, selebritis, hingga para “ahli” yang sebelumnya belum diketahui publik dan memiliki pengaruh kepada pengikutnya kini bermasyarakat via internet
  • Netizen itu inklusif: mereka tidak perduli usia, gender, agama, kebangsaan dan apapun itu. Entah brand anda brand besar atau kecil, kalau netizen menganggap layanan / produk anda sucks, mereka akan berkoar-koar (sangat betul. lihat tulisan saya ini sebagai contoh).
  • Karena tidak adanya interaksi tatap muka secara langsung, netizen lebih jujur, terbuka dan “emosional” dalam mensuarakan pendapatnya. Mereka dengan mudah menyuarakan komentar mereka dan dibaca oleh ratusan bahkan ribuan atau ratus ribuan “pengikut”-nya secara real time. Camkan bahwa pendapat jelek lebih mudah tersebar daripada pendapat baik.

Diluar kesimpulan-kesimpulan diatas, ada satu hal yang saya anggap paling menarik dari acara malam itu: taksonomi pengguna internet berdasarkan hasil research MarkPlus dan bagaimana “merangkul mereka”. Sederhananya, pengguna internet dibagi kedalam sembilan kategori berdasarkan dua parameter yaitu keaktifan (pasif, rata-rata dan aktif) serta psikografis (penyebar berita negatif, moderat dan penyebar berita positif) sehingga menghasilkan taksonomi seperti ini:

  1. NetAvoider (4.4% – pengguna pasif yang negatif)
  2. NetCrawler (4.6% – pengguna pasif yang moderat)
  3. NetRookie (5% – pengguna pasif yang positif)
  4. NetStriver (31.3% – pengguna rata-rata yang negatif)
  5. NetWorker (26.4% – pengguna rata-rata yang moderat)
  6. NetJunkie (24% – pengguna rata-rata yang positif)
  7. NetTerrorist (2.1% – pengguna aktif yang negatif)
  8. NetPublisher (1.3% – pengguna aktif yang moderat)
  9. NetAdvocate (1% – pengguna aktif yang positif)

Kesembilan taksonomi ini berguna dalam menentukan cara anda menyebarkan pesan:

  • “Broadcast” untuk pengguna pasif
  • “Befriend” untuk pengguna moderat
  • “Engage” untuk pengguna aktif

dan bagaimana anda berinteraksi dengan mereka:

  • “Avoid” untuk pengguna negatif
  • “Join” untuk pengguna moderat
  • “Collaborate” untuk pengguna positif

untuk lebih jelasnya, gambar ini mungkin membantu:

Jika anda marketer, taksonomi ini sangat membantu untuk “memetakan” netizen mana yang harus “didekati” kan? Dekati mereka yang positif – aktif dan hindari mereka yang negatif – pasif. Great work.

Beberapa yang dapat ditingkatkan

Diluar informasi-informasi menarik yang “dibuka” kamis malam kemarin, ada beberapa hal yang menurut saya bisa ditingkatkan lagi. Well, timbal balik ini sebagai bentuk terima kasih saya kepada The Marketeers yang sudah mengundang saya dan jawaban untuk @cendrahadi pihak MarkPlus Jakarta yang berkorespondensi dengan saya via twitter dan bertanya “gmn acaranya td?“:

Perlu digaris bawahi bahwa pendapat atau masukan saya ini mungkin tidak mewakili mayoritas pendapat netizen, ini gagasan dan pendapat saya pribadi saja.

Siapa saja sih yang datang?

Ini salah satu bad habit saya saja sih (dan beberapa netizen mungkin): saya hanya bergerak jika ada tujuan yang jelas. Kalau tidak ada tujuan ya nikmati suasana saja, jadi bertukar kartunama secara massal bukan cara berpikir saya. Persis ketika browsing, cari yang saya mau di Google dan voila! Jadi agar sesi networkingnya lebih enak, mungkin enak ya kalau dibuat semacam wall berisi avatar, nama dan short bio dari orang-orang yang datang. Kalau ada yang menarik minat, tinggal “kejar” orang tersebut.

Goodie bag

Pernah ada yang bilang di twitter seperti ini: “Politisi diikat dengan uang, blogger diikat dengan goodie bag“. Jadi kalau buat acara yang mengundang blogger, berilah mereka goodie bag agar ingat terhadap acara tersebut. Di acara semalam peserta diberi goodie berupa majalah marketeers edisi terbaru sih, tapi tidak ada bag-nya, jadi goodie doang. LOL

Hanya satu arah

Ada satu hal yang membedakan acara dinner seminar malam itu dengan Power Lunch yang juga dipimpin oleh Hermawan Kartajaya maret lalu: Di acara kamis malam kemarin, hanya terjadi komunikasi satu arah: peserta datang, duduk, dan “diceramahi” oleh Hermawan. Loh, katanya New Wave, kok satu arah sih?

Livetweet!

Ada satu hal yang menjadi budaya kontemporer masyarakat urban di event-event menarik: livetweet! Untuk membuat suasana acaranya lebih “New Wave”, mungkin bisa pasang beberapa giant screen yang menampilkan tweet terbaru mengenai acara tersebut (supaya lebih oke, idealnya acara tersebut membuat hashtag tersendiri. Contoh: #MarketeersBDG or whatsoever). Lebih oke lagi kalau ada sejenis banner yang memberitahu netizen yang datang kalau ini loh, hashtag resmi kita.

Omong-omong, menampilkan livetweet seperti ini pernah dilakukan di screen acara forum anak web bandung (FOWAB) yang ke dua apa yang ketiga saya lupa. Dan efeknya keren sekali, acara FOWAB jadi makin terasa “live” 😀

Download slidenya dimana?

Ohya, ini juga penting: dimana saya bisa mendownload slidenya? Lebih bagus lagi jika slidenya dibagikan dan dibuat embedd-able via slideshare 😉

Lima itu saja dulu sih, kalau ada poin tambahan akan saya update dan tambahkan.

Satu hal lagi..

Di akhir sesi kemarin, saya ternyata diajak maju kedepan dan diganjar semacam award untuk netizen Bandung yang “perlu diawasi” karena bisa dikategorikan kedalam netizen Bandung yang aktif dan positif. Waw, terima kasih sekali untuk penghargaannya, it’s an honor for me 🙂

Daaan, untuk pihak The Marketeers, ditunggu sekali foto-foto saat acara kemarin ya 😉