Beberapa hari yang lalu, dalam majlis liqo yang saya ikuti, saya mendapatkan sebuah cerita yang sangat menarik dan sangat menginspirasi sekali dari pembimbing saya. Sampai – sampai setiap bertemu dengan rekan saya atau siapapun, rasanya selalu ingin menceritakan kisah ini. Silahkan disimak , sebuah kisah yang menarik tentang keikhlasan.

🙂

*note : cerita yang saya sampaikan tidak sama persis redaksinya,. Redaksi cerita ini saya sedikit ubah untuk penyesuaian gaya penceritaan dalam tulisan .Namun esensinya insya Allah sama.

🙂

” Alkisah, di suatu masa, hiduplah seorang Raja yang gemar berburu. Raja ini memiliki seorang sahabat baik yang setia,  ikhlas, dan memiliki sebuah kebiasaan yang menarik dikarenakan sifat ikhlasnya : apapun yang terjadi kepadanya, entah menyenangkan atau tidak menyenangkan, sahabat Raja yang satu ini selalu berkata:

“ini yang Terbaik”.

🙂

Suatu hari, Raja dan sahabat nya pergi berburu ditemani oleh pasukan pendamping Raja. Saat selesai berburu, kuda sahabat raja tergelincir. Sahabat Raja pun kehilangan kendali. Dan saat kudanya lepas kendali, picu senapan sahabat Raja tertarik. Dan malangnya, senapan sahabat Raja tadi mengarah tepat ke kelingking Raja. Dan dikarenakan senapan tadi tertarik picunya, senapan tersebut memuntahkan pelurunya tepat ke kelingking Raja, hingga kelingking Raja pun putus. kepanikan pun terjadi. Tangan Raja bercucuran darah dan Rajapun mengerang kesakitan. Sejenak sahabat Raja tertegun melihat kondisi tersebut. Namun beberapa saat kemudian, dikarenakan kebiasaannya untuk bersikap ikhlas, sahabat raja menghela nafas dan tersenyum seraya berkata :

” ini yang terbaik”

Setelah Raja mendengar sahabatnya berkata seperti itu, Raja naik pitam dan berkata:

” APA KAMU BILANG?  KAMU TELAH MEMISAHKAN KELINGKINGKU DARI TANGANKU NAMUN KAMU MASIH BISA BERKATA DENGAN TENANG BAHWA INI YANG TERBAIK?  SAHABAT MACAM APA KAMU???”

saking emosinya Raja, singkat cerita akhirnya dipenjara lah sahabat Raja tersebut. Bahkan Raja memerintah kan sipir penjara agar sahabat raja tersebut di cambuk setiap harinya. Namun tidak peduli oleh rasa sakit yang didapatnya dari setiap cambukan yang ia terima di penjara, sahabat raja ini tetap tersenyum seraya berkata :

“ini yang terbaik”

Selang beberapa minggu, Raja kembali berburu bersama pasukan pendampingnya. Kali ini  tanpa sahabat baiknya karena sahabat baiknya beliau penjarakan. Namun, entah disebabkan oleh apa, pada saat itu Raja dan pasukan pendampingnya tersesat di hutan dan sampai di hutan sebelah yang dihuni oleh suku kanibal.

Singkat cerita, Raja dan pasukannya tertangkap oleh suku kanibal penghuni hutan tersebut. Raja dan pasukannya masing masing diikat ke sebatang kayu di perkampungan suku kanibal tersebut. Setiap harinya seorang dari mereka di sembelih dan di santap oleh suku kanibal tersebut di depan raja dan pasukannya. satu demi satu. hingga pada akhirnya, orang terakhir yang tersisa adalah raja. Saat akan di lepas dari ikatannya untuk di sembelih, sesaat terlintas dalam pikiran Raja :

“aduh, masa seorang Raja meninggal dengan cara seperti ini? ”

Namun menyadari bahwa tiada lagi yang bisa dilakukan selain berserah diri pada yang di Atas, Hati Raja pun menjadi ikhlas dan tenang. Setelah ikatan raja dilepas, badan Raja pun diperiksa. Ternyata, suku kanibal ini memiliki adat istiadat tersendiri. Adat mereka melarang mereka menyantap manusia yang cacat. itulah sebabnya mereka memeriksa tubuh Raja. Saat tubuh Raja diperiksa, mereka menemukan bahwa kelingking Raja sudah tidak ada. Setelah menemukan hal tersebut, Kepala suku kanibal berkata :

” Wah, sayang sekali. Kami tidak bisa menyantap anda karena tubuh anda cacat. Padahal kami sudah sangat ingin menyantap kamu. Namun karena kamu cacat, kami tidak bisa menyantap kamu. Sekarang, lekas kamu pergi dari sini! ”

Mendengar hal tersebut, hati Raja seketika mengucap syukur kepada yang Maha Kuasa. Tanpa pikir panjang lagi, Raja lekas mempercepat langkahnya menuju kerajaannya. Di perjalanan, berkali kali Raja mengucap Syukur dan berujar dalam Hati : “Wah, benar juga ucapan sahabat ku. memang ini yang terbaik

Sesampainya di istana, Raja langsung membebaskan dari penjara dan memohon maaf kepada sahabatnya :

“Maaf kan aku karena telah memenjarakanmu sahabat ku, untung kamu tak sengaja menembak kelingking ku hingga putus. Jika kelingkingku tidak putus, mungkin aku sudah mati disantap suku kanibal”

Raja pun menceritakan kisah yang dialaminya dan pasukannnya. Setelah Raja menuturkan kisahnya, sahabat raja  menghela nafas dan tersenyum seraya berkata :

” Tidak apa apa Raja. Untung Raja memenjarakan saya. ini yang terbaik

“Loh, bagaimana maksudmu? saya telah salah memenjarakanmu, bahkan memerintahkan sipir untuk mencambukmu setiap hari. padahal perbuatanmu telah menyelamatkan hidupku.”

Sahabat Raja kembali tersenyum.

“Raja, untung saja Raja memenjarakan saya. Coba Raja pikir, jika Raja tidak memenjarakan saya, mungkin saya ikut beserta dengan rombongan Pasukan pendamping Raja pergi berburu. Dan jika saya ikut dengan Raja, maka sudah barang tentu saya tertangkap dan disembelih oleh suku kanibal tersebut karena tubuh saya tidak cacat. Betul?”

Sang Raja terdiam.

Sahabat Raja kembali meneruskan ucapannya :

“Tuan Raja, Allah Maha Tahu. Dia Maha Mengetahui apa apa yang terbaik untuk hambanya. Segala kejadian yang Dia berikan untuk kita sudah barang tentu Dia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal yang terbaik untuk kita. Maka dari itu lah saya selalu berkata apapun yang terjadi, hal ini lah yang terbaik.”

Raja pun kembali terdiam.

Seketika setelah saya dapat cerita ini, saya menyadari satu hal penting. Allah Maha Tahu. Dan Dia Tahu kapasitas kita sebagai hamba – Nya, sehingga setiap kejadian yang Dia berikan sudah barang tentu merupakan yang terbaik. Tinggal kita menyikapi setiap hal yang terjadi saja.

Dan satu hal yang menarik disini. Ternyata, selang dua hari dari saya mendapatkan cerita ini, saya diuji pemahamannya akan konsep ini. Dua hari setelah saya mendapat pelajaran dari kisah ini, saya mendapati bahwa handphone saya terjatuh dan hilang saat acara Anniversary PT. K-Link Nusantara di gedung JITEC manggaduasquare yang saya hadiri. . Waw. Bersyukur saya sudah memahami satu bagian tentang ikhlas dari cerita yang saya sampaikan di sini. Sehingga saat saya kehilangan tersebut, saya hanya tersenyum dan berkata :

“ini yang terbaik”

Waw.

Subhanallah. Maha Suci Allah.

Semoga bermanfaat.

Salam Hangat,
Fikri