Entah mengapa, saya jadi teringat dialog retoris ini:
“Ah, dunia memang tidak adil!” ujar seseorang.
“Memangnya siapa yang bilang dunia adil?” balas seseorang yang lain.
“Yang Maha Adil itu yang menciptakan dunia, bukan dunia-nya” lanjutnya.
Berkaitan dengan dialog teratas, saya teringat ucapan dosen pembimbing akademik saya ketika sedang melakukan bimbingan akademik kemarin. Kata beliau:
“Generasi kalian ini berbeda dengan generasi ibu dahulu. generasi kalian ini lebih percaya diri, dan itu baik. Namun sayangnya, ada beberapa dari kalian yang salah memposisikan diri dalam bersikap karena terlalu percaya dirinya.”
“Ingat: sedemokratis apapun sistem pendidikan kita, posisi kalian sebagai mahasiswa itu sangat lemah selama kalian masih membutuhkan nilai. Dosen memiliki posisi yang lebih kuat. Maka dari itu, jaga sikap kalian. Pandai-pandailah memposisikan diri dalam konteks yang terjadi.”
“sepintas, perbedaan posisi ini memang tidak adil. Tapi dunia memang diciptakan tidak adil. Ada yang lahir kaya dan tidak kaya kan? Ada yanglahir sehat dan ada yang cacat kan?”
“Namun kalian perlu memahami satu hal: dunia diciptakan dalam ketidak adilan karena tujuan tertentu. Bayangkan kalau semua orang berwajah serupa seperti si A? Tidak akan ada yang jatuh cinta.”
“Hahahaha…” – kami semua, mahasiswa bimbingan beliau, tertawa.
beliau turut tertawa. Menurunkan sedikit kacamatanya agar tidak menghalangi pandanganya, lalu menatap kami. Masih tetap tersenyum.
“Perbedaan yang sering kali kita sebut ketidak adilan ini lah yang membuat dunia ini indah.”
Kami semua terdiam. Sore itu saya belajar sesuatu yang baru.
Hmmm… menurut kamu bagaimana? 😉
Menurut saya sih, ketidakadilan itu jelas. Tapi misi kita di dunia ini adalah memahami maknanya.
Ketidakadilan dapat menjadi berkah terbesar dalam hidup.
Mas Fikri pernah menonton narasi Steve Jobs tentang cerita pribadinya?
Menurut saya sangat tepat. Itulah yang kita perlukan dalam hidup.
Semua itu memang terjadi dengan maksud tertentu.
Semoga pembaca blog ini juga dapat mendapatkan manfaat dari video tersebut.
@Hendry
wah, sudah baca transkripsinya dong. Dramatis dan keren sekali kisahnya Steve Jobs itu 🙂
Yap, everything happen for reason. Pasti. Iseng sekali Tuhan kalau menciptakan sesuatu yang tidak ada gunanya. 😉
kalo dunia ini adil, montesquieu ga akan membuat yudikatif sebagai salah satu unsur penting dalam cabang kekuasaan
*koq jadi ngelantur*
pelangi itu lebih indah kan daripada hanya sekedar hitam dan putih