It’s stupid. Ada pendapat seorang teman dikelas tadi yang sangat menarik mengenai topik diskusi ini:

Saya percaya tidak ada hal baik yang berawal dari kekerasan. Disiplin yang berawal dari kekerasan bukanlah disiplin, melainkan ketakutan. Ketika pihak yang mengendalikan ketakutan sudah tidak ada, hilanglah disiplin itu.

So true. Memang ada pandangan kalau peserta didik yang “kurang dikerasi”, maka mereka akan menjadi manja dan tidak tahan banting. Namun jika kita lihat orang-orang yang sangat berhasil, pada umumnya keberhasilan mereka berasal dari kecintaan mereka terhadap sesuatu dan bukannya disiplin yang berawal dari ketakutan. Karena kecintaannya, mereka melakukan sesuatu. Karena melakukan sesuatu mereka menemui tantangan dan dari memecahkan tantangan-tantangan itulah mereka menjadi tahan banting dan kuat.

Menyikapi topik kekerasan dalam pendidikan yang dilakukan untuk menumbuhkan kedisiplinan, it’s an old-school waaay. Cara seperti itu, sependapat saya, sudah ketinggalan zaman. Please deh, ini sudah tahun 2010. Masih ada cara lain yang lebih elegan dalam menumbuhkan kedisiplinan: memberikan tanggung jawab. Saya percaya yang seharusnya dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan kedisiplinan bukan dengan melakukan kekerasan, namun dengan menumbuhkan kecintaan siswa terhadap hal-hal yang dianggap perlu sehingga dari kecintaan itu muncul rasa tanggung jawab dan disiplin.

Pertanyaannya, bagaimana cara menumbuhkan kecintaan siswa?

Background image titled “Fight Club” is made by Polina Sergeeva who makes it available to use under creative common license. Thanks to her. Creative common is awesome. ๐Ÿ™‚