The Thinker

image is courtesy of swe.anna

Dear readers, di kesempatan kali ini kita sangat beruntung karena salah satu teman saya, Pandu Truhandito, salah satu blogger lokal yang sangat passionate atas apa yang dia tulis dan seorang Internet Marketing Evangelist & Enthusiast yang cukup dikenal karena pemikiran kritis dan tajamnya akan berbagi mengenai kreatifitas dari sudut pandang yang sangat menarik.

Guest post ini sedikit ‘beraroma’ advertorial, namun saya yakin anda akan mendapatkan ‘sesuatu’ yang menarik & bernilai dari post ini mengenai kreatifitas. Terlebih lagi, Pandu juga menginformasikan satu kontes yang sangat menarik & menantang untuk diikuti. Saya sendiri sangat suka dengan caranya mendeskripsikan “dua jenis masalah”. Simple tapi kena 😉 Enough said then, ini dia, Pandu Truhandito. Enjoy the post:


Hey semuanya salam kenal 🙂 nama saya Pandu Truhandito. Background
akademis saya ada di cognitive science, psikologi dan filosofi..
sesuai dengan kepribadian saya yang suka berpikir hehehe. Sekarang ini
saya bekerja di Ajita Digital agency sebagai Digital Specialist.

Ketika saya kuliah, saya mengambil mata pelajaran cognitive psychology dimana saya diajarkan bagaimana beberapa dari proses kognitif kita bekerja. Bagaimana kita berpikira, mengapa kita berpikir A ketimbang B, mengapa kita bisa salah menafsirkan sesuatu, dan sebagainya.

Tetapi yang paling berkesan buat saya adalah ketika saya diajarkan mengenai kreativitas. Saya yakin banyak dari kita yang sudah mengenal kata ini, sudah tidak asing. Generasi kita dituntut untuk selalu kreatif dan menemuka terobosan-terobosan baru. Tetapi kalau saya tanya ke kamu: “apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan kreativitas itu?” mungkin banyak dari kamu yang juga kesusahan untuk menjawabnya.

Dan memang sudah sepantasnya, karena kreativitas bukanlah proses yang mudah diterjemahkan ke dalam kata-kata.

Ketika saya belajar, kreativitas banyak diulas dari sudut pandang problem solving. Ada 2 tipe problem:

  • Well defined
  • Ill-defined

Well-defined problem adalah seperti problem matematika: memiliki prosedur yang jelas, ada rumusnya, tinggal dikerjakan step by step. 2 x 3 + 4 = ?

Tetapi ill-defined problem adalah tantangan yang sebenarnya untuk kita. Dan kita sebenarnya dihadapkan dengan tipe problem ini setiap harinya: bagaimana kalau mau nembak cem-ceman, bagaimana caranya menarik perhatian si dia, hadiah apa yang harus diberikan ke pacar, sampai kata-kata apa yang harus kita keluarkan agar dosen tidak marah ketika kita lagi-lagi telat masuk kuliah?

Problem-problem tersebut tidak memiliki alur yang jelas. Kita tidak punya prosedur tertentu (yang 100% sukses) bagaimana cara untuk memecahkan masalah ini. Di satu sisi, ini bisa membuat kita bingung sendiri; tapi di sisi lain kita benar-benar diuji: seberapa ahli kita sebenarnya dalam menghadapi setiap problem tersebut?

Kita sering kali dihadapkan kepada problem yang sama tetapi kita dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang beda. Contoh: saya pulang malem abis pacaran dan orang tua saya selalu minta penjelasan. Problemnya selalu sama: membuat mereka mengerti. Tetapi tentu saya tidak bisa memberikan jawaban yang selalu sama karena mereka pasti curiga. Saya dituntut untuk mengambil jalan yang berbeda agar rasa ingin tahu mereka bisa dipuaskan.

Layaknya demikian untuk kreativitas: benda sama, problem sama, tuntutan sama, tapi caranya harus beda; prosesnya harus baru. Proses yang baru inilah yang menjadikan dunia semakin hari semakin berkembang.

Sebagai contoh, kebutuhan manusia tidak berubah, kita semua ingin berinteraksi satu sama lain. Tetapi cara dan prosesnya terus dikembangkan menjadi sesuatu yang baru. Sesuatu yang lebih cocok untuk gaya hidup masa kini, sesuatu yang kemudian mempermudah interaksi antar manusia. Inovasi dan perkembangan inilah alasan di balik mengapa sekarang kita bisa bebas berkomunikasi melalui internet.

Sekarang Lintasarta sedang mengadakan Creative Solutions Award yang kedua: sebuah ajang di mana ide-ide kreatif untuk membangun bangsa diadu satu sama lain. Periode kedua baru saja dimulai dengan tema yang baru, yakni: ACFTA (Asean-China Free Trade Agreement).

China kini bebas berdagang karena tarif untuk barang-barang mereka masuk ke Negara-negara ASEAN ditiadakan. Dan hal ini sudah sewajarnya mempengaruhi industry nasional secara signifikan. Dan jika industry nasional terganggu, pendapatan Negara juga pasti terganggu.

Jadi apa yang bisa kita lakukan? Kita hanyalah masyarakat kecil. Tetapi kita punya suara yang bisa kita kumandangkan untuk membela Negara. Kita punya jutaan rakyat di mana setiap dari kita memiliki keinginan, inspirasi dan kreativitas masing-masing. Mari kita tunjukkan bahwa kitalah aset Negara yang sesungguhnya dan mari kita berikan solusi paling kreatif untuk Negara kita ini dalam menghadapi ACFTA.

I’ll see you in Creative Solutions Award 2 😀