didepan universitas mahasaraswati

Yak, today’s the day! Saatnya speech competition. Saya berusaha bangun pagi-pagi setelah semalam kemalaman tidur karena latihan. Beres bersiap-siap, ternyata pihak hotel berulah dengan kelamaan menyiapkan sarapan. Saat sudah disiapkan, saya malah kena charge lagi. Heck, masa kamar double hanya menyiapkan sarapan untuk satu orang saja (FYI, saya sekamar dengan dosen pembimbing saya)?

Beres sarapan, saya menuju ke lokasi PIMNAS di gedung serbaguna Universitas Mahasaraswati di jalan Soka. Saya dapat giliran ke 28 dari 30 peserta. OMG, menunggu giliran kompetisi itu lebih tegang daripada kompetisinya itu sendiri ya. Anyway, here’s the way i speech:

in my speech 2

in my speech

Haha, gaya euy. ๐Ÿ˜€

Anyway, kompetisi berakhir sekitar pukul 13.00. Pengumuman pemenang langsung diumumkan pukul 14.30 dan ternyataaaa….. saya belum berhasil menjadi juara. Demikian juga teman kampus saya. Well, mungkin belum saatnya ya. After all, we’ve done our best. If thing goes like that, probably God has another plan for us. Masih harus berusaha lagi untuk bisa memberi speech seperti Steve Jobs m/

Pasar Sukawati

Saya tiba di kamar hotel lagi sekitar pukul 3 sore. Tidak ingin larut dalam kepedihan karena kebelum menangan kami (haha, di dramatisir bahasanya) akhirnya saya dan teman kampus saya memutuskan untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan jalan ke Pasar Sukawati. Dengar-dengar, disana merupaan sentra oleh-oleh yang cukup terkenal.

di depan pasar sukawati bali bersama para pedagang

Dengan memanfaatkan Google Maps (as always), kita tiba ke Pasar Sukawati yang kebanyakan tokonya sudah akan tutup. Jaraknya dari hotel tempat kami menginap adalah sekitar 20 km. Pasar Sukawati itu model-model pasar tradisional yang terorganisir di satu bangunan, seperti Pasar Baru di Bandung lah. Bedanya, dia hanya menjual oleh-oleh khas Bali. Pendapat saya mengenai Pasar Sukawati:

Belanjalah di Pasar Sukawati jika anda jago menawar saja. Jika tidak jago nawar (seperti saya, untung saya datang dengan teman), lebih baik belanja di tempat lain. Harga awalnya di markup tinggi sekali. -_-“

Karena karakteristik Pasar Sukawati yang seperti itu, belakangan saya jadi tahu muncul swalayan oleh-oleh bernama Erlangga di kota Denpasar. Jadi sama jualan oleh-oleh, namun bedanya harganya sudah fixed tercantum di price tag. Belakangan (lagi) saat saya ke Joger di Kuta, saya menemukan toko oleh-oleh yang barangnya relatif sama dengan barang-barang di Pasar Sukawati namun harganya sudah fixed. Lebih nyaman ๐Ÿ˜€

Ohya, untuk yang baru tiba ke Pasar Sukawati, baju barong itu kisaran harganya sekitar 10 – 20 ribu. Saya agak sulit berbagi berapa harga-harga oleh-oleh disana karena dibelinya dikolektifkan biar enak nawarnya. LOL

Anyway, ini ada contoh beberapa oleh-oleh yang bisa kamu temukan di Pasar Sukawati. :

oleh-oleh sukawati 4

oleh-oleh sukawati 3

oleh-oleh sukawati 2

oleh-oleh sukawati

barang-barang di foto yang terakhir itu favorit saya. bought em for close friends of mine. teman dekat saya di kampus perempuan sih ๐Ÿ™‚

Ubud

Beres berbelanja di Pasar Sukawati, mengingat bahwa besok teman saya sudah terbang kembali ke Bandung dan tidak akan sempat jalan jauh, kami memutuskan untuk menempuh 20 kilometer lagi untuk mencapai Ubud. Kami tidak sempat mampir dan jalan-jalan sih, tapi yang penting tahu dulu. Nanti kalau kesini lagi sudah ada gambaran ๐Ÿ˜€

Sederhananya, ubud itu sejenis daerah wisata tradisional lah. Letaknya ada di daratan tinggi, penuh dengan wisatawan asing, penuh dengan gallery, dan sangat-sangat eksotis. Hah, kesempatan berikutnya harus “benar-benar mampir” ke Ubud ๐Ÿ˜€