New Wave Marketing Discussion with Hermawan Kartajaya

Kemarin saya berkesempatan menghadiri MarkPlus PowerLunch dan diskusi mengenai New Wave Marketing yang dimoderasi oleh Pak Hermawan Kartajaya dan dihadiri oleh undangan terbatas (by invitation only) dari kalangan pengusaha kota bandung, musisi, kalangan muda, kalangan wanita, dan blogger – blogger yang ternama / terpilih beruntung. Beberapa waktu lalu juga saya membaca ulasan Ilman Akbar mengenai acara MarkPlus PowerLunch di Jakarta dan bertanya-tanya kapan acara serupa diadakan di Bandung. Beberapa pekan setelah membaca tulisan tersebut, ternyata saya di invite untuk hadir di acara serupa yang diselenggarakan di Bandung. Well, sounds like dream comes true, isn’t it? 😉

Wah, hampir saja terlupa: terima kasih untuk Setyagus Sucipto yang sudah merekomendasikan saya sehingga saya dapat hadir di acara ini :D. Hoho, ingat tulisan saya mengenai rekomendasi?

New Wave Marketing: Youth, Women & Netizen, horizontally

Saya sudah berulang kali membaca tentang New Wave Marketing dari NavinoT (dan berulang kali hendak membeli bukunya tapi sayangnya terus-terusan tidak jadi karena malah membeli buku lain LOL) yang intinya adalah marketing secara vertikal akan (atau sudah?) mati dan sekarang adalah eranya horizontal marketing.

Di era vertikal, pemasar melakukan segmentation, targeting dan positioning: pilih segmen pasar yang sesuai dengan produk yang kita punya lalu “tembak” pasar tersebut dengan advertorial yang tepat di media massa. Di era horizontal / new wave, aturannya sudah berubah. Seiring dengan berbagai faktor yang meningkatkan penggunaan internet dan media sosial, perlahan-lahan semua orang menjadi ‘personal media’ dan media massa (yang tidak sigap) mulai ditinggalkan.  Aturannya sederhana: rangkul para konsumen yang memiliki pengaruh tersebut dan biarkan para ‘influencer’ tersebut mempengaruhi / merekomendasikan produk anda pada mereka.

Anatome New Wave Marketing gambar oleh Pitra Media Ide

credit image: Pitra @ media-ide

Hermawan Kartajaya mengkategorikan tiga jenis influncer yang paling berpengaruh di era New Wave / Horizontal marketing:

  1. Youth
  2. Women
  3. Netizen

(tiga lingkaran di tengah)

Tiga kategori konsumen ini akan mempengaruhi tiga kategori konsumen lain:

  1. Senior
  2. Men
  3. Citizen

(tiga segitiga di setiap sudut)

Youth: Grab ’em to lead the mind

Kaum muda (Youth) pada umumnya bersifat lebih terbuka terhadap pemikiran dan ide baru sedangkan kaum tua (Senior) pada umumnya bersifat lebih kolot dan tertutup terhadap ide dan pemikiran baru. Youth bersikap terbuka karena yang mereka punya adalah masa depan sedangkan para Senior bersikap tertutup karena mereka dibayang-bayangi masa lalu. Kata-kata klise “Bapakmu dulu…..“? Menunjukkan arogansi para Senior yang suka tidak suka, seiring dengan berjalannya waktu akan ‘digeser peran dan kepemimpinanya’ oleh the youth.

Kaum tua pun agak lambat dalam belajar hal-hal baru. Saya jadi ingat ibu saya (seorang dosen dan pembicara mengenai nutrisi) yang selalu berkata ‘A.. a.. -orang sunda-, iyeu komputer the dikumahakeun?“. Kaum tua meminta rekomendasi kepada kaum muda untuk beberapa hal dan ‘hal’ tersebut lambat laun akan menyebar ke berbagai aspek. Kaum muda memimpin opini dan pengetahuan. Youth leads the mind.

Jumlah mereka banyak, dan terbuka terhadap hal-hal baru. Saat ini mereka underdog, beberapa tahun lagi mereka bisa menjadi pengambil keputusan.

Women: They Manage the Market

Saya jadi ingat buku Men are from Mars, Women are from Venus yang pernah saya baca: Perempuan itu makhluk emosional dan sensitif sementara laki-laki adalah makhluk yang realistis dan logis. Laki-laki (umumnya) lebih egois sementara perempuan (umumnya) lebih sosial. Laki-laki membeli untuk dirinya sendiri sementara perempuan membeli untuk dirinya, teman-temannya, keluarganya dan semua yang dia perdulikan.  Perempuan yang berstatus sebagai ibu merupakan ‘manager keluarga’ yang menentukan logistik dari anak-anak dan suaminya. Perempuan menentukan consumer goods dan produk sehari-hari apa yang akan hadir di rumah mereka. Mereka memiliki ‘kewajiban’ untuk memiliki ‘spending power’ yang kuat.

Keputusan perempuan menentukan keputusan laki-laki. Mereka terlihat subordinat (saya jadi ingat kelas language in society yang saya ambil kemarin pagi – haha) dan tidak memiliki ‘power’, padahal volume pembelian terbesar dilakukan oleh kaum perempuan karena mereka memikul tanggung jawab untuk merawat banyak individu.

Netizen: Organizing the Heart

Netizen, sederhananya adalah mereka yang aktif beraktifitas di ranah online. Mereka yang memiliki akses dan cukup tidak gaptek untuk mengakses internet dan mengemukakan suaranya. Kasus koin untuk prita, penghentian somasi Sony corp kepada Sony Arianto Kurniawan, media massa yang mulai mengaspirasikan suara grup-grup beranggotakan ratusan ribu anggota di facebook dan contoh-contoh lain menunjukkan pengaruh netizen yang semakin kuat.

Seiring dengan pertumbuhan media sosial seperti Blog, YouTube, Facebook, Twitter, Slideshare, dan terjangkaunya biaya sambungan internet, para netizen kini semakin ekspresif dalam mengemukakan pendapatnya melalui media Internet. Mereka tidak diatur oleh satu pihak tertentu melainkan menyuarakan pendapat mereka yang mereka yakini. Ketika ada isu yang ‘menyentuh’ mereka, tanpa ‘komando vertikal’ mereka akan berkerumun secara virtual disatukan oleh gagasan-gagasan yang menggelinding cepat dan membuat isu tersebut semakin ‘didengar’. Kasus #IndonesiaUnite ketika pengeboman di Jakarta beberapa saat yang lalu dan #tolakRPMkonten yang cukup heboh menunjukkan pengaruh para netizen.

Netizen tidak bergerak dan bersuara karena uang. Netizen menyuarakan apa yang menjadi nilai mereka dan apa yang mereka anggap bermanfaat dan setiap orang kini memiliki media untuk menyuarakan gagasan yang dapat didengar oleh semua penduduk dunia. Netizen organize the heart.

Saat ini anda mungkin berfikir “ah, jumlah Netizen paling berapa persen sih..“. Tapi ingat perkembangan pengguna internet yang terus membengkak, biaya koneksi yang semakin terjangkau, dll.  Berapa tahun kedepan, berapa banyak citizen yang akan menjadi netizen? Belum lagi kaum muda yang terlahir sebagai digital native?

Kesimpulannya..

Zaman telah berubah dan Youth, Women & Netizen adalah “influencer” yang mempengaruhi Senior, Man & Citizen. Mereka perlu dilibatkan dan ditarget-utamakan dalam strategi marketing. Benar juga kata Pak Hermawan: Pulang dari sini anda pasti berfikir ulang mengenai tiga aspek ini 😀

It was a very interesting & great discussion. Setiap sesi acara sangat oke kecuali kursi saat power lunch yang saya rasa kurang banyak serta waktu diskusi yang kurang panjang (karena sangat serunya). Semoga MarkPlus semakin sering membuat event seperti ini di kota Bandung.

Beberapa hal yang saya sayangkan dari event ini adalah saya catatan di yang saya buat di handphone saya tidak bisa diakses (my bad) dan kemarin saat saya ingin memberi tambahan mengenai netizen, (karena saya rasa ada banyak yang dapat saya tambahkan) diskusinya terlanjur ditutup (dan sayanya juga cukup gugup :p). Ya sudah lah, hal-hal yang saya ketahui mengenai Netizen sudah saya post di bloggingly.

Sekarang giliran anda bersuara: Apa pendapat anda mengenai anatomi Youth, Women dan Netizen dalam New Wave Marketing?