Ini cuman gue doang, atau lu juga merasakan hal yang sama?
Gue, most of the times.
Berbekal kenyataan bahwa mayoritas media massa (terutama TV) dimiliki oleh figur yang punya kepentingan politis, aktif berpolitik di bawah bendera partai tertentu, dan beberapa kejadian dimana berita di media tertentu yang jelas-jelas A dipelintir jadi B, gue pribadi kalau baca atau nonton berita terutama berita politik merasa kalau berita tersebut memiliki peluang yang besar untuk jadi bias.
Jadi kalo ada berita tentang politik yang datang dari suatu media massa, gue malah selalu kepikiran: bagaimana kalau yang benar itu malah sebaliknya dan berita yang ada sekarang itu pelintiran supaya mendukung kepentingan si pemilik media massa?
Gue pikir hal ini sangat mungkin untuk terjadi.
Lalu, terlepas dari faktor bias buah intervensi si pemilik media massa, gue pribadi cenderung menghindari “kemutlakan” seperti bilang “AH NGGA MUNGKIN, PASTI GINI GINI GINI!” dalam hal-hal yang sifatnya bukan prinsip atau akidah.
Gue cenderung berpikir kalau mustahil gue tahu segalanya. Kemampuan gue memahami sesuatu terbatas oleh kemampuan gue mengindrai hal-hal yang ada. Oleh karena itu, gue cenderung mencoba membuka pintu “kemungkinan”. Saat ini keliatannya X, semua orang berpendapat X, tapi bentar dulu, somehow bisa aja yang sebenernya terjadi itu Z.
Namanya juga manusia. Sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya manusia, pengetahuan dan kemampuan dia terbatas. Terikat faktor emosional pula. Manusia yang baik aja bisa jadi salah, apalagi manusia yang ngga belum baik.
Berlandaskan pemikiran diatas, dalam konteks sehari-hari seorang manusia 20 tahunan yang lumayan melek media sosial, gue jadi suka bertanya-tanya dalam hati mengenai perilaku pengguna twitter yang dengan gampangnya nyinyir berbekal RT-an judul artikel yang entah dibaca isinya apa ngga itu:
Apakah lu dengan mudahnya percaya 100% dengan news outlet / media massa?
Itu baru yang nyinyir berbekal judul artikel media massa, belum yang heboh bermodal share-an foto atau artikel di Facebook yang entah darimana datangnya, entah bagaimana validitasnya, dan entah yang heboh ini kepikiran untuk ngecek validitasnya dulu atau tidak.
Oh iya, perlu diingat juga: Semua yang gue tulis diatas bisa aja salah.
Wallahualam.
0 Comments