Good Bet & Good Investment

by | Oct 11, 2012 | Essays | 22 comments

Kemarin nyokap beres-beres dokumen-dokumen lama dan menemukan kwitansi Q-College, tempat gue belajar web development dulu (sekarang udah tutup tempatnya btw. Lokasinya itu di sekitar supratman, Bandung). Seketika gue inget kejadian di tahun 2007: gue ngga berhasil masuk jurusan yang gue sangat inginkan, yakni DKV ITB1. Setelah sempat blank, gue melihat sekitar dan menentukan apa yang gue ingin lakukan: I think I want to learn how to make website. Keputusan dan resiko yang harus gue ambil waktu itu:

  1. Menolak opsi “udah kuliah aja dulu di Universitas swasta, ntar tahun depan tes lagi ke DKV ITB“.
  2. Secara bertahap ngeluarin uang lebih dari (kalau ditotal-total untuk hardware & biaya kursus) 8jt dengan kondisi keuangan yang ngga terlalu oke waktu itu.
  3. Secara konsisten mendengar omongan miring orang-orang dan keluarga sekitar. Satu yang paling menyebalkan: Si iki kenapa ngga dikuliahin? Kalo ngga ada uang mah bilang atuh, yeuh. You can’t imagine how annoying hearing these words back then XD.

Apa yang gue pelajari selama 8 bulan lebih di Q-College ternyata masih basic-nya banget, tapi seenggaknya bisa jadi fundamen. Gue terus menerus ngulik front end web development & WordPress theme development yang ngga secara langsung diajarin di Q-college. Fast forward 5 tahun kemudian, tahun 2012:

  1. Gue ngga kuliah di DKV ITB. Dengan banyak pertimbangan gue kuliah di Pendidikan Bahasa Inggris UPI tapi gue diberkahi kesempatan untuk bekerja dengan webdesigner-webdesigner lokal yang sangat bertalenta. Skill bahasa yang gue pelajari di bangku kuliah juga ngebantu banget. I know how to answer all those emails from people abroad :))))
  2. Semua biaya & investasi yang dikeluarin nyokap, ditambah usaha dan support dari keluarga udah balik modal. Multiple times.
  3. Gue belum lulus, tapi alhamdulillah sudah bekerja secara remote. Lu tau perasaan orang tua yang seneng anaknya sudah bekerja?

Yang gue simpulkan dari kejadian-kejadian ini:

  1. Semua ini belum tentu terjadi kalau gue dulu lulus DKV ITB. Mungkin rute untuk mencapai sesuatu ngga selalu harus lurus. Kadang harus muter.
  2. Lu harus bayar di-awal, bertaruh di awal mengeluarkan biaya (baik dalam bentuk nominal ataupun bukan nominal) yang rasanya cukup mahal (tapi kalau dibandingin dengan hasilnya, kerasa kecil). Kalo lu ngga berani bertaruh pada kesempatan yang ada dan merubah pola apa yang lu jalani, ya hasilnya begitu-begitu aja.
  3. Kalo lu berdo’a minta A, seringkali lu bukannya dikasih A, tapi do’a lu dijawab dalam bentuk kesempatan untuk melakukan sesuatu yang ujungnya ntar nyampe ke A. You have to keep doing the great things.
  4. Lu harus kerja ekstra. Kalau yang lu lakukan sama dengan yang dilakukan orang lain, ya hasilnya sama dengan orang lain.

Sekarang gue terus-terus tersenyum ngeliatin kwitansi-kwitansi yang dulu nyokap bayar. Untung dulu beliau berani ngemodalin dan mendukung apa yang gue lakukan, ngga lupa nunjukin bagaimana sih kerja keras itu.

Thank you mom, I can’t stress that enough. I love you ๐Ÿ™‚

****

1Awal mula dagelan kalo gue itu Mantan Calon Mahasiswa DKV :)))

22 Comments

  1. yogi

    setuju.. ada saatnya jalan kita muter dulu, ketemu oang yg gak di knal,atau ketemu orang2 yg baru dikenal, danitu yg membawa the next us

    • Fikri Rasyid

      That’s pretty much it. ๐Ÿ™‚

  2. Eki

    True and inspirational. Thumb up!

    • Fikri Rasyid

      Thank you sir ๐Ÿ™‚

  3. AMYunus

    you can’t connect the dots looking forward; you can only connect them looking backwards. So you have to trust that the dots will somehow connect in your future. You have to trust in something โ€” your gut, destiny, life, karma, whatever.
    ~ SJ

    • Fikri Rasyid

      Stay hungry, stay foolish.

  4. Jaka

    Cukup memberikan inspirasi di postingan ini.
    Saya jadi terpikir sendiri di jurusan kuliah yg saya ambil ini. Jurusan yang tidak sejalan seperti pemikiran gue pas SMK, sekarang gue terkontang kantung harus kemana dan bisa apa disini? -.-

    • Fikri Rasyid

      I think you’ll find the way someday. don’t settle and keep looking ๐Ÿ™‚

  5. selo

    agan lagi nanya vespa nih, masih jual gak yah?? :malus

    lg nyari 60-65.. ๐Ÿ˜€

    • Fikri Rasyid

      Nope. Sudah tidak ada.

  6. byakugie

    diantara banyak kata di atas.
    gue paling suka dua kata ini : “Multiple times” .. haha..

    hidoep Q-College !!
    hidoep Freelancer !!!

    • Fikri Rasyid

      Haha, #QcollegeHore :)) Maneh ge pasti leuwih ti multiple times gi pan? :))

  7. ifliandry

    apa pekerjaan sebagai freelance web designer/web developer masih menjanjikan saat ini ?
    no offense, just need to make sure myself about this career.
    thanks

    • Fikri Rasyid

      Apa definisi dan parameter kamu untuk “pekerjaan yang menjanjikan”? No offense, tapi setiap orang punya definisi dan parameter yang berbeda2 tentang “pekerjaan yang menjanjikan”. Kalau parameter pekerjaan yang menjanjikan itu penghasilan dalam rupiah, setelah lebih dari 4 tahun mengerjakan dari satu proyek ke proyek lain saya pribadi dalam sebulan bisa 5 sampai 10 kali UMR kota Bandung, tergantung banyaknya waktu yang saya gunakan untuk bekerja dan berapa banyak project yang saya ambil: sampai detik ini saya masih terdaftar sebagai mahasiswa dan kuliah VS bekerja saya cukup balance. Teman-teman lain yang lebih jago dan berpengalaman banyak yang lebih menghasilkan dari saya.

      Tolong perhatikan kalau saya dengan sengaja mempertebal baris setelah lebih dari 4 tahun. Apa yang kamu bisa hasilkan tergantung sebanyak apa pengalaman kamu, sebaik apa skill kamu, seberapa fasih kamu berkomunikasi menggunakan bahasa yang digunakan employer, seberapa baik kemampuan kamu berkomunikasi dengan rekan satu tim, seberapa berani kamu mengajukan inisatif dan berargumen dengan rekan satu tim selama apa yang kamu pikir itu baik untuk project yang kamu kerjakan, seberapa percayanya employer terhadap kamu dan seberapa mampu kamu menegosiasikan bayaran kamu dengan employer. Sepengalaman saya itu semua butuh proses, BERTAHUN TAHUN. FYI, fee yang untuk project yang saya kerjakan pertama kali kalau tidak salah hanya 500ribu dengan waktu pengerjaan lebih dari dua minggu. Semuanya berkembang secara bertahap.

      Heck, i’ll blog about this. Thanks for your comment, tho.

  8. Nizamil Putra

    Langsung meluncur kesini abis baca twitnya fikri :))
    Keren mah, inspiring banget. Semuanya butuh proses kalau mau jadi freelancer sakses. Ga cuma freelancer sih, semuanya aja.
    Tapi sayangnya gue kesulitan ngebalance in antara kuliah sama kerja -___-

    • Fikri Rasyid

      Haha, ada juga ternyata yang bereaksi dari twit gue XD

      Ya memang pada dasarnya semuanya juga butuh waktu ๐Ÿ™‚

  9. ifliandry

    Ada beberapa teman, termasuk saya, yang lagi berjuang untuk masuk bidang ini, sebagai pemula masih banyak menemui kendala, dan juga komentar yang kurang mendukung. Salah satu kalimat yang populer, “cari pekerjaan yang menjanjikan”. saya pribadi berpikir, pekerjaan apapun kalo sungguh-sungguh pasti bisa memberikan penghasilan yang baik. just be the expert. Tentu semua itu memerlukan proses.

    thank for the answer .. i’ll wait for next blog about it ..

    • Fikri Rasyid

      Anyway, pertanyaan saya belum dijawab loh: Apa definisi dan parameter kamu untuk โ€œpekerjaan yang menjanjikanโ€?

  10. ifliandry

    Pekerjaan menjanjikan, dalam referensi saya -dan saya bisa menerimanya-, pekerjaan yang cukup untuk membiayai hidup, pribadi dan keluarga, dan adanya kepastian pemasukan tiap bulannya.

    Parameter yang saya ambil mirip dengan standar hampir semua calon mertua …

    i know life is unpredictable. it’s ok for me. jadi karyawan tetap juga sewaktu-waktu bisa kehilangan pekerjaan.

    Sedangkan pekerjaan yang menjanjikan, bagi saya pribadi, pekerjaan yang saya sukai dan tidak semua orang mampu melakukannya, dan pasarnya luas.

    perhaps my personal answer is weird, but that’s what i thought.

    • Fikri Rasyid

      IMO, jawaban kamu tidak aneh, tapi tidak tangible (belum nemu kata yang pas dalam bahasa Indonesianya).

      Tidak tangible, atau tidak terukur / tidak jelas parameternya. Karena tidak jelas parameternya ya susah juga jawabnya. Contoh: “pekerjaan yang cukup untuk membiayai hidup, pribadi dan keluarga“, setiap orang kan kebutuhannya berbeda-beda. Keluarga dengan 2 anak ya beda biaya hidupnya dengan keluarga dengan 5 anak. Agar pertanyaan awal kamu bisa saya jawab (apakah pekerjaan ini menjanjikan) coba buat definisi kamu lebih terukur: terjemahkan pekerjaan yang cukup untuk membiayai hidup, pribadi dan keluarga jadi rupiah. Berapa rupiah per bulan sih penghasilan pekerjaan yang cukup untuk membiayai hidup, pribadi dan keluarga itu? 5jt? 10jt? 15jt? ๐Ÿ™‚

  11. ifliandry

    If you can’t measure it, you can’t manage it,
    if you can’t manage it, you can’t achieve it ..
    barusan browsing ketemu kalimat diatas ..

    setuju .. harus tangible dulu, baru bisa dicapai ..
    thanks … ๐Ÿ™‚

    • Fikri Rasyid

      That’s my point. Kalau bertanya pertanyaannya begitupun ya sulit di jawabnya ๐Ÿ™‚