Akhir pekan kemarin, akun @Strategi_Bisnis sempat menyampaikan satu pernyataan yang cukup menarik:
Ada direktur SDM perusahaan bonafid bilang : pelamar S1 yg waktu kuliah kosong dg aktivitas kurikuler, langsung kami buang CV-nya.
— business + strategy (@Strategi_Bisnis) August 23, 2015
Tidak lama kemudian, pernyataan tersebut disambung dengan opini ini:
Mungkin lebih baik lulus kuliah 7 thn namun kaya dg pengalaman macam2. Drpd lulus 4 thn tapi jadi sarjana gagap. Kosong life skills.
— business + strategy (@Strategi_Bisnis) August 23, 2015
Nah opini ini yang mengganjal buat gue ((Ada yang bilang lebih baik kuliah 4 tahun dan kaya pengalaman. Yaiyalah, it’s like the obvious answer.)). Gue pribadi tidak setuju dengan pendapat kedua kalau biaya kuliahnya dibayari orang tua.
Apalagi kalau biaya hidupnya dibiayai orang tua juga.
Kalau kuliah tujuh tahun padahal mampu empat tahun dan tidak ada uzur yang menyebabkan kuliahnya butuh waktu lebih, apa tidak zalim itu?
Kalau biaya kuliahnya dan biaya hidupnya bayar sendiri sih tidak apa-apa.
Kuliah cepet selesai dengan segudang pengalaman di organisasi itu lebih baik menurut ane mas, kalo kuliah lama dengan alasan sibuk di organisasi biasanya itu kadang cuma pelarian aja karena males, hehe 😀
Iya udah jelas banget atuh itu mah 🙂