Image used above, titled Facebook Logo Sticker, is courtesy of jaycameron
Facebook, dengan social-approach-nya, adalah satu-satunya perusahaan web yang hari ini diprediksikan “mampu” menyaingi Google. Berbeda dengan twitter yang berjaya karena kemudahan dan kesederhanaan fiturnya, facebook melengkapi dirinya dengan segudang fitur dan layanan yang mampu mengakomodir berbagai kebutuhan user.
Beberapa bulan lalu, saya sempat berandai-andai bahwa akan sangat bagus jika facebook memiliki fitur group chat / multiuser chat seperti layanan CampFire yang dimiliki oleh 37signals. Beberapa bulan kemudian, perandai-andaian saya menjadi nyata: Facebook merilis ulang layanan groups mereka dan salah satu fiturnya adalah Group Chat yang memungkinkan user-user yang tergabung dalam group tersebut chatting bersama-sama. Reaksi saya? Wow, fitur Group Chat ini sangat-sangat bermanfaat! Beberapa malam lalu, H-1 sebelum salah satu tugas kuliah saya dikumpulkan, saya dan teman-teman sekelas tidak lagi “kesepian” dalam mengerjakan tugas tersebut.
Saya jadi berandai-andai lagi: fitur apalagi ya yang akan membuat facebook menjadi lebih useful? Fitur-fitur penting apalagi yang belum dimiliki oleh facebook saat ini?
File Sharing
Teks, gambar dan video saja tidak cukup. Terkadang kita perlu bertukar file dengan rekan sejawat. Opsi yang ada sekarang adalah mengupload file ke situs file sharing seperti 4shared atau menggunakan dropbox yang jauh lebih usable lalu men-bagikan tautan ke halaman downloadnya. Bagaimanapun, akan lebih mudah jika facebook membuat layanan file sharing-nya sendiri: facebook lebih dikenal, dan akan lebih mudah bertukar file dengan teman di facebook menggunakan layanan yang built-in dengan fitur dari native-platformnya.
Native Desktop App
Masih ingat diskusi mengenai post-internet era? Saya rasa membuat native desktop application seperti yang dilakukan (lagi-lagi, saya belum menemukan contoh aplikasi lain) dropbox adalah cara yang sangat ideal dalam membuat suatu aplikasi “menyatu” dengan kehidupan user.
Tagging
Hashtag yang secara otomatis terkonversi menjadi search link dan secara kontekstual dapat dipahami sebagai topik suatu tweet di twitter merupakan salah satu hal yang membuat twitter menjadi sangat menarik. Jika post di facebook dapat diberi tag, efeknya adalah:
- Pengguna lebih mudah memahami suatu post
- Post-post di facebook dapat diklasifikasikan, dan bukannya tidak mungkin memunculkan related-post
- Pengguna dapat mencari pendapat pengguna facebook lain terkait dengan apa yang sedang ada di pikirannya (what’s on my mind)
Trending Topics
Yeah, ini akan membuat facebook menjadi sangat ke-twitter-twitter-an, tapi coba bayangkan jika kita mampu mengetahui apa yang sedang “trend” di facebook berdasarkan user likes atau link facebook share, mengingat karakter pengguna facebook dan twitter yang sangat berbeda (twitter lebih terbuka, facebook lebih personal)? Bisa menghasilkan digg-alike site dengan hasil yang difilter berdasarkan banyak parameter nih 😀
Re-post
Melihat fenomena retweet di twitter dan reblog di tumblr, saya merasa kalau sekedar “like” atau “share” saja tidak cukup. Ada kebutuhan untuk “mempublikasikan ulang” konten yang mana hal ini belum ter-cover di facebook.
#nowPlaying feature
#nowplaying atau #np mungkin merupakan salah satu hashtag paling populer di twitter. Salah satu dugaan saya, hal ini menunjukkan betapa pengguna twitter sangat ingin menunjukkan selera musiknya. Musik, disatu sisi, merupakan bisnis yang sangat besar, terbukti dengan masuknya Apple ke ranah musik melalui iPod dan iTunes music store. Jika di facebook share sekarang kita mampu meng-attach photo, video, calendar dan link, mengapa tidak ditambah musik yang sedang dimainkan? It will be uber cool.
Closing Thought
Sebenarnya banyak pihak selain facebook yang mampu menciptakan aplikasi-aplikasi tersendiri untuk fitur-fitur yang saya bayangkan ini. Hanya saja, salah satu kekuatan facebook yang belum bisa dikejar oleh pihak lain (IMHO) adalah kemudahan penggunaan UI-nya dan kekuatan brand facebook dimana pengguna awam non-tech savvy pun sudah mengetahui apa itu facebook dan bagaimana menggunakannya (well, setidaknya secara garis besarnya). Belum lagi besarnya jumlah pengguna facebook yang tinggal “di-drive” kedalam aplikasi-aplikasi buatan mereka.
Di lain pihak, facebook, saya rasa, mampu saja membuat berbagai fitur yang mampu kita pikirkan (even the craziest one). Tantangannya adalah apakah user mampu menggunakannya secara maksimal? Seperti kasus Google: Google mampu membuat berbagai macam aplikasi canggih (terlalu banyak untuk dapat kita ketahui dan gunakan semua, saya rasa), bahkan ‘aplikasi masa depan’ seperti Google Wave. Tapi berapa banyak dari pengguna Google yang tahu dan kemudian menjadi pengguna tetapnya? Berapa banyak dari kamu yang sudah pernah -minimal- mendengar mengenai facebook community page, facebook places atau facebook questions?
It’ll be something worth to think about.
Photo credit: Background image is manipulated and taken from boltron‘s photo Facebook’s Secret Message to Me. I got it thru Flickr’s advanced search. Thanks for make it available under Creative Commons liscense, Boltron. Your picture is amazing 🙂
konon web yang dapat menghubungkan data silos (connecting data silos), melakukan semantic web (web 3.o) dan membuatnya dalam micro format – lah yang akan merajai dunia web.
dan facebook yang paling agresif melakukan hal itu. siapa yang berhasil menghubungkan seluruh aplikasi web di dalam satu tempat, dialah yang menjadi pemenang 🙂
sekalian ditambahkan fasilitas semisal digg/delicious/stambleupon, album dengan image sekualitas flickr, fasilitas kontak semisal linkedin/plaxo, fasilitas translate, dengan ruang data yang menunjang computing cloud.
Dari berbagai sumber yang saya baca trend-nya memang kesana: semantic web, web yang memahami user alih-alih user yang memahami cara kerja web. Perkembangannya memang sudah terlihat kearah sana pula: Facebook like yang memberitahu user “teman-teman kamu yang turut menyukai halaman ini”, lalu getglue yang memberikan rekomendasi-rekomendasi entertainment, dll.
Anyway, ini perandai-andaian terliar saya: Facebook menjadi “stream utama” yang dibuka secara publik. Setiap kali kita membeli sesuatu, setiap kali kita membuat pilihan a terhadap b, setiap kita menyukai sesuatu, hal-hal tersebut akan dimunculkan di stream facebook. Sounds scary yet interesting? :p
kalo saya tuh Google Wave, cuman memang infrastruktur dan terlalu canggihnya Google Wave akhirnya user kurang suka dan meninggalkan Google Wave. Menurut saya Google Wave sangat powerful.
Fikri pengguna Google Wave juga kah?
Saya ada akun Google Wave tapi ngga sampai menjadi daily user. Ya, meskipun sangat powerful secara teknologi, namun saya tidak merasa Google Wave ‘memenuhi kebutuhan’ saya soalnya. Se realtime-realtime-nya komunikasi via text, masih lebih efisien tatap muka dan realtime text-based communication via chat juga (bagi saya) sudah cukup sih 😀