Berkata Baik Atau Diam

by | Feb 11, 2015 | Essays

Di perjalanan pulang selepas meeting tadi gue nge-scroll linimasa Twitter dan mendapati berita mengenai yet another gun violence in US: Tiga mahasiswa muslim ditembak di Chapel Hill.

Dan seperti biasa, media menunjukkan standar ganda-nya. Kontras sekali exposure berita mengenai penembakan di Paris, penembakan lain di Afrika, dan bahkan sekarang penembakan di US sendiri. Gue pernah baca satu opini di Medium ((Yang mana gue lupa link-nya. Dumb, I know. )) yang intinya kurang lebih: media tidak memberitakan kenyataan, media hanya memberitakan apa yang publik ingin dengar.

Mungkin opini ini benar adanya.

Standar ganda dan diskriminasi dalam pemberitaan ini menjijikan. Dan wajar jika pihak yang merasa didiskriminasikan emosi. Gue sempat me-retweet satu opini mengenai insiden ini:

https://twitter.com/jrehling/status/565428257005518848

Gue scroll lagi, scroll lagi, scroll lagi, dan makin lama makin emosi rasanya. Gue akhirnya membuka layar compose new tweet dan menuliskan apa yang gue pikirkan. Semi-satir mungkin, sampai gue ingat:

Berkatalah yang baik dan bermanfaat, atau diam.

Gue belum bisa mengimplementasikan nasihat diatas 100%, tapi untuk saat ini gue ingat kalau apa yang hendak gue tweet ini tidak lebih dari sekedar kekesalan.

Gue pikir tweet ini tidak akan membawa manfaat bagi siapapun.

*Tap cancel button*

0 Comments