smarter-than-you - actual

Bagaimana seseorang bisa dilabeli “lebih pintar” dari yang lain? Jawabannya sederhana: melebihi rata-rata.

Terkadang kita sukar memberi nilai pada sesuatu. Sesuatu menjadi lebih jelas saat dikontraskan, saat ada pembanding. Ketika seorang guru bertanya kepada seisi kelas tentang sesuatu yang akan dibahas di kelas hari itu dan ternyata ada seorang murid saja yang mampu menjawabnya, secara tidak sadar murid tersebut dilabeli “lebih pintar” oleh seisi kelas karena mengetahui yang seisi kelas tidak ketahui.


Ketika seorang mahasiswa S1 mampu menyelesaikan karya tulis selevel Professor, mahasiswa tersebut luar biasa. Padahal untuk kelas Professor, karya tulis seperti itu biasa saja.

Ketika seorang pelajar SD mampu menyelesaikan soal untuk pelajar SMP, dia dilabeli pintar. Padahal, untuk pelajar SMP, soal tersebut biasa saja.

Ketika seseorang pemuda berusia 19 tahun mampu bersikap, berbicara dan memecahkan masalah seperti pemimpin perusahaan berusia 35 tahun, pemuda tersebut dilabeli hebat. Padahal untuk kelas pemimpin perusahaan berusia 35 tahun, hal seperti itu biasa saja.

Ketika anda datang kekelas setelah membaca materi untuk hari itu sementara pelajar yang lain tidak membacanya sehingga anda mampu menjawab pertanyaan dari materi untuk hari tersebut dengan gemilang, anda dicap “lebih dari yang lain”.

Get what i mean? Ada rata-rata, ada diatas rata-rata. Ketika kita berada diatas rata-rata, entah mengetahui satu kata lebih banyak dari yang lain atau berkemampuan jauh diatas yang lain, anda disebut pintar atau “lebih”.

Jika kita ingin menjadi pintar, ini dia pertanyaannya: sudahkan kita melakukan lebih dari yang lain? Sudahkah kita membaca yang orang lain belum baca?