Disclaimer: Spoiler alert. Kalo belum nonton Lucy dan berencana untuk nonton, ntar aja baca post ini :))
Rabu malam kemarin gue nonton “Lucy” ((Sempet mikir mau nonton Guardian of Galaxy, tapi untungnya milih Lucy)) bareng istri. Terlepas beberapa plot hole yang bener-bener dumb, ada beberapa part science fiction-nya yang gue suka ((Gue agak-agak into science-fiction, terutama yang tema-nya agak-agak mindfucking seperti The Matrix, Edge of Tomorrow, Inception, etc)):
- Konsep tentang waktu (mobil yang hilang jika kecepatan frame-nya ditingkatkan). Mengingatkan gue akan teori universe is a hologram, IMO.
- Beberapa ide tentang nature of cell, terlepas dari itu fiksi atau scientifically proofed
Tapi bagian paling gue sukanya: “Lucy” somehow mengingatkan gue kalo akal manusia memiliki batas dan manusia akan sulit mengerti sesuatu yang belum dia pahami, dan akan selalu ada hal-hal yang belum manusia pahami.
Jadi, udah pada nonton Lucy?
Belum nonton tuh pal, asyik ndak filmnya?
IMO sih asik. Lah di post ini kan dibahas LOL
Abis nonton Lucy, gue cuman bisa waow doang. Truly mindblowing. Science fiction yang dibungkus dengan action, bukan drama. Keren lah menurut gue.
Yep, buat yang suka mikir dan into science fiction Lucy ini asik. Tapi kalo cuman nyari rame doang, kayanya kebanyakan komennya pada kzl mz :))