Jika kita sadari, kaidah yang kita gunakan dari semua tindakan kita lakukan dalam hidup adalah kaidah manfaat.
Manusia -Saya, anda dan semua orang lain yang hidup di dunia- hanya melakukan dan memutuskan sesuatu yang bermanfaat baginya.
Perbedaannya, hanyalah definisi ‘manfaat’ yang berbeda bagi setiap orang.
Seorang atasan memutuskan mempekerjakan seseorang karena dia pikir orang tersebut bermanfaat baginya. Manfaat yang didapatnya: Pekerjaan yang terselesaikan tanpa dia harus menggunakan waktunya, yang mana pekerjaan yang terselesaikan tersebut akan mendatangkan lebih banyak uang dari pada uang yang dia keluarkan untuk membayar karyawan yang dia pekerjakan.
Seorang calon karyawan melamar kerja di satu perusahaan karena dia berfikir hal tersebut akan memberi manfaat baginya. Manfaat yang didapatnya: Mendapatkan penghasilan.
Analisa semua kegiatan anda. Anda akan menemukan bahwa alasan kita melakukan sesuatu karena kita yakin kita merasa mendapatkan manfaat dari hal tersebut:
Mengapa kita sekolah?
Kita merasa mendapatkan manfaat dari memiliki pendidikan tinggi: Status sosial baik, CV baik, etc.
Melakukan hobi (surfing di internet, misalnya)
Kita merasa kita mendapatkan manfaat berupa kesenangan saat menjelajahi internet
Memilih pasangan atau teman?
Kita merasa mendapatkan manfaat berupa rasa bahagia, terperhatikan, dll.
Atau bahkan, keluar dari pekerjaan dan memulai wiraswasta? (Tribute to Ivan Sekali :D)
ANda merasa lebih bermanfaat wiraswasta dari pada bekerja untuk orang lain kan? No 9-to-5, tidak ada omelan atasan, tidak ada ketakutan akan di PHK (paling ketakutan tidak ada klien 😉 ), kebebasan memilih, etc
So, semuanya berputar di area manfaat, keuntungan, Whatever you named it.
Anda bisa katakan ini keegoisan manusia namun memang begitulah adanya: Kita melakukan dan memutuskan sesuatu hanya yang bermanfaat untuk diri kita sendiri.
Entah manfaat jangka pendek atau jangka panjang, tapi kita semua berorientasi kepada manfaat diri kita sendiri.
Jadi, poin pentingnya?
Siapapun kita, dalam hubungan apapun kita dengan orang lain, dalam tujuan apapun, kemungkinan apa yang kita inginkan dari orang lain (entah itu terpilih jadi karyawan, perusahaan kita terpilih menjadi tempat bekerja potensi terbaik, kita dipilih menjadi pasangan seseorang, pendapat kita di dengar orang lain, etc) pastikan satu hal sederhana tapi vital ini:
Pastikan keberadaan anda menguntungkan bagi orang lain.
Ada perkataan Mario Teguh yang sangat saya senangi berkaitan dengan hal ini:
Tidak perduli anda disukai atau tidak, namun jika anda bermanfaat bagi mereka, anda akan diperdulikan.
Mario Teguh (dalam redaksi yang saya ingat)
So, pesan hari ini: Sudahkah kita menjadi individu yang menguntungkan bagi orang lain?
😉
P.S
Hampir terlupa, tulisan ini merupakan bagian dari kontes berfikir kritis NavinoT 2009 dalam kategori artikel terbaik untuk instruksi Apakah kamu karyawan tahan PHK? Sudah lihat NavinoT belum? It rocks. NavinoT akan memberikan keuntungan bagi anda pemerhati social media 🙂